CHAPTER 4 (Klub Karate)

24 1 0
                                    

Taman Teknik,FT UI.
Terlihat Malviano yang sedang membaca dan Jou yang sedang main HP.

"INO!LIHATTT!LIHAT CEPAT!" ucap Jou kaget setelah melihat sesuatu dari HP-nya.

Ino terusik,namun ia masih terlihat santai. "Tak perlu berisik Jou!Langsung bicara saja!"

"Pendaftaran Karate UI tahun ini ada seribu jiwa!Mahasiswa Baru!Bayangkan!Tahun ini lebih meningkat!Tahun 2021 saja mencapai 907 orang dan sekarang tembus 1 ribu pendaftar,ini semua pasti karenamu!" ucap Jou secara rinci.

Malviano terlihat santai sambil membaca. "Eliminasi lagi!"

Dari jauh terlihat seorang wanita berpenampilan cantik,berparas cantik,dan tinggi menghampiri mereka berdua. Jou dari kejauhan melihatnya dan membereskan buku yang berserakan dan bersiap diri agar terlihat baik dihadapan wanita itu.

"Hai Jou!Hai Ino!" sapa wanita itu.

Malviano diam saja,berbeda dengan Jou yang langsung menyapanya.

"Hai Marina!(Tersenyum)" ucap Jou menyapa balik Marina,wanita yang ia sukai sejak menjadi Maba di UI.

Marina senyum,namun ia menatap Ino yang tak peduli akan siapa yang datang. Ekspresinya memperlihatkan bahwa ia sedih Malviano tidak hangat seperti Jou. "Ino!" panggilnya dengan berani. "Aku mau menyerahkan tugasku yang kemarin,maaf jika belum sempurna!" ucap Marina menyerahkan dokumen.

Malviano menerimanya. "Baik,terimakasih!Untuk sisanya biar aku dan Rafa yang mengerjakan!" ucap Malviano,ia kembali membaca.

Marina masih berdiri,sebenarnya ia berharap Malviano menatapnya dan berbicara apapun sebagai teman..Namun nyatanya tidak sama sekali.

"Ada lagi yang ingin dibicarakan?" tanya Ino melihati Marina.

"Tidak!Terimakasih!" jawab Marina sambil pergi.

Jou tiba-tiba bicara. "Oh iya!Tugasku ketuanya si Tito!Tapi aku sudah mengerjakan tugas ku di kelompok!Aku baru ingat Marina sekelompok denganmu ya!" ucap Jou bicara sendiri.

Marina berjalan terus dan ia kesal karena selama ini ia tak dapat berbicara layaknya sahabat bersama Ino,padahal ia tak seperti mahasiswi lain yang mengejar Malviano. Namun sama saja. Ia menghampiri sepupu-nya, Hera dari prodi Manajemen.

"Bagaimana?apa dia seperi biasanya?" tanya Hera.

"Dia tak pernah berubah,aku harus berusaha..Aku akan mendekatinya tapi dengan cara yang berbeda!" jawab Marina kesal.

Hera menghela nafas,ia benar benar merasa aneh. "Hufft,secantik kamu saja gak dilirik!Aku ingin tahu apa sih tipe idealnya?Dia mau wanita seperti apa?Apa dia tak mau berkeluarga?"

"Sial,sainganku bertambah saja!Mahasiswa Baru 2022!Aku khawatir banget tahun ini!Aku harus benar benar sering bertemu dan berbicara dengannya!Ayo pergi,aku antar kamu!" ucap Marina sambil pergi,diikuti oleh Hera.

--
Latar berubah ke Jembatan Teksas (Jembatan Teknik Sastra) yang menghubungkan FIB ke FEB dan FT.
Terlihat SCY yang sedang berjalan,namun Shan terlihat kurang bersemangat.

"Jembaaatan teksaaas huuuhh akhirnyaaaa!" teriak SCY yang membuat mahasiswa lain bingung.

"Ini keinginanmu kan Shan?Melewati Jembatan Teksas!" ucap Cel dengan ceria.

"Kamu kenapa Shan?" tanya Yo karena Shan terlihat menyembunyikan sesuatu.

Shan menatap Celine dan Yorina dan berkata. "Maafkan aku!" dengan matanya yang berkaca-kaca. "Aku minta maaf karena aku berbohong pada kalian soal Malviano! aku akan berhenti berbohong lagi!" ucap Shan yang merasa bersalah.

Love, Lie and Life.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang