Selamat Datang Di Rumah, Sasuke-kun....

1K 70 1
                                    

Sakura mempercepat langkahnya menyusuri jalan dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Perasaan bahagia tentu saja masih ada bahkan semakin besar setiap kali Sakura memikirkan keberadaan suamianya di rumah sekarang.

ia sudah mendatangi kelas akademi di mana Sarada berada, tapi ternyata anak gadisnya itu sudah lebih dulu pulang ke rumah karena memang jam belajarnya sudah usai.

Berpikir saat ini anak dan suaminya sudah ada di rumah, Sakura mulai memikirkan banyak hal.

'Apa yang sedang mereka bicarakan, ya? Apa Sarada membuatkan makanna untuk Sasuke-kun? Ah, iya, gadis itu sudah jauh lebih pandai memasak sekarang."

Tanpa bisa dibendung Sakura tersenyum seperti orang aneh di sisi jalan, tentu saja masih dengan mempercepat jalannya.

Hingga akhirnya Sakura tiba di depan pintu apartemen sewaannya.

Di sinilah tempat tinggal Sakura dan Sarada selama ia menikah dengan Sasuke.

Karena Sasuke yang sering dan bahkan pernah tidak pulang selama bertahun- tahun, Sakura jadi tidak memikirkan hal jauh mengani rumah. 

Ketika teman seangkataknnya yang sudah menikah, bahkan Naruto sahabatnya sendiri sudah memiliki rumah pribadi. Sakura masih di sana, di apartemen sewaan bersaman putrinya.

Sempat Sakura berpikir untuk tinggal di kediaman Uchiha milik keluarga Sasuke. Saat ini, tanah peninggalan keluaraga itu masih kosong. Akhir-akhir ini juga, Sakura mendengar jika Hokage ke eman sudah mulai membuat jadwal pembersihan khusus di semua sudut tanah Uchiha tersebut. Saat ini pun, Sakura adalah istri Sasuke. Jadi, tidak ada masalah kalau pun Sakura tinggal di sana, kan?

Harusnya begitu, tapi selama menikah dengan Sasuke, pria itu bahkan tak ada di samping Sakura. Dan dirinya bukanlah keturunan murni klan Uchiha. Sakura masih merasa sungkan jika harus seenaknya saja memasuki area tersebut.

Membuang napasnya sedikit kasar, Sakura mulai membuka pintu dengan jantung berdebar.

"Aku pulang!" Sakura berjalan masuk dan kembali emnutup pitnu. Detik berikutnya ia mendengar derap langkah kaki mendekat hingga Sarada muncul di balik sekat tembok yang memisahkan ruangan depan dengan ruangan lainnya.

"Mama! Selamat datang...." 

Gadis remaja dengan rabut hitam turunan Sasuke, dan mata bulat besar turunan Sakura, segera melangkah mendekati mamanya.

"Sudah kuduga, Mama pasti pulang cepat hari ini." Sarada mengedipkan salah satu matanya, seolah tahu apa yang membuat Sakuara bisa pulang cepat dari pekerjaannya. Hal itu sukses membuat Sakura salah tingkah dan berakhir dengan pipinya yang memerah.

"A-ahh, Sarada? Sudah makan malam?" mencoba mengalihkan suasana, Sakura meletakkan sepatu yang ia guanakan di atas rak di dekat pintu. Lalu berjalan menuju ke dalam dengan Sarada di sebelahnya.

"Ya, kebetulan masakan belum matang, Ma. Aku dan Papa sedang menunggu. Mama juga bisa menunggu sembari membrsihkan diri dulu."

Sakura mendengarkan putrinya bicara, namun begitu mereka akan sampai di pintu dapur Sakura menghentikan langkahnya.

"Sarada, maafkan Mama, ya. Sudah merepotkanmu. Mama akan membantu setelah mandi dan bersih-bersih sebentar. Nee?" Sakura tak bisa menahan debaran jantungnya kala mendekatui dapur dan ruang makan di depan sana.

Sasuke pasti ada di meja makan, Sakura belum siap jika harus meluapkan kebahagiannya saat ini, apalagi di depan Sarada. Ia pasti akan mempermalukan dirinya karena terlewat senang nantinya.

Jadilah, Sakura menerima usulan putrinya untuk mandi terlebih dahulu sebelum makan malam siap

Hitung-hitung untuk merilexkan diri.

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang