01

18 2 0
                                    

HAPPY READING

"Yasmine Zinovia! Lo mau gue seret apa gimana?!" Teriakan laki-laki berseragam putih abu itu tak cukup membuat gadis di balik selimut tebal terusik.

Arka, selaku sang kakak berdecak dengan sebal. Ini sudah kesekian kalinya ia memasuki kamar sang adik untuk membangunkan membangunkan Yasmine tapi tidak ada hasil sama sekali.

"Bangun ga Lo!" Kali ini, Arka menaiki kasur adiknya. ia menggunakan kaki kanan untuk menendang-nendang tubuh sang adik hingga akhirnya Yasmine sedikit terganggu dengan perbuatan Arka

"Bang ih! Gue ngantuk bego!" Arka menunduk untuk melihat Yasmine yang berusaha menarik selimutnya lebih tinggi. "Lo yang bego! Ini udah jam 7 gila! Lo mau gue tinggal?"

Bukannya menyahut, justru dengkuran halus milik Yasmine yang masuk pendengarannya. Akhirnya Arka memilih menyerah dan keluar kamar dengan perasaan yang dongkol.

"Loh adeknya mana bang?" Arka mendengus kesal, ia mencomot selembar roti yang berlapis selai coklat kesukaannya. "Arka berangkat duluan ah, males nungguin adek"

Givani selaku sang Ibu mengernyit heran, "loh? Terus adek berangkatnya sama siapa?" Arka mengangkat bahu acuh, tangannya disodorkan untuk menyalami sang Ibu. "Biarin aja Ma, biar dia kapok. Udah ah Arka berangkat dulu, assalamualaikum", jika sudah seperti ini Givani hanya bisa pasrah "waalaikumsalam, hati-hati bang jangan ngebut" Arka hanya berdehem sebagai jawaban dan keluar dari kediamannya.

Sang ibu menggelengkan kepalanya, memiliki anak pertama yang memiliki sifat sabar yang tipis dan anak gadis bungsunya yang lamban membuat dirinya harus punya kesabaran yang tinggi saat-saat terjadi masalah seperti ini.

Tak ingin membuang waktu, sang Ibu bergegas ke lantai dua untuk membangunkan putrinya.

-

"Arka!" Sang pemilik nama menoleh dan mendapati Danes, yang baru saja keluar dari dalam mobil. Arka menghampiri sahabatnya dan berjabat tangan yang sudah menjadi tradisi dalam pertemanan pria.

"Adek Lo ga sekolah?" tanya Danes sembari melihat kedalam mobil membuat Arka mendengus, sahabatnya ini terus saja menanyakan sang adik kepada dirinya. "ck, Lo kalau demen sama adek gue langsung jedor aja deh Dan, gue bosen ditanyain mulu sama Lo" kini giliran Danes yang mendengus disertai decakan "ya kalau ga sama Lo, sama siapa lagi. Ya kali gue tanya sama emak Lo, bisa di hajar gue sama bapak Sean"

"Tenang Dan, bokap gue kan lagi tugas" ucap Arka sembari menepuk pundaknya Danes. "wahh parah Lo Ka, emang Lo mau punya bapak tiri kek gue?" Arka seketika mendelik tajam " OGAH ANYING!"

Danes tergelak di samping Arka. Ingin sekali Arka menempeleng kepala Danes, tapi ia ingat masih pagi untuk melakukan penistaan.

"Bang Arak!"

Satu lagi yang membuat Arka ingin menelan manusia hidup-hidup. Dihadapannya kini menampakan sosok Azriel yang kerap disapa Jiel, dengan wajah cerianya. Bocah tiang itu merupakan sahabat sang adik. "Lu udah pernah gue kentutin belom sih?" Azriel tak menghiraukan gertakan kakak dari sahabatnya, ia justru menoleh pada Danes yang terlihat lelah tertawa.

"Bang ngapa lesehan di tanah, kotor tau. Eh iya bang Arak, Jas-" sebelum menyelesaikan ucapannya, Arka segera berlalu dari sana. Tentu saja membuat ia berdecak dan menoleh pada Danes yang menepuk pundaknya.

"Penistaan yang bagus" sama seperti Arka, Danes pergi begitu saja meninggalkan Azriel yang sekarang benar-benar kesal.

Danes sedikit berlari untuk menyusul Arka. Karena belum puas membuat Arka emosi pagi ini, Danes berlari lebih cepat dan melewati Yudha setelah menepuk kencang punggung lelaki itu "Lama Lo Arak!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M not PERFECT || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang