First 'heat'

1.5K 126 9
                                    


.
.
.
.
.
.


*Hinata POV

Kami kembali ke tempat tadi dan membereskan beberapa hal.

"Apa kau masih ingin menunggu Kenma?" Tanya Kageyama.

"Iya" jawabku sambil melihat pesan yang masih belum dibaca.

"Sepertinya aku akan pulang lebih dulu saja."

"Kenapa?" Tanyaku. Apa mungkin dia masih cemburu?

"Kupikir, kalian pasti butuh privasi. Aku percaya padamu Hinata. Dan aku yakin Kenma juga bukan orang yang seperti itu. Karena kalau dia ingin memiliki mu, dia pasti sudah bergerak dari dulu. Aku percaya pada kalian." Jawab Kageyama seraya merapikan barangnya, hendak pergi.

"Em, terimakasih?"

"Haha, tak usah canggung begitu. Aku percaya padamu Hinata. Ya sudah, aku pergi ya. Jangan terlalu lama menunggu nya, cuaca mulai dingin." Kageyama pun beranjak pergi.

"Ya hati-hati di jalan."

Aku yang sendirian ditinggalkan bingung harus apa. Kata-kata Kageyama sedikit membebaniku. Kepercayaan tak berdasar itu agak dalam maknanya. Tapi, kurasa aku memang tidak akan selingkuh dengan Kenma. Toh bagi Kenma aku ini hanya teman baik. Tidak lebih dari sahabat. Sikapnya yang selalu menjaga ku terlihat seperti sosok kakak yang tak pernah kumiliki.

Sudah pukul enam, Kenma masih belum membaca pesanku. Apa mungkin dia marah karena kutanya tentangnya?
Ah tidak, aku yakin dia pasti datang.

Humm, permainan tadi membuatku sedikit lelah. Mungkin tak apa kalo aku rebahan sebentar. Siapa tau sebentar lagi Kenma datang.

Aku tidak tau apa-apa setelah jatuh tidur. Hanya saja, aku sayup-sayup mendengar suara Kenma.

Dia sudah datang?

Kenapa mataku berat sekali?

Kepala ku pusing. Ugh, rasanya ada yang menggendong ku. Apa itu Kenma? Apa aku ketiduran lagi?

Kenapa aku merasa pening begini? Apa ini efek samping karena permainan tadi?
Akh, entahah. Aku tak tau. Bahkan suaraku tidak bisa keluar.

Dingin. Ada sesuatu di kepalaku. Ukh, kepalaku sakit. Tapi kurasa sekarang sudah mendingan. Akhirnya aku bisa membuka mata. Kenma? Ah, aku di kamar Kenma. Mungkin ketika aku ketiduran Kenma menggendong ku ke sini. Lagi-lagi aku merepotkan Kenma.

Aku lumayan sering main di rumah Kenma. Sebab rumahnya dekat dari sekolah dan dia pun sendirian di rumah. Kalo ada acara klub sampai malam, aku selalu menginap di sini. Bersama Kageyama tentunya. Kenma tinggal sendiri sejak masuk SMA. Ortunya di Tokyo, bekerja. Dia tidak mengatakan alasannya tinggal di sini. Aku juga tidak mau bertanya, takut itu privasi. Tapi setiap hari, selalu ada orang yang datang mengurus rumahnya. Sepertinya dia orang kaya. Hehe.

Saat Kenma menyentuh tanganku, aku merasakan sesuatu yang aneh. Memang kadang aku berdebar saat skinship dengan Kenma, tapi ini lain. Rasanya, mirip-mirip dengan sensai disentuh oleh Kageyama tadi. Tapi yang ini rasanya sangat jelas.

Ughh, tidak. Perasaan ini, aroma ini. Sekarang aku ingat. Ini aroma yang mengelilingi ku dari aroma milik Kageyama. Oh tidak. Dadaku berdebar, napas ku sesak. Ahh, aku, aku, aku rasa aku tau apa ini. Gawat, kalo memang ternyata Kenma adalah seorang alpha, ini berbahaya bagiku untuk mengalami heat pertama di sekitarnya.

Tapi kenapa Kenma? Saat bersama Kageyama tadi aku tidak merasa seperti ini. Mungkinkah karena aku telah melakukan hal tadi jadi berefek sekarang?

Ugh, bodo amat. Aku harus pergi. Aku harus menjauh dari Kenma.

Angel Baby ⚠️Bl++HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang