𝐩𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠𝐮𝐞

394 104 818
                                    

|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
𝑹𝒆𝒕𝒊𝒔𝒍𝒂𝒚𝒂










×÷×

Terkadang, ada hal yang sukses membuatku melayang tinggi seolah tak memiliki tempat untuk berpijak.

"Ren, gue mau investasi ke lo."

Lantas aku terdiam, suaranya kali ini terdengar tulus dan serius tak seperti biasanya.

"Maksud lo?" tanyaku kebingungan.

"Gue mau invetasiin sebelah mata gue ke lo."

Lalu suara kicauan burung kesayangan milik bang Haechan tiba-tiba terdiam, seolah-olah tengah ikut penasaran dengan apa yang di katakan pria di hadapanku ini.

"Gue bener-bener pengen liat lo bisa liat," ia kembali bersuara, namun kali ini terdengar lebih serius.

"Gue bisa kasih sebelah mata gue ke lo, atau ga dua-duanya juga boleh buat lo."

"Jangan lo yang buta, biar gue aja."

Aku geming, tak tahu harus menjawab apa.

"Lo harus liat gimana indahnya dunia ini, lo harus liat muka lo yang paling cantik sejagat komplek, lo juga harus liat kegantengan abang-abang lo."

"Dan lo harus liat, muka gue yang paling ganteng di antara dunia ini."

"Dua dunia? Dunia apa aja?" pertanyaan bodohku keluar begitu saja di kala suasana yang serius ini.

"Dunia mimpi sama dunia hewan."

Lalu suara kucing Kak Jaehyun yang tengah mengeong manja tiba-tiba terdiam, mungkin ia kesal.

"CK GUE KIRA APA!"

"Eh tapi serius."

"Serius apanya jancok? Daritadi becanda terus!"

"Hey denger dulu, tadinya sempet serius tapi barusan becanda, sekarang gue mode serius lagi nih."

"Sumpah, lo harus bisa liat, gue rela kalo gue yang gak bisa liat dan gantiin posisi lo, gue rela demi apapun."

Lalu setelah ia mengatakan itu, aku merasakan ia yang mulai menggengam tanganku.

"Denger baik-baik, gue bakal berusaha semaksimal mungkin buat cari cara supaya lo bisa liat, gue gak akan pernah nyerah."

Letupan kecil di hati kini kian membesar, sang hati tengah menjadi diktator dan mengalahkan logika.

Karena ia selalu mendatangiku dengan penuh warna layaknya pelangi, walaupun aku tak pernah melihat bagaimana itu pelangi, namun aku percaya bahwa pelangi itu indah.

Sama seperti kehadirannya.















𝚁 𝙴 𝚃 𝙸 𝚂 𝙻 𝙰 𝚈 𝙰





















Retislaya || 𝐇𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫𝐲 𝐖𝐚𝐲𝐕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang