25

2.1K 196 19
                                    

Happy Reading!!

Tidak tau sudah berapa kali keduanya mengucap syukur. Shani masih setia memeluk erat pinggang Gracia, Tangan Shani mengelus dengan lembut helaian rambut gadis itu. Rasa penyesalan selalu ada dalam benaknya karena tidak bisa ada disamping gadis itu disaat kelulusan sekolahnya.

"Terima kasih untuk semuanya, Terima kasih karena kamu udah mau kembali!"

"Aku gak akan ninggalin kamu apalagi ngelepasin kamu, maaf karena aku gak bisa nemenin kamu waktu lulus dari SMA. Aku gak tau gimana bisa kamu bertahan sampai detik ini. Waktu aku gak ada disamping kamu pasti berat kan?"

"Aku gak pernah ngeluh karena mereka adalah penyemangatku saat kamu pergi, jangan pergi lagi ya! Kalo kamu ninggalin aku lagi aku bakalan nikah sama orang lain!"

"Aku bakal bunuh dia dulu sebelum kamu dinikahin!"Jawab Shani dan berdiri mencium seluruh wajah Gracia, Tidak ada kesedihan lagi perasaan mereka sama-sama bahagia dan semoga ini awal yang indah bagi mereka.

"Kalo nanti kita nikah terus punya anak, kira-kira kamu mau nya cewek atau cowok?"

"Cowok!"

"Aku maunya cewek!"

"Aku juga suka kalo cewek aku jadi punya tiga cewek! Tapi apapun gender mereka tetap jadi milikku, milik kita sayang! Mereka adalah hadiah dari Tuhan yang tidak pernah aku lupakan! Aku akan mencintai dan menyayangi mereka seperti aku mencintai kamu!"Ucap Shani sembari tersenyum manis begitupun dengan Gracia.

"Aku belum mandi, kamu gak bau apa cium aku terus?"

"Wangi kok, yuk kita mandi bareng!"

"Enggak! Kamu udah mandi kan? Sekarang tunggu aku dibawah!"

"Mandi bareng ya sayang! Udah lama!"Ucap Shani dengan nada manja membuat Gracia mengangguk begitu saja.

Setelah melakukan mandi bersama, hanya mandi bersama tidak aneh-aneh karena Shani tidak mungkin menyentuh Gracia karena ia juga tau batasan. Tapi sedari tadi Shani tersenyum tidak jelas membuat Gracia takut sendiri. Padahal senyuman Shani itu mempunyai arti tersendiri.

"Kenapa dari tadi senyum-senyum gak jelas?"Tanya Gracia sambil menyisir rambutnya, melihat pantulan Shani dari kaca.

"Enggak, Ayo sayang Mama pasti udah menggerutu karena kita kelamaan disini!"Jawab Shani, Mungkin pagi ini sarapan akan terasa begitu damai karena keluarga mereka kembali berkumpul. Meskipun Kinal sudah pergi dan tidak bisa ikut sarapan dipagi hari.

...

Terlihat tiga orang perempuan tersenyum puas melihat orang yang ditunggu sedari tadi bangun. Desy, Jinan dan Okta sedang berada diruangan tertutup diluar sudah ada anak buah mereka yang menjaga.

Laki-laki lebih tua dari mereka baru saja sadar menelan salivanya dengan kasar, Bahkan untuk bergerak pun badannya terasa kaku. Tubuhnya seolah membeku melihat senyum iblis Desy, Jinan dan Okta.

Boy, Dokter yang bekerja sama dengan Nadse. Kini kedua orang biadab itu sudah berada didepan mereka bertiga.

Memang mereka berada dalam satu ruangan yang sama namun hanya dibatasi oleh kelambu yang dimana Desy yang akan bermain dengan Nadse dan Okta serta Jinan yang bermain dengan dokter biadab itu. Setelah mereka bangun Okta dan Jinan langsung menyeret dokter itu menjauh dari Nadse. Okta menatap dokter itu dengan tajam lalu Jinan menendang perut dokter itu dengan sangat kencang.

"Gimana rasanya dok? Sakit? Udah puas lo main-main sama sahabat kita?"Ucap Desy dengan tajam mungkin masih terdengar ditelinga Nadse karena sedari tadi Nadse berteriak dan minta dilepaskan.

Jika Aku DipelukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang