Bab 14

81 14 2
                                    

"Apa ini, Pak?" tanya Lyodra menatap bingung amplop ditangannya.

"Itu surat pernyataan pindah sekolah!"

"Maaf karena butuh waktu lama untuk mengurusnya!" ucap Pak Ramli.

"Maaf, Pak! Maksudnya, saya nggak bisa sekolah disini lagi?" tanya Lyodra.

Pak Ramli menautkan alisnya.

"Apa kamu tidak tahu? 2 bulan lalu, Ayah kamu sendiri yang mengajukan permohonan untuk pindah sekolah!"

"Ayah?"

______________

Lyodra berjalan pulang dengan gontai. Berkali-kali Lyodra kehilangan keseimbangan karena kakinya tersandung kerikil.

Saat melewati sebuah taman, netra Lyodra menyipit saat melihat sepasang kekasih yang sedang duduk dikursi sembari memakan eskrim.

"Ternyata benar, sebuah persahabatan tidak lagi berarti, jika salah satunya mempunyai kekasih!" gumam Lyodra menghapus air matanya.

Tak ingin bertambah sakit, Lyodra melanjutkan langkahnya. Tanpa disadari, sedari tadi Lion juga ikut memperhatikan Lyodra.

'Apa dia lagi ada masalah? Apa dia kayak gitu karena gue?' batin Lion.

"Lion, kok ngelamun? Itu eskrim kamu meleleh!" seru Aurel.

"Sorry,"

Sebenarnya, Lion ingin meminta maaf kepada Lyodra atas sikapnya tadi. Namun, lagi-lagi janjinya kepada Aurel untuk menjaga jarak dari Lyodra selalu terlintas.

'Maaf, Ly! Tadi gue nggak bermaksud!' Lion menghela nafas panjang.

____________

Sesampainya dirumah, Lyodra langsung masuk ke ruang kerja Yudha. Terlihat Yudha yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Ayah sedang sibuk?"

Seketika Yudha menghentikan aktivitasnya dan menatap Lyodra.

"Kamu sudah pulang? Maaf Ayah tidak tahu! Ayah harus menyelesaikan beberapa berkas!" ucap Yudha dan kembali pada mode sibuk.

"Apa karena Ayah akan pergi, jadi Ayah kejar target untuk menyelesaikan pekerjaan?"

"Maksud kamu?"

Lyodra meletakan amplop itu dimeja Yudha.

"Kenapa Ayah tidak memberitahu Lyo, kalau Ayah mengajukan permohonan untuk Lyo pindah sekolah?"

"Jika Ayah memberitahumu, apa kamu akan setuju? Ayah rasa tidak!"

"Apa alasannya, Ayah? Oh, jangan-jangan Ayah ingin Lyo pindah sekolah supaya Lyo bisa ngejalanin perawatan yang layak?" tebak Lyodra.

"Iya! Ayah sudah menemukan rumah sakit di Jerman yang bisa menangani penyakitmu!" jawab Yudha.

Lyodra terdiam. Jerman?

"Bersiaplah! Besok kita akan berangkat!" ucap Yudha.

Lyodra menghela nafas dan meninggalkan ruangan Yudha.

"Besok? Berarti aku tidak mempunyai banyak waktu untuk berpamitan dengan teman-teman," gumam Lyodra.

🍃🍃🍃

"Jerman?"

Pagi ini Lyodra, Danies dan Arga sedang berada di taman. Lyodra menyampaikan tentang kepergiannya ke Jerman.

"Lo seriusan mau ninggalin gue, Ly?" tanya Danies tak dapat menyembunyikan kesedihannya.

"Maaf, Danies! Gue aja juga nggak tau, tiba-tiba Ayah dateng ke sekolah! Dan, nanti malam, pesawat kami berangkat!" ucap Lyodra.

"Apa alasannya?"

"Ayah pengen bangun bisnis disana!" dusta Lyodra.

Lyodra dan Danies berpelukan. Terdengar suara isakan diantara keduanya.

"Lo baik-baik disini ya? Gue bakal sering nelepon!" ucap Lyodra.

"Lo juga, Ly! Baik-baik disana! Jangan sampe pilek!" Danies menghapus air mata Lyodra.

Lyodra beralih menatap Arga yang tersenyum.

"Arga, makasih lo udah mau jadi temen gue!"

Arga merentangkan kedua tangannya dan Lyodra langsung menghambur kedalam pelukan Arga.

"Lo baik-baik disana ya? Jangan lupa kasih kabar gue! Kapanpun, lo harus ngasih kabar!" ucap Arga mengelus rambut hitam Lyodra.

Gue cinta banget sama lo, Ly! Tapi gue nggak punya keberanian untuk ngungkapin, bahkan sampai lo mau pergi jauh!~ batin Arga.

"Ly, lo udah ngasih tau Lion belum?" tanya Danies.

Only Me (Lion x Lyodra) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang