Lyon menatap malas pada daddy-nya Liam yang kini tengah memangkunya layaknya seorang bayi dan itu terjadi selama 1 jam lebih,ia tak masalah hanya saja Daddy nya itu bukan sekedar memangku tapi juga mencium pipi nya membuat lyon tak fokus pada film kesukaannya,Pororo.
"Apa seekor pinguin lebih menarik dari ayahmu ini"tanya Liam yang sedikit jengkel pada putranya
Lyon tak menjawab namun anggukan kepala ia berikan sebagai jawaban pada Liam,Liam yang melihat itu dengan kesalnya mematikan tayangan itu yang membuat Lyon menatap tajam pada Liam
"Kenapa"tanya Liam dengan alis terangkat dan jangan lupakan wajah tanpa dosanya yang mampu membuat siapa saja kesal seperti saat ini Lyon dengan polosnya memukul lengan Liam dengan sedikit keras tentu pukulan itu akan meninggalkan jejak kemerahan terlihat dari Liam yang sedikit meringis kesakitan
"Kau menyebalkan dad"sungut Lyon lalu melepaskan dirinya dari pangkuan Liam,setelah lepas ia melangkahkan kakinya berjalan menuju kamar tidurnya terlalu malas menghadapi sikap ayah barunya yang menyebalkan
Lyon terus berjalan menghiraukan panggilan Liam yang menyuruhnya untuk berbalik,ia tak takut pada tatapan tajam Liam atau kata kata nya yang menusuk ke hati,baginya Liam tak ada apa apanya,ia tak takut hanya ada 1 pria yang mampu membuatnya mengeluarkan keringat dingin sebesar jagung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Tuan muda"panggil Haris ketika mendapati tuan mudanya yang tengah melamun di kursi gantung yang berada di balkon kamarnya
Lyon menoleh sebelah alisnya terangkat tanda bertanya, Haris yang melihat respon tuan mudanya
berbicara dengan sedikit
membungkuk"tuan vernando memanggil tuan muda untuk makan malam"Lagi Lyon tak menggubris ucapan Haris yang mulai sekarang manjadi bodyguard atau pengasuhnya,ntah lah ia tak tahu.Merentangkan tanda ia meminta untuk di gendong tentu saja harus dengan senang hati menuruti kemauan tuan mudanya itu
Setelah sampai di ruang makan Lyon melihat ada 3 pria dengan usia yang berbeda beda,2 di antaranya adalah Liam dan Niel tapi siapa pemuda yang kini tengah menatap Lyon dengan pandangan berbinar itu
"Apa itu adikku dad"seru pemuda itu yang kini tengah menuntut penjelasan dari Liam
"Kau bisa melihatnya sendiri bukan zergio"balas liam dengan acuhnya namun pandangan terus menatap pada putra bungsunya yang kini mengeluarkan aura permusuhan untuk Liam
"Apa kau masih marah"tanya Liam yang merasa tak enak akan hawa yang di keluarkan oleh Lyon
Lyon terdiam netranya menatap pada sang kakak sulung berharap ia mengerti jika dirinya ingin di pangku oleh dirinya
Niel yang melihat tatapan Lyon pun dengan senang hati memangku bocah gembul itu,ia melihat ke arah Liam dan tersenyum mengejek
"Kak berikan dia padaku,aku juga ingin memangkunya"ucap Gerzio putra kedua Liam yang memiliki sikap hangat di antara mereka bertiga tentu sikap hangatnya hanya ia berikan pada keluarganya
"Kau tak memiliki hak"balas Niel dengan menyuapi Lyon
Zergio atau gio ia hanya menatap tajam pada kakaknya,ia juga ingin dekat dengan adik bungsunya apalagi ketika melihat wajah adiknya yang mirip dengan ibunya tapi kenapa sikapnya seperti Liam ayahnya
Makan malam berjalan dengan hening,tak ada canda gurau tapi siapa saja tahu ada sebuah kehangatan di dalamnya seperti Niel yang menyuapi Lyon dan Liam yang sesekali membersihkan sisa makanan di bibir Lyon
Lalu Gio?ia hanya bisa melihat pemandangan harmonis di depannya karna posisinya saat ini berada di hadapan Niel yang tentu saja ia tak bisa mendapatkan kesempatan untuk berdekat dengan adiknya
.
.
.
.
.
.
.
."Apa aku akan sekolah"tanya Lyon menghentikan aktifitas keluarga Astaroth
Seperti Liam yang tengah mengerjakan dokumen di komputer nya,Niel yang tengah mengusap lembut rambut halus Lyon dan ada juga Gio yang bermain game di handphone nya,saat ini posisi mereka berempat tengah berada di ruang keluarga,sebuah kegiatan yang wajib setelah mereka melaksanakan makan malam, berkumpul.
"Kau bisa melakukan apapun yang kau mau"balas Liam
Lyon menatap Liam dengan
pandangan aneh,apa maksud dari ucapan manusia tua itu?apa maksudnya ia tak perlu sekolah dan menjadi pengangguran begitu?ohk tentu saja ia mau,tapi tak mungkin bukan ia menjadi pengangguran sampai akhir hayat tapi tak masalah jika uang terus mengalir di ATM nya xixixiix
"Apapun"beo Lyon dengan kepala menunduk seraya sedikit berpikir, wajah berpikirnya mampu membuat siapa saja gemas seperti
"Apapun,apapun yang kau mau maka kami akan memberikannya"sahut Niel dengan memeluk erat Lyon
"Sungguh"ucap Lyon memastikan ucapan kakak sulungnya itu,kepalanya yang sedari tadi menunduk kita terlihat jelas di mata Niel apalagi mata bulat itu memancarkan Kilauan bintang yang menyilaukan
"Yah,apa kau tak percaya"
Lyon mengangguk paham"aku percaya,tapi bisakah pria itu berhenti menatap ke arahku"lanjut Lyon dengan menatap jengah pada kakak tengahnya yang sedari tadi terus menatap dirinya seakan akan dirinya adalah fenomena yang akan hilang jika berkedip saja
Niel langsung menatap pada adik tengahnya dengan mata elangnya,
tentu saja Gio langsung takut apalagi bukan hanya Niel tapi juga Liam yang tengah menatap tajam dirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLLYON BILE{Slow Update)
Teen FictionTransmigrasi dah itu aja nggak perlu bahas p×l langsung baca aja capcus~