Enkyori Renai

887 81 8
                                    

Sana dan Dahyun adalah sepasang kekasih yang harus terpisah jarak karena merebaknya virus Covid-19 pada akhir tahun 2019. Dahyun adalah seorang mahasiswi NYU Tisch School of the Arts jurusan Film dan Televisi. Sedangkan Sana adalah seorang mahasiswi Ekonomi Bisnis Universitas Tokyo.

Sebelum virus merebak, setiap liburan musim panas atau liburan akhir semester, baik Dahyun dan Sana selalu berdiskusi di mana mereka akan bertemu. Di Korea Selatan, di Jepang, atau di New York.

Namun, setelah kedua negara melakukan lockdown, hal itu mengharuskan mereka untuk tetap di rumah dan diperbolehkan keluar hanya untuk membeli kebutuhan esensial. Penerbangan lokal maupun internasional pun dilarang di kedua negara dan itu membuat Sana dan Dahyun tidak dapat bertemu secara langsung.

Sejak saat itulah, setiap minggunya, baik Sana dan Dahyun meluangkan waktu mereka hanya sekadar untuk melakukan vidcon untuk melepaskan rindu satu sama lain. Dan sudah hampir dua tahun mereka melakukannya.

Hari ini memasuki bulan Oktober, yang mana kedua negara sedang mengalami musim gugur. Musim yang tepat untuk bertamasya bersama orang terkasih. Namun, hal itu tidak dapat dilakukan oleh Dahyun dan Sana karena jarak yang memisahkan mereka.

Sebagai gantinya, tentu saja, mereka melakukan vidcon.

"Hyun-ie, kenapa kamu tidak menyalakan kameranya?" ucap Sana ketika dia dan Dahyun memulai melakukan vidcon.

"Wajahku sedang banyak jerawat. Aku tidak ingin kamu melihat diriku yang jelek ini," bohong Dahyun. Sejujurnya Dahyun sedang demam dan tentu saja wajahnya sedang pucat, ia tidak ingin membuat Sana khawatir akan keadaannya.

"Benarkah? Kamu tidak berbohong, 'kan?"

"Untuk apa aku berbohong pada kekasihku sendiri."

"Tapi suaramu pun sedang sengau, Hyun-ie."

"Percayalah Sana, aku tidak apa-apa. Jangan khawatir, ya. Ngomong-ngomong bagaimana harimu, Sana?" tanya Dahyun mengalihkan pembicaraan.

Dahyun melihat Sana melalui layar pun tahu bahwa kekasihnya itu mengalami hal yang tidak mengenakkan.

"Kamu sedang mengalami hari yang buruk ya?" tanya Dahyun sekali lagi.

Sana hanya mengangguk.

"Ada apa?"

"Judul penelitianku ditolak oleh Prof. Agasa, dosen pembimbingku. Kata beliau judul penelitianku sudah terlalu mainstream."

"Sana, maaf aku tidak bermaksud."

Sana yang mendengar suara kekasihnya itu tersenyum. "Untuk apa kamu meminta maaf, Hyun-ie? Sejujurnya, aku justru berterima kasih sama kamu karena sudah bertanya. Aku sudah mencari judul penelitian yang lain. Kamu tidak perlu khawatir. Kekasihmu ini kan cerdas," ucap Sana dengan bercanda

"Hahaha, Sana? Kamu tidak apa-apa, 'kan? Tumben sekali kamu percaya diri seperti itu"

"Aku baik-baik saja, Hyun-ie. Hehehe."

Dahyun bahagia melihat kekasihnya itu masih dapat tertawa meskipun sedang mengalami hari yang buruk.

"Sekarang, aku yang bertanya. Bagaimana denganmu, Hyun-ie?"

Ah, sial. Kenapa Sana harus balik bertanya

Dahyun terdiam menyiapkan skenario di otaknya agar Sana tidak khawatir.

"Aku tidak ingin kamu berbohong, ya Hyun-ie." ucap Sana seolah mendengar kata hati Dahyun.

"Aku dan tim sedang mengalami kesulitan finanasial. Kami membutuhkan dana yang lumayan besar untuk membuat film. Film yang kami buat nantinya akan dijadikan sebagai syarat kelulusan kami. Atau bisa dibilang, film ini sama seperti tesis di jurusanmu," ucap Dahyun sedikit mendesah di akhir.

Anthology: MiHyun & SaiDaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang