Glaubst du an Schicksal?

586 56 2
                                    

"Sayang" suara lembut Jaehyun menerpa relung lubuk hati Kim Doyoung, yang sudah hampir dua minggu, hilang tanpa kabar.
"Apa" jawabnya ketus, kesal, dan tentu saja. Dia marah—
"Apa kabar?" Pertanyaan konyol Jaehyun tersengar menjengahkan rupanya bagi sosok Kim Doyoung saat ini.
"Baik" tentu saja, jawaban apa lagi yg kau harapkan Jung Jaehyun?
"Kamu marah?" Apakah ini pertanyaan konyol lain yg bisa Jaehyun lontarkan saat ini?
Hening.
Tampaknya tak ada jawaban, hanya ada suara deru nafas yang Jaehyun dengar.
"Hey, sayang. I'm here. Maaf, aku baru sempet kabarin kamu. Tadi—"
"Jae" potongnya cepat
"Iya, sayang?" Respon Jaehyun lembut
"Kita.. udahan ya?"
Kembali Hening. Jaehyun belum bisa menjawab, apa lagi menyangkal, bahkan untuk mencerna kalimat tersebut saja Jaehyun membutuhkan wakru beberapa menit untuk berpikir. Jaehyun menghela nafas, —bukan ini yang dia harapkan.

"Secepat ini? Di Anniv kita?" Doyoung hanya terdiam. Ini pukul 00:23 dini hari, sudah lewat satu hari peringatan anniversary mereka.
"It was, haha" lanjut Jaehyun ketika sadar, dengan tawa hambar. Doyoung masih terpaku, entah lawan bicaranya ini sudah mulai terdengar

"Okay.. sorry. I know... kamu, pasti udah lama nahan ini kan? Maaf, aku memang sebodoh itu, sampai lupa dan selalu buat kamu nunggu. Aku terlalu sibuk dengan duniaku, pekerjaanku, obsesiku akan karirku. Maaf..
I think I'm the wrost boyfriend ever for you. Mana ada yg tahan ditinggal berminggu-minggu tanpa kabar, kan? 
Maafin aku, kalau kamu mau kita udahan, I'll let you go. Aku juga bakal coba jaga jarak sama kamu. Maybe biar aku juga gak kepikiran kamu?
Pesan aku, kamu jangan nangis ya? Kalau bisa cari pengganti yang lebih baik dari aku, peduli dan sayang sama kamu, yang jelas bukan workaholic sepertiku. Jangan juga cari pengganti seperti mantanmu yang penuh drama itu! Kapan-kapan, aku bakal sapa kamu, buat cek keadaan kamu.. itu pun kalau kamu masih izinin aku buat nyapa kamu"

Doyoung masih terdiam.
Mendengar dengan seksama. Dan tentu saja, dia sedang menangis tanpa suara.

"Halo? Sayang.. you there?" Suara di balik telefon itu menusuk pendengaran Doyoung.

"No answer?" Doyoung masih terdiam.

"Jae"

"Ya"

"Maaf Jae. I have my own limits . Aku cape pura pura bego. Kamu kasih kabar sehari aja susah, cukup luangin waktu kasih kabar beberapa menit aja.. ga ada. Aku cuman pengen di hargai, eksistensiku di akui. Daripada gini terus, kita mending udahan ya? Kamu juga bisa fokus sama kehidupan kerja kamu. Ga perlu kena omel aku lagi gara-gara kamu sibuk. Kamu bisa lakuin apapun yg kamu mau, aku ga bakal ngomelin kamu lagi. Sukses buat karir kamu ya? Aku ga bakal gangguin kamu lagi"
Doyoung terdiam sejenak, menghela nafas.

"Kamu bilang jangan nangis kan?  Aku lagi nangis"

Keduanya kembali terdiam. Hanya deru nafas dan suara isak tertahan yang Jaehyun dengar.

"Sayang.." Jaehyun mulai bersua.

"I'm not your sayang anymore. Shut the f*ck up!" Umpat Doyoung kesal. Lalu mematikan sambungan telfonnya secara sepihak.


































🎃🎃🎃
Glaubst du an Schicksal?
(do you believe in fate?)

Tbc.

Note: hey! Long time no see! 🎃 Udah lama banget ga nulis.. kaku banget rasanya, aneh 😭 ini aku nulis juga karna iseng gabut gajelas.. makannya tulisannya juga ga jelas 😭✌🏻
Nanti aku lanjut kalo aku lagi gajelas 🥹✌🏻
See ya!

Oh iya, aku mau cari mutual juga di sini.. siapa mau temenan sama aku di twitter? 🥹☝️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang