Keesokan harinya, Haruto meliburkan diri untuk berangkat sekolah alasannya karena dia tiba-tiba badannya panas yang membuat Mama Watanabe memutuskan untuk mengizinkan anak lelakinya itu tak hadir sekolah.
Satu yang membuat Mama Watanabe agak kesal dengan Haruto yang sakit yaitu manja, anaknya itu bisa-bisa melebihi Airi manja nya. Tapi seneng juga, Haruto itu dari kecil jarang manja-manja ke beliau.
Dengan cepat Mama Watanabe membawa semangkuk bubur dengan potongan wortel di dalamnya, bubur yang pasti akan Haruto sukai. Begitu membuka pintu putih kamar anaknya, Mama melihat tubuh Haruto yang tergulung tebalnya selimut.
"Aduh, anak gantengnya Mama sakit. Ko bisa sakit si bang, perasaan kemarin masih ketawa-ketawa deh." Kata Mama sembari membantu Haruto bersandar.
Haruto mengedikkan bahunya. "Gatau, tapi kayanya sakit gara-gara abis liat setan deh. Tapi ya Ma setannya cantik ih."
"Kalo kata Nenek mu, biasanya yang kaya gitu mau minta tolong."
Dengan melebarkan mulutnya, menerima sesendok bubur yang Mama berikan Haruto berfikir. "Minta tolong apa ya...." Rancau nya.
Mama terus menyuapi bubur buatannya sampai tak tersisa di dalam mangkuk, lalu memberikan obat yang sudah ada sejak tadi diatas nakas kamar anak lelakinya itu. Lalu berlalu meninggalkan Haruto yang masih berfikir tentang tujuan hantu cantik itu.
"Tuh setan mau minta bantuan apa si."
"Kamu tau kalo aku mau minta bantuan?"
Suara terdengar oleh rungu Haruto, membuat bulu kuduk nya merinding, sebab Mama sudah keluar. Di toleh kesamping kanan, lalu kiri dan ada sosok yang dia temui di perpustakaan sekolah. Haruto mau nangis.
"Kenapa lo bisa sampe sini setan?!!!" Tanya Haruto sedikit keras.
Hantu itu mendudukkan dirinya pada sisi kasur Haruto. "Bisa lah, aku kan hantu. Tapi aku bingung deh Ruto, kenapa aku bisa megang kamu ya, padahal kalo aku mau meluk Mama aja ga bisa. Selalu nembus."
"Mana gue tahu, plis deh jangan hantuin gue."
"Boleh aja si, tapi bantuin aku buat ngomong sesuatu ke Mama, tentang kematian aku." Katanya sambil tersenyum yang mana ngebuat Haruto sedikit terdiam, sangat manis.
"Tapi beberapa minggu ini Mama ikut Papa trip bisnis." Lanjutnya.
Dengan tangan yang memegang kepalanya Haruto ngomong. "Yaudah nanti gue bantuin deh, sekarang mending balik ke alam lo. Ya gue akui lo cakep banget Won, tapi gue sadar lo setan."
"Gini-gini dulu aku primadona sekolah ya."
"Ya itukan dulu setan."
"Haruto kamu ngomong sama siapa?" Tanya Mama yang kebetulan lewat kamar Haruto dan mendengar suara bising anaknya itu.
"Sama se--- Jeongwoo Ma."
Lalu keduanya hening, Haruto sesekali memperhatikan Wonyoung yang masih saja diam duduk di sisi kasurnya. Bingung kenapa hantu itu ga mau beranjak sama sekali sedari tadi.
Paham yang di pikirkan Haruto, Wonyoung langsung menoleh. "Nanti aku bakal balik ke sekolah ko, tenang aja. Sekarang mau disini, di sekolah banyak hantu jelek. Aku ga suka."
"Tapi gue mau mandi elah."
"Ya tinggal mandi aja apa susahnya, aku ga bakalan ngintip. Badanmu jelek gitu."
"Ga gue bantuin lo."
Wonyoung menyengir, membuat pipi gembilnya mengembang. "Bercanda Ruto."
Ga tau mengapa setiap hantu cantik di depannya ini memanggil dirinya Ruto, selalu ada desiran di hatinya dan Haruto selalu menggelengkan kepalanya. "Gue ga boleh suka sama setan, amit-amit." Gumamnya sambil beranjak dan jalan dengan pelan ke dalam kamar mandi.
"Haruto, coba kamu inget siapa aku, huft."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Ghost; Travicky
FanfictionWonyoung seneng akhirnya ada yang bisa melihat dia, terlebih lagi itu Haruto.