Permainan lo kehabisan jeda.

141 42 31
                                    

Tokoh tampan kita hadir, beri tepuk tangan virtual 👏

Ritual boom love dulu ❤️

    "Permainan lo kehabisan jeda."    Alambara Rajendra Pratama.

                      Happy reading

                           
                                 ◉‿◉

     

"Shit!!" Masih pagi-pagi sekali, tapi gadis dengan pakaian SMA kedodoran, dipadupadankan dengan cardigan biru muda yang membalut sempurna diluar seragamnya itu sudah melayangkan puluhan umpatan di setiap menitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shit!!" Masih pagi-pagi sekali, tapi gadis dengan pakaian SMA kedodoran, dipadupadankan dengan cardigan biru muda yang membalut sempurna diluar seragamnya itu sudah melayangkan puluhan umpatan di setiap menitnya. 

Itu Cuaca Anindira Areksa dengan moodnya yang berubah-ubah. Tak ada yang bisa meredakan emosinya kini, bahkan permen coklat di dalam mulutnya.

Masih banyak waktu yang tersisa, memang. Tapi, siapa yang suka dan betah menunggu? Terlebih ini hari senin, hari yang 90 persen mayoritas siswa kekurangan darah membencinya.

Yang ditunggu akhirnya tiba, tanpa berfikir lagi dengan gesit ia melepaskan tas ransel miliknya, lantas seperti biasa menaruhnya di depan tubuh sebelum berakhir melangkahkan kaki masuk kedalam mobil tayo tersebut.

"Dam!" umpatnya kala melihat semua bangku di bus itu sudah terisi penuh.

                          _Alambara_

"Huwwwwww!" seruan itu milik salah satu cowok yang kini tengah mengendarai motor ninja hitam dengan ugal-ugalan.

Segerombolan anak motor dengan logo tengkorak di sisi helm tersebut melintas dengan kecepatan tinggi, menyalip beberapa pengendara yang membuat mereka tak segan membunyikan klakson geram. Tak sedikit yang ikut melontarkan umpatan kasar.

Seakan tahu sudah waktunya, tanpa menunggu perintah dari sang ketua lagi, ia mengangkat tangannya ke atas, memberi isyarat kepada pengendara yang melaju tepat di belakang. Menghiraukan setiap makian yang memang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi anak genk motor seperti mereka.

Pengendara di belakang yang bermotor mirip dengan serentak mengangguk, seolah memahami maksud isyarat tersebut.

Kembali ke posisi paling depan. Manusia yang mengenakan helm berbeda sendiri dengan lambang tengkorak berantai melirik kaca spion, sudut bibirnya terangkat kala motor yang tadinya lebih dari sepuluh itu kini hanya tersisa dua di belakangnya.

"SMA Nusa bangsa, gue datang," ucapnya. Genggaman di setir mengerat ketika buliran air dari langit jatuh, meninggalkan jejak dikaca visor helmnya.

"Tunggu oleh-oleh kesengsaraan dari gue!" desisnya menambah kecepatan.

°°°

Bus berhenti di halte. Aca membayar dan turun sesegera mungkin. Jarak dari rumah ke sekolahnya memang tidak terlalu jauh,  jika naik bus, mungkin hanya akan memakan beberapa menit.

Old story(Cuaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang