Aku mencari kedamaian di alam liar.
Ketika keputusasaan untuk dunia tumbuh dalam diriku, aku bangun dan berjalan di malam hari, ketakutan akan apa yang kujalani dalam kehidupan ini.
Aku pergi dan melihat ke bawah di mana batang dan dahan kayu
beristirahat dalam keindahannya di atas air sungai dan bangau besar memberi makan anak-anak mereka.Aku datang ke kedamaian alam liar
Di mana mereka tidak membebani hidup dengan memikirkan kesedihan.Aku datang ke hadapan air yang tenang dan aku merasa di atasku langit dengan bintang-bintang suram
menunggu cahaya mereka menyentuhku.Untuk sementara waktu aku beristirahat dalam rahmat dunia dan aku merasa bebas.
Sampai suatu hari sosok indah datang melintas, seorang pemuda yang paras indahnya bisa membuat pelangi menangis karena iri.
Aku meninggalkan alam liar dan mengikutinya, bergairah, dikuasai hasrat membengkak dalam dada, untuk membawanya pergi.
🌼🌼🌼
Satu senyuman dingin merekah di wajah pemuda asing di depan pintu.
"Selamat malam," suaranya rendah dan menggema. Zhang Zhehan menggigil ketakutan mendengar sapaan aneh itu. Tanpa sepatah kata pun, Zhehan tahu dia sedang berhadapan dengan pemuda misterius yang bisa saja memiliki motif buruk.
"Siapa anda?" Zhehan bertanya perlahan dan pelan, berharap tidak memancing kecurigaan mau pun naluri jahat keluar dari pria tak dikenal. Keheningan menjadi kental selama beberapa detik, memperdalam kecemasannya.
"Aku Jun. Gong Jun," dia menjawab.
Zhehan menelan liur karena suaranya yang lembut dan memikat, menimbulkan terlalu banyak pesona. Tapi nada suaranya datar, kehilangan semua kemungkinan emosi, seolah-olah perasaan telah lolos dari cangkang tubuhnya. Dan sinar matanya sama dinginnya.
"Siapa yang kau cari?" Zhehan menyelidik, dalam kilasan cahaya suram, ia melihat rambut dan bagian bahu si tamu asing dibasahi tetes air hujan. Dia mungkin kedinginan, tersesat, mencari tempat berteduh. Zhang Zhehan memenuhi kepalanya dengan berbagai dugaan yang sekiranya bisa menghibur diri sendiri.
"Aku mencari tempat berteduh," sesuai dugaan, tamu itu memberi alasan yang cukup masuk akal.
Ada sesuatu yang aneh dari suaranya. Setiap mengucapkan kata tertentu, seolah ada nada gemetar yang coba disembunyikan. Terlepas dari kemungkinan semakin beratnya suara seseorang saat tengah kedinginan, bisa saja mengenali caranya berbicara kendati mereka tak pernah berjumpa. Keasingan ini membuat Zhehan menebak-nebak. Andai kata tamu tersebut mengalami kejadian buruk selain kehujanan, ia enggan ikut campur. Tetapi dia tidak mungkin membiarkan seseorang yang terjebak hujan menunggu di luar dalam hempasan angin dingin musim gugur yang berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninvited Guest (Halloween Story) - Junzhe
FanficKita tidak bisa memilih orang asing yang kita temui. Saat Zhang Zhehan tiba di rumah masa kecil yang indah dan terpencil, ia menantikan suasana santai jauh di dalam hutan, bermil-mil jauhnya dari keramaian kota. Meski indah, dia tidak berencana untu...