04 : One Night Stand

293 64 6
                                    

Zhang Zhehan meneguk anggurnya lagi, mengalihkan pandangannya dari Gong Jun sejenak, dan melihat ke sekeliling ruangan, mencari pengalihan dari rasa yang bergejolak aneh dalam dirinya. Betapa mengejutkannya hidup ini. Selama hidup dia tak pernah begitu mudah percaya pada seseorang, ia bahkan tidak percaya pada mitos Halloween. Menurutnya itu tidak masuk akal. Tetapi cara Gong Jun mengatakannya membuatnya sungguh ingin percaya.
Padahal pemuda itu sama sekali tidak membujuknya.

"Wajahmu sangat tegang," komentar Gong Jun, agak geli.

Zhehan tersenyum kaku, "Oya? Kupikir dalam suasana kelam dan rumah sunyi di pegunungan, tidak seharusnya membahas hal-hal menakutkan."

"Kau takut hantu?" usik Gong Jun lagi.

"Aku tidak tahu," Zhehan terkekeh kering. Memutar kaki gelas anggur di tangan.

"Aku belum pernah melihatnya."

"Kukira tak ada seorangpun tertarik melihat atau bertemu hantu," Gong Jun merenungi jendela yang mulai berembun akibat hempasan hawa dingin terus menerus.

"Tetapi jika hantu setampan dirimu. Kupikir siapapun tidak akan keberatan," Zhehan mencoba membuat lelucon. Tetapi setelahnya ia menjadi malu. Kedengarannya kurang sopan dan sama sekali tidak lucu. Namun Gong Jun menyambutnya dengan senyum.

"Apa kau coba menggodaku?"dia bertanya, sama seperti Zhehan, terlihat malu-malu, perhatiannya kembali ke pemuda yang duduk di seberangnya.

Dia benar-benar sangat menarik sampai dia tidak bisa fokus pada satu hal untuk waktu yang lama. Pikirannya yang cepat melesat ke mana-mana. Untungnya, Zhehan sepertinya tidak keberatan. Dia hampir sama tertariknya seperti dirinya.

"Tidak, maafkan aku.." gumam Zhehan, memperbaiki situasi.

"Kau tahu. Aku sering menghabiskan waktu di alam liar, selain di rumah tentunya. Dan aku nyaris tidak memiliki teman. Para anak muda pergi ke kota untuk kuliah atau bekerja," Gong Jun memulai sebuah kisah yang terlintas begitu saja di kepalanya.

"Kau tidak pergi kuliah? Mengikuti jejak anak muda lainnya?"

"Aku sudah lulus."

"Lalu, di mana sekarang kau bekerja?"

Gong Jun tidak segera menjawab, ia menghela nafas, menggeser-geserkan kaki di lantai.
"Tidak di mana pun."

Jawaban itu berteka-teki. Zhehan menatap bingung, lantas memikirkan sebuah gagasan.
"Aku bisa merekomendasikanmu di perusahaan tempatku bernaung. Sebagai model. Penampilanmu sangat mendukung," ia berkata dengan semangat menggebu. Pikiran bahwa bisa bekerja bersama pemuda setampan Gong Jun yang diam-diam menarik hatinya telah membuat hatinya menderu oleh kegembiraan.

"Menyenangkan sekali. Tapi aku khawatir tidak bisa meninggalkan kota ini," Gong Jun menyahut, teriring secercah penyesalan.

Nyala di mata Zhehan dalam sekejap meredup, "Apa ada yang menahanmu di sini? Orang tua? Pacar?"

Tawa kecil berkumandang dari mulut Gong Jun, "Tidak keduanya. Orang tuaku sudah meninggal, dan aku tidak punya pacar."

"Aku juga--" Zhehan memotong tanpa terkendali, sesaat mengutuk mulut lancangnya.

"Apa?" Gong Jun melirik manis.

"Em, tidak punya pacar," Zhehan terkekeh, tiba-tiba sibuk dengan anggurnya.

Dia mengalihkan perhatiannya sekarang ke cuaca di luar yang membosankan. Kemudian beralih ke api di perapian. Di seberangnya, Gong Jun telah mengamati bahasa tubuhnya selama bicara. Sesuatu telah berubah, Zhehan jadi agak gugup sekarang, kaku, seolah-olah seseorang telah mengatakan sesuatu yang berbahaya. Beberapa saat kemudian, Jun mencondongkan tubuh ke arah si pemuda cantik, tersenyum padanya, memiringkan kepalanya ke satu sisi, seperti burung jantan yang mencari pasangan.

Uninvited Guest (Halloween Story) - JunzheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang