Kini Rara dan Rael sedang berada di taman sekolah. Sedangkan Yeji pergi menuju uks untuk membawa beberapa salep yang akan diterapkan pada kulit Rara yang memar.
Tubuh Rara masih gemetar dalam pelukan Rael. Ia memeluk erat tubuh Rael dan membenamkan wajahnya pada pundaknya.
"Ssttt... Sudah tidak apa-apa. Aku disini. Jangan takut," ucap Rael berbisik. Ia mengelus pelan punggung Rara sembari sesekali mencium kepalanya.
"Zion Rael... kenapa dia seperti itu padaku? Aku takut," tangis Rara ketakutan.
"Dia mencekikku. Aku takut Rael..."
"Zion tidak pernah melakukan itu padaku. Memangnya salahku apa Rael? Aku tidak mengerti.."
"Tidak. Kamu tidak salah apa-apa, jangan pikirkan dia lagi okey?"
"Sudah. Jangan menangis."
Rael melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Rara, ia juga merapikan kembali rambut Rara yang kusut. Karena ia tau, Rara paling tidak suka rambutnya berantakan.
"Aku membelikanmu roti dan susu tadi. Ayo makan, sebentar lagi bel masuk berbunyi."
Rael mengeluarkan sebungkus roti vanilla dan susu stroberi dari saku almamaternya.
Ia membuka bungkusnya dan memberikannya kepada Rara.
"Ayo makan. Jangan sampai perutmu kosong."
Dengan segenap hati Rara mengambil roti dan memakannya secara perlahan. Ia juga meminum susu stroberi kesukaannya yang dibelikan oleh Rael.
"Rara!!!" teriak Yeji dari kejauhan.
Ia berlari ke arah mereka dengan salep di tangannya.
"Udah dapet salepnya."
"Aduh.. Capek banget!!"
Yeji mengatur napasnya yang memburu dan membasuh keringat yang ada di pelipisnya.
"Makasih Yeji," ucap Rara.
"Sama-sama," balas Yeji, tulus.
Setelah Rael mengoleskan salep di tergelangan tangan Rara, ia mulai mengoleskannya ke leher Rara. Sejenak ia merasa ragu-ragu.
Ketika jari-jarinya menyentuh kulit leher Rara, wajahnya tiba-tiba memerah. Tangannya juga merasa gatal, namun ia juga tidak merasa itu buruk.
Menatap kulit leher Rara yang putih bersih seperti kulit bayi, dan menatap kembali memar merah di leher Rara membuat amarahnya seketika bangkit.
"Zion, bajingan itu," gumamnya pelan.
Plak
"Hisss.." ringis Rael, pelan.
"Udah sentuh-sentuhnya," ucap Yeji menatap Rael galak.
"Apasih kamu. Pergi sana." usir Rael sambil mengibaskan tangannya.
"Cih, kamu sana yang pergi!" teriak Yeji.
" Yeji, Rael, Rara!! Kenapa belum masuk kelas!!" teriak sebuah suara dari jauh.
"Gawat, guru bk lewat. Lari!!"
👾
"Rael, kamu pulang aja. Sopir kamu udah nunggu."
"Enggak. Kamu jangan khawatir. Aku akan menunggu kamu dijemput," ucap Rael.
"Tapi kan..."
"Itu sepertinya mobil kakak kamu," ucap Rael sembari menunjuk mobil merah yang melaju ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NEW LIFE [ DROP ]
Teen FictionKeluarga baru Lingkungan baru Identitas baru Dan bertemu dengan orang-orang baru. Namun... Ada apa dengan orang-orang baru yang ditemuinya ini? Seorang sahabat yang dingin dan posessive padanya. Seorang ketua kelas yang pendiam namun selalu perhatia...