26.5 "Indonesia dan Jokowi."

297 34 16
                                    

1 Minggu kemudian...

Iriana POV

Ia menatapku dalam diam. Dia tak mengatakan sepatah katapun dalam 15 menit, sampai aku melempar pertanyaan.

"Kau kenapa? Kenapa menatapku seperti itu?"

Dia hanya menggeleng dan terdiam lagi. Aku hanya menghela nafas dan menunggu ia selesai. Entah berapa menit berlalu ia tiba-tiba merangkulku, wajahnya benar-benar dekat dengan wajahku, jantungku berdegup kencang.

"Iriana, kau membuat kekacauan ya? Harusku bayar dengan apa?"

Aku terkejut sambil menoleh ke arahnya, "Bukankah kau seharusnya hilang ingatan?"

Dia hanya tersenyum dan sedikit tertawa, "Kau masih ingat aku bilang 'point penting'? Yang terjadi saat itu adalah point penting bagiku jadi ga hilang."

"Oh iya."

Kami berdua kembali membisu. Ia juga sudah mulai melepaskan rangkulannya dan menuju meja kerjanya.

"Apa kau tidak lelah?"

Ia menggeleng, "Tidak."

Aku menghela nafas dan memeluknya. Aku bisa melihatnya tersenyum. Ia pun membalasnya dengan membelai rambutku.

"Semoga Tuhan selalu melindungimu, Joko Widodo."

Iriana POV end

Jokowi beranjak dari kursinya lalu merogoh kolong kasurnya, ada sebuah koper berwarna hitam. Iriana yang ada di sana terkejut, ia tak pernah tau kalau di bawah sana ada sesuatu selain debu.

"Koper? Koper yang waktu itu—"

"Bukan, ini berbeda. Ini koperku."

Ia langsung membukanya, banyak sekali berkas di dalam sana yang tak tersusun rapih (asal dimasukkin). Ia mengeluarkan semua berkas itu dan mengacak-acaknya. Iriana hanya menghela nafas melihat sebagian lantai kamar mereka berantakan.

"Ketemu."

"Apa itu?"

Iriana mendekati suaminya dan sedikit bersender di pundaknya, Jokowi langsung membuka berkas itu dan terdapat sebuah perjanjian yang disertai tanda tangan Jokowi dan Indonesia.

"Itu apa mas? Perjanjian?"

Jokowi menganguk, "Ya, kau benar Ana. Ini adalah perjanjian ku dengan Indonesia secara tertulis. Sebenarnya ada juga yang tidak tertulis dan aku rahasiakan darimu, sebaiknya aku menceritakan itu."

Flashback

20 Oktober 2014, sebuah permulaan baru untuk seorang Jokowi. Seluruh warga Indonesia menyambut presiden baru mereka. Ga seluruh juga sih.

Setelah menyampaikan pidato dan melewati beberapa acara hingga malam, akhirnya dia dapat berbaring di kasur barunya. Iriana hanya tersenyum sambil melipat kemejanya.

"Sebaiknya kau istirahat, aku ingin jalan-jalan malam dulu sebentar."

Jokowi menganguk, Iriana pun keluar. Hanya perlu beberapa menit ia tertidur sampai seseorang membuat ia kembali terbangun.

"Iriana? Itu kau?"

Orang itu menggeleng dan duduk di samping Jokowi, "Aku Indonesia Jokowi."

"Uh, maafkan aku. Aku lelah."

Please, Help me...|| Countryhumans Netherlands x Indonesia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang