2. B-day plan

28 3 2
                                    

Ayo jangan lupa vote dan comment, first voter and commentator bakal d follback. Tentunya harus follow saya dulu ya shay.
Enjoy

***

Suasana kampus pada pukul dua siang itu masih ramai oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang tengah berkutat dengan tugas mereka, sama halnya dengan Thalia yang tengah sibuk mencari seseorang yang ia perlukan. Setelah menyusuri beberapa lorong mampus dan kantin, orang tersebut akhirnya berhasil ia temukan.

"Eh Aldo!" Panggil Thalia kepada seorang pria berkemeja flannel bernama Aldo.

Aldo menaikkan alisnya dan mengangkat tangannya sebagai jawaban panggilan Thalia. Thalia berjalan mendekati Aldo yang berdiri di area parkiran.

"Kenapa sayang?" Tanya Aldo ketika Thalia berada di hadapannya.

"Gausah sayang sayangan sama aku kalo kamu sebenernya pacarnya sahabatku!" Balas Thalia.

"Yaudah deh kenapa babi?" Aldo mengejek Thalia.

"Ngaca dong sayang." Aldo tertawa ringan karena itu.

"Eh kamu mau ga aku ajakin ngeprank si Ratna buat ulang tahunnya?" Tanya Thalia saat mereka berdua duduk di bangku sekitar.

"Ngeprank gimana Thal? Aku pura pura jadi gembel gitu? Atau gimana nih?" Tanya Aldo bercanda.

"Ih bukan gitu, kan Ratna tuh suka berantem ya sama kamu. Nah akutuh pengen kalo misalnya kamu pura pura jadi pacarnya Ratna dibelakang aku. Misalnya tuh profile picture akun game atau medsos kamu tuh diganti pake fotonya Ratna. Terus bio juga diganti pake nama Ratna. Alay sih, tapi nanti aku bakalan permasalahin ini ke Ratna. Aku bakalan marahin Ratna terus bilang dia pembohong lah atau apalah biar dia kesel gitu." Jelas Thalia.

Aldo hanya mendengarkan Thalia saja sambil memainkan janggut kecil pada wajahnya. "Emang alay sih, tapi boleh dicoba. Terus abis itu gimana? Masa gitu doang prank nya. Kan kurang asik kalo gitu mah Thal."

Thalia tersenyum puas karena ia telah menyiapkan rencana dengan orangtua Ratna dan kakak sepupu Ratna yang baru akan menemuinya malam ini pada saat arisan dirumahnya. "Nah kan si Ratna ulang tahunnya besok lusa nih. Nah sekarang tuh kakak sepupunya bakalan ke rumah aku buat ikutan kumpul arisan. Nanti pas hari H Ratna bakalan disuruh bunda nya buat nganter kakak sepupunya itu, kira kira itu malem nganternya. Nah selagi Ratna pergi, kita siapin surprise buat Ratna dirumahnya. Nanti Ratna juga bakalan di Prank sama kakak sepupunya, dia bakalan dikira ngambil barang kakak sepupunya alias pencuri gitu. Duhh asik deh kayanya."

"Okedeh boleh. Aku ganti profile picture sama bio nya kapan nih enaknya?" Tanya Aldo.

"Bebas sih, tapi lebih cepat lebih baik. Biar nanti aku musuhin Ratna dulu satu hari. Tapi jangan lupa siapin kado juga buat Ratna ya. Masa ntar disana cuman numpang makan aja."

"Kan aku ikut beres beres juga udah termasuk kado Thal. Eh itu si Ratna tuh mau kesini." Aldo memberikan kode lirikan ke arah Ratna.

"Thal, mama kamu udah ngirim pesan mulu daritadi. Ngingetin katanya jangan sampe lupa kalo jam 4 udah harus pulang." Omel Ratna dengan menunjukan layar ponselnya.

"Eh hallo Ratna sayang, makin cantik aja hari ini." Sapa Aldo sambil merangkul pundak Ratna.

"Aaaaaa lariiiii ada buayaa!" Elak Ratna menjauhkan lengan Aldo dari bahunya.

"Mau pulang sekarang aja Na? Atau harus mampir kemana dulu? Ponselnya habis batre, aku lupa nggak bawa powerbank soalnya." Tanya Thalia.

"Kata mama kamu sih jangan lupa ngambil kue kuean di toko langganan." Balas Ratna sambil melihat layar ponselnya.

"Oh yaudah ayo, Aldo kita duluan ya." Pamit Thalia dan Ratna kepada Aldo.

***

Jalanan menuju komplek perumahan tempat tinggal Thalia begitu macet, tadinya setelah mengambil pesanan kue mamanya, Thalia berencana untuk membeli beberapa keperluan pribadinya tetapi macet mengurungkan niatnya itu.

Setelah kurang lebih setengah jam terjebak macet, Thalia dan Ratna sampai dirumah Thalia. Ratna yang belum bersiap siap untuk perkumpulan arisan malam ini bergegas pulang ke rumahnya untuk mandi dan berdandan karena biasanya perkumpulan arisan dijadikan sebagai ajang pencarian jodoh. Para ibu ibu anggota arisan akan membawa anak anak mereka yang bisa mereka pamerkan baik dari segi prestasi, ketampanan maupun kekayaan. Biasanya sih arisan disebut sebagai ajang pamer. Mama Thalia saja sengaja membeli tas dan jam tangan baru khusus untuk arisan ini.

"Acara nya emang dimulai jam berapa ma? Kalo masih lama Lia mau tidur dulu sebentar soalnya ngantuk parah." Tanya Thalia yang masih berbaring di sofa depan TV dan melihat mamanya yang mondar mandir kesana kemari memastikan dekorasi acara dinner arisan ini berjalan sempurna.

"Jam 7 teng udah mulainya sayang. Jadi minimal jam 6 udah harus siap semuanya supaya nggak ada yang missed. Lia nanti dandan ya sayang, soalnya bakalan ada banyak anaknya temen mama yang ganteng ganteng. Siapa tau nanti ada yang berhasil dapetin hatinya anak mama yang cantik satu satunya ini." Balas mamanya dengan penuh pujian kepada anak perempuan satu satunya.

"Oh berarti aku bisa tidur setengah jam dong ma. Nanti jam 5 baru mandi terus siap siap." Thalia bangkit dari sofa dan berjalan menaiki tangga menuju kasur tercinta nya.

"Gio saranin sih dia jangan diizinin tidur mah. Mama kan tau dia kalo udah tidur tuh susah dibanguninnya, sama kaya orang mati. Ibaratnya mah kalo ada malingpun dia gabakal tau." Gio menyerobot obrolan diantara mama dan putrinya dengan santai.

"Kan adik tercintamu ini mencontoh perilaku kedua kakaknya. Lia yakin seribu persen kalo kak Alvi belom bangun jam segini."

Alvi yang namanya disebut tidak memberi respon apapun karena memang sebenarnya ia masih tidur di kasurnya dengan tirai jendela yang tertutup rapat dan kacamata tidur yang tak pernah lupa ia kenakan.

"Tapi abangmu bener Thal. Lebih baik kamu gausah tidur deh. Mending bantuin mama buat ngecek semuanya teratur aja. Nanti jam setengah lima baru mandi terus siap siap dandan biar makin cantik." Ucap mamanya mutlak.

"Nah kan setuju nih sama mama. Yaudah biar Gio aja yang tidur, bye." Gio menaiki tangga dan memeletkan lidahnya kepada Thalia.

"Eh Gio juga ikut bantuin mama dong." Tegas mamanya membuat Thalia senang.

"AHAHAHAHAHA azab kakak durhaka sih." Thalia balik memeletkan lidahnya kepada Gio dengan penuh kepuasan dan kembali menuruni tangga untuk membantu mengecek keadaan.

Jadinya sore itu Thalia sibuk mempersiapkan pelaksanaan arisan yang sempurna demi mamanya tercinta. Setelah kurang lebih 45 menit berkutat dengan segala tetek bengeknya arisan ala ibu sosialita itu, Thalia naik ke kamarnya dan bersiap siap sesuai arahan mamanya.

***
Continue

NaThalia (new version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang