5❄

1.3K 239 16
                                    

Haruto mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh agar cepat sampai pada tujuannya, kali ini dia tidak akan membawa Jinsu untuk ke rumah sakit tapi dia akan membawa Jinsu ke rumahnya.



"Jinsu, ada yang sakit? Sesaknya masih kerasa?" Haruto bertanya dengan lembut sambil melirik sebentar kearah Jinsu.



Gadis kecil itu hanya menggeleng, dia masih cukup lemas terlebih lagi pernapasan-nya cukup terganggu tadi.




"Jinsu mau ketemu papa sama adek, boleh om Haru?"



"Jangan dulu ya? Sekarang Jinsu istirahat dulu di rumah om, dan besok om janji bakalan antar Jinsu untuk ketemu papa sama adek Jisung ya?"




"Janji? Om beneran bakal nepatin janji itu kan, Jinsu udah nggak mau di bohongin lagi sama kata janji."





Haruto cukup terdiam sebentar selama beberapa menit. Dia bukan merasa sok tahu, tapi dia cukup mengerti apa yang di maksud oleh Jinsu, dia tidak tahu sudah berapa kali anak kecil itu di bohongi.



"Om bukan orang yang suka berbohong. Kalau om bohong, Jinsu boleh minta apa aja sama om. Gimana? Deal?"




"Deal!!"







-

"Doyoung?"



Si manis yang merasa namanya di panggil lantas langsung mengangkat wajahnya yang sedari dia tutup dengan telapak tangannya.



Itu Haruto.




"Jisung bagaimana keadaannya?" Tanya Haruto sambil menoleh ke pintu kamar inap milik Jisung.




Tangis Doyoung kembali terdengar. Tapi kali ini cukup kencang mengingat bagaimana dia menyaksikan putra bungsunya menghembuskan nafas terakhirnya.



"Haruto..., Jisung pergi. Jisung pergi, haru,"





Haruto yang mendengar berita duka dari Doyoung lantas langsung berjongkok agar dia bisa melihat dengan jelas wajah Doyoung yang sedang di banjiri oleh air matanya.



"Dia bilang kalau dia udah nggak kuat untuk bertahan sama alat-alat itu, dia bahkan izin pergi sama aku haru..., dia udah nggak bisa bertahan kayak dulu."



"Doyoung...,"




Tangan Doyoung terangkat untuk mencengkram pundak Haruto, dia melampiaskan semuanya disana dan Haruto sendiri tidak merasa keberatan bahkan dia rela jika nanti pundaknya akan terasa sakit karena cengkraman Doyoung terlampau sangat kuat.


"Bahkan sebelum dia pergi dia mau ketemu lebih dulu sama ayah-nya. Tapi orang itu nggak bisa datang, aku merasa nggak tenang karena itu permintaan terakhir dia Haru!"



"Denger. Semua permintaan terakhir itu belum tentu semua orang bisa lakuin, bisa jadi Jaehyuk sibuk sama peker–"



"–nggak. Dia nggak sibuk Haru!"




Bibir Doyoung berusaha untuk membentuk lengkungan senyum walaupun bibirnya bergetar karena menahan tangis.



"Salah satu malaikat kecil aku pergi Haruto, seseorang yang berarti untuk aku sekarang udah pergi. Aku harus bilang apa ke Jinsu nanti, Haruto?"



Badan yang lebih kecil itu ditarik oleh Haruto untuk masuk kedalam pelukannya, dia tahu kalau sekarang Doyoung sedang membutuhkan seseorang untuk bersandar.



End Of Story After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang