notes: the italics word is the voice inside adel's head
selalu. suka. hawa bandung tidak pernah tidak sejuk. bahkan ketika terik menghampiri, adel selalu menemukan sejuk di bandung. oh, atau adel memang sudah terlanjur nyaman dengan bandung ya? sudah dibuat untuk berteman.
tapi, kali ini kemana? rasanya ia yang memuja hawa bandung itu hanyalah tokoh dalam mimpi.
atau mungkin bandung sebenarnya hanya ingin menemani dirinya, hatinya, yang akhir-akhir ini tak berhenti berapi?
memang diciptakan berteman kan mereka.
oke, cukup tentang bandung dan hawanya.
mari tengok hal apa yang melahirkan suara gaduh di seberang sana.
banyak benda dipindahkan. ada apa ini?
buru-buru keluar dari kamarnya. sampai-sampai menabrak lemari kecil di dekat pintu.
"bunda, di depan ada apa?"
"ada apa memangnya?"
"kok balik bertanya sih? itu, kenapa banyak barang diangkut ke mobil pick up?"
"loh kamu tak tahu? jiyo kan hendak pindah."
adel terkejut. sangat. tak sedikit pun kebohongan menempel pada wajahnya.
"kok mukamu begitu? tidak tahu jiyo punya rencana pindah rumah?"
terlihat anaknya itu mengangguk.
"he?? kenapa bisa? kalian bertengkar?"
kali ini anaknya menggeleng.
"lalu? apa yang terjadi? ceritakan."
"tak apa."
"apanya yang tak apa? kalian berteman. jiyo ingin pergi jauh, tetapi tidak memberitahu kamu itu aneh!"
entah didorong angin atau hatinya, adel memeluk bunda.
bunda punya tebakan, tapi beliau tak mau menerka-nerka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
if there's a next time, meet me in jakarta.
Fanfictionabout all the mr of feels he just met. cover pic from pinterest. credit to the rightful owner.