Selesai konser, aku langsung menuju ke backstage diikuti oleh Perrie, Sophia dan Ele. Aku memang harus menanyakan langsung apa yang terjadi denganku dan Niall. Aku memang harus bertanya padanya.
Pada Niall langsung.
"Li!" Aku memanggil Liam.
"Ya? Oh Harry di toilet,"
"Bukan bukan. Ehm, Niall dimana ya?" Aku melihat ke segala penjuru ruangan dan hanya ada Liam dan Louis.
"Niall?" Liam memikirkan sesuatu. "Oh, dia di dalam ruang ganti. Ketuk saja pintunya," ia tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya dan langsung menuju ke ruang ganti Niall.
Di depan ruang gantinya ada tulisan "One Direction: NIALL". Aku mengetuk pintunya. Sekali. Dua kali. Aku mendengar ada suara orang berjalan dari dalam. Ada suara sesenggukan tangis juga. Niall menangis? Tidak mungkin.
Krek. Pintu terbuka. Niall menengok ke luar dan saat melihatku, matanya terbuka dan ia langsung berbalik badan.
"Niall?"
Ia menyeka matanya dan berbalik badan lagi. Lalu tersenyum padaku. Matanya basah dan merah.
"Kau baik-baik saja?" Aku menggigit bibir bawahku.
"Ya. Ada apa?"
"Bisa kita bicara di dalam?"
"Oh. Ayo masuk," Niall mempersilakanku masuk dan aku masuk ke dalam ruang gantinya. Aku melihat ruang itu dan ruangnya cukup berantakan. Ada kaus dan jaket yang berjatuhan. Ada juga tissue bekas yang ditaruh begitu saja di lantai. Tapi ada satu hal yang menarik perhatianku.
Ada foto kolase Niall dengan seorang perempuan di atas meja rias. Niall merangkul perempuan itu dengan tertawa sangat bahagia. Perempuan itu juga tertawa lebar. Di sebelahnya foto Niall mencium pipi wanita itu. Dan di sebelahnya lagi foto mereka dengan gaya yang sama.
Aku mendekati foto itu dan saat aku melihatnya dari dekat, aku tersentak. Aku sontak mundur ke belakang dan terhenti saat menyadari ada badan seseorang mengenaiku.
Itu foto Niall dan aku.
Bagaimana bisa? Maksudku, apa aku dulu mantan kekasih Niall? Bagaimana bisa? Mengapa aku bisa tidak tahu akan itu? Atau itu foto editan? Apa jangan-jangan Niall menyukaiku? Kenapa ia tega menyakiti hati sahabatnya sendiri yaitu Harry?
"Kau baik-baik saja?" Niall memegang pundakku dan mendudukkanku di kursi.
Aku menunjuk ke arah foto itu. Niall terlihat sangat kaget. Mukanya memerah.
"Itu apa?" Aku menunjuk ke foto itu.
"Itu aku dan....." ia terdiam sesaat.
"Itu aku kan?"
"Iya. Itu kau dan aku," ia menghela napasnya.
"Bagaimana... bagaimana bisa? Aku kan kekasih Harry. Bagaimana bisa...."
Tiba-tiba pintu tergedor dengan sangat keras dan ada teriakan dari luar.
"KELUAR!"
———
-Harry Styles' POV-Aku keluar kamar mandi dan melihat Liam dengan Sophia, Louis dengan Eleanor, Zayn dengan Perrie. Niall terakhir aku lihat ia masih sedih di kamar gantinya. Tapi kalau para wanita sudah ada disini, kemana Luna?
"Ele!" Aku memanggil Ele yang sedang berduaan dengan Louis.
"Ya?"
"Dimana Luna?"
Ele terlihat memikirkan sesuatu. "Aku tidak tahu. Aku terakhir berpisah dengannya di depan stage saat konser berakhir," ia melingkarkan tangannya di pundak Louis.
Argh. Dimana kau, Luna?
Aku menuju Liam yang sedang mengambil minuman. "Liam, kau lihat Luna?"
Matanya membesar dan terdengar kaget dengan pertanyaanku. "Uhm, ti, tidak," ia menunduk.
"Kau serius?"
"Y, ya," ia melihat sekilas ke mataku dan langsung memberi minuman pada Sophia. Pasti ada yang tidak beres yang disembunyikan oleh Liam tentang Luna. Kalaupun tidak, kemana Luna?
Aku mencoba menghubungi telefon Luna. Dan saat aku mencoba menelfonnya, ada suara handphone. Saat aku melihat ke atas meja, ada tas Luna yang pasti didalamnya ada handphonenya.
Luna ada disini. Tapi dimana?
Aku melirik ke arah ruang ganti Niall. Aku takut Luna ada didalam dan Niall menjelaskan padanya dan Luna mengingatnya dan melupakanku. Tidak boleh. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh kusia-siakan. Saat aku sedang berjalan ke arah kamar ganti Niall, Liam memanggilku.
"Tolong jangan masuk,"
"Kenapa?"
"Niall sedang sangat sedih. Jadi kuharap kau tidak mengganggunya,"
"Aku tahu ada Luna di dalam. Dan aku tahu kau berbohong padaku, Liam!"
"Aku hanya ingin yang terbaik untuk Luna dan Niall. Aku tidak tega melihat Niall terus menerus memalsukan senyumnya di hadapan kita dan fans. Aku juga tidak tega dengan Luna karena ia tidak tahu bahwa..."
Aku memotongnya terlebih dahulu. "Luna amnesia! Ia tidak ingat akan masa lalunya dengan Niall! Dan ia tidak boleh!"
"Kenapa?" Suara Liam meninggi.
"Aku mencintainya. Dan tidak akan aku biarkan ia bersama lelaki lain. Termasuk sahabatku," suaraku melemah saat mengucapkan kata sahabatku. Sahabat macam apa aku ini? Tapi niatku memang sudah bulat. Aku tidak boleh melepaskan Luna lagi. Aku langsung ke depan kamar ganti Niall dan menggedor dengan keras.
"KELUAR!"
~~~~~
VOMMENTS YAAA
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody to Love {Niall Horan}
Fanfiction"I always love you. And i will always do" WRITTEN IN BAHASA INDONESIA cover by: MirabelleM Copyright ©2015 by ohyeahstyles