Snow white

75.1K 618 3
                                    

Dengan emosional yang memuncak tidak bisa di bendung lagi Sean melangkah setengah berlari sambil meremas berkas hasil rapat osis tadi pagi.

Wajahnya berubah makin tegang tidak ada senyuman juga tidak ada canda tawa.

Sean juga mengabaikan puluhan cewek yang berseragam putih abu-abu yang mencuri pandang ke arahnya. Bagi Sean saat ini tidak ada ada waktu untuk berbasa-basi dengan gadis-gadis pencari perhatian dirinya.

Kalau sudah cemburu Sean tidak peduli siapa pun dan apa pun.

Termasuk saat kaki Sean yang panjang melewati koridor kelas Chiko dan Erge. Dua pemuda itu berpapasan dengan Sean tapi Sean tanpa aba-aba melempar berkas tersebut ke arah dada Chiko.

Srak!!

Bunyi kertas tersebut terasa bagai pukulan di dada Chiko. Membuat Chiko mengumpat sedangkan Erge tersentak kaget.

"Anjiirr! Apaan sih Sean!? Sakit anjiirrrr!!"

Tanpa mendengar makian Chiko yang lantang Sean memerintah dengan tatapan dingin dan suara yang menuntut, "Lu urus!"

Setelah itu tanpa mendengar jawaban Chiko Sean melewati mereka berdua. Baru Sean melangkah dua langkah suara Chiko yang keras membantah perintahnya dari belakang punggung Sean, "Sean! Woi! Ini kan tugas lu! Gua gak mau urus!"

Mendengar itu Sean berhenti sambil mengepalkan tangannya. Tidak segera berbalik karena sekarang Sean benar-benar sedang di batas kesabarannya.

"Lu gak denger kata Sehun tadi! Ini tugas lu bukan gua atau anak lain. Gimana sih lu?!"

Sean yang dari tadi tidak membalik badannya lalu segera berputar dan melihat Chiko dingin. Sean juga berjalan lambat lalu melihat sangat dekat dengan bola mata Chiko.

"I don't care, gua.ketua.osisnya.bukan.dia. Lu berdua gak nurut apa kata gua silahkan keluar dari anggota osis. Ngerti?" tegas Sean dengan tatapan yang horror.

Mereka berdua melihat Sean dengan wajah bingung dan sedikit takut. Belum pernah Sean melihat orang lain dengan wajah seperti itu.

Tanpa mengatakan apapun lagi dua cowok itu hanya saling pandang tanpa mau membantah.

Sean hanya melihat mereka selanjutnya dia kembali melanjutkan langkah kakinya mencari Sarah.

Erge tahu Chiko sedang berpikir karena dia masih mematung memandang punggung Sean yang semakin menjauh. Melihat Chiko yang sepertinya masih shock membuat Erge berinisiatif mengambil berkas yang sudah sedikit lecet tersebut dari tangan Chiko.

"Sini biar gua aja," ucap Erge membuyarkan lamunan Chiko.

Chiko lalu melihat Erge dengan pandangan yang masih kosong. "Gua gak pernah lihat wajah Sean kek tadi."

"Ya gua juga. Dia kek setan tadi."

Chiko mengangguk setuju. "Lu bener dia kek setan."

Erge kembali menjawab dengan wajah serius tanpa melihat Chiko. Memandang punggung Sean yang hampir menghilang. "Setan kredit."

"Hah?" akhirnya Chiko menoleh melihat aneh Erge. "Apa sih gaje."

"Gaje?"

"Iya. Gaje! Lu gaje b*go! Setan kredit apaan?" dengkus Chiko kesal.

"Lu gak tahu setan kredit? Orang yang suka nagih cicilan kreditan ke nyokap gua. Mukanya tuh serem-serem bro! Persis kek Sean tadi. Nyeremin," tutur Erge menoleh seraya sedang curhat.

Chiko mengatur napas lalu memutar badannya, "Serah lu ngomong apa."

Dia berjalan duluan membuat Erge mengikuti dari belakang.  "Eh? Mau ke mana lu?"

TERJEBAK PACAR NAKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang