Prolog.

366 100 6
                                    

        Sejak aku kecil, aku sudah sangat berbeda. Dengan didikan ayahku yang mantan anggota tim nasional Taekwondo, aku tidak pernah kalah bertarung dengan siapa pun. Dan kemampuan olahraga pun beda level dengan teman-teman seumuranku.

Ditambah lagi, penampilanku yang mirip dengan ibuku yang merupakan supermodel. Jelas sekali aku anak yang berbeda dari yang lain. Namaku, Hyang [Name].

[Name] menyukai bersepeda juga membaca, karena hal itu lah membuat badan [Name] menjadi bagus dan tinggi juga otak yang kinclong, tak lupa juga [Name] anak tunggal kaya raya.

Di sekolahnya yakni, Jae Won High School. Sekolah persiapan yang berfokus pada pendidikan kejuruan dan pekerjaan daripada mengirim siswa ke perguruan tinggi.

Ini juga memiliki program pelatihan dan pengalaman kerja yang lebih praktis dibandingkan dengan sekolah menengah biasa. [Name] masuk ke jurusan Fashion.

Dikelasnya, ia selalu bersaing ranking dengan Jay Yeol. Jay diasumsikan sebagai individu introvert seperti yang dikatakan oleh rekan-rekan, ia memiliki tubuh berotot berkulit putih dan tinggi rata-rata.

Matanya selalu disembunyikan oleh poni pirangnya yang panjang. Jay adalah orang yang sangat pendiam yang tidak berbicara sepatah kata pun kepada siapapun.

Namun berbeda terhadap [Name]. Sampai di sini, sepertinya Jay menunjukkan perhatian yang berlebihan kepada [Name]. Dia sangat murah hati, baik hati dan jeli kepadanya. Tetapi tidak begitu banyak untuk orang lain.

Bahkan teman sekelas pun bingung, bagaimana caranya [Name] dan Jay berinteraksi. Kadang-kadang [Name] disebut sebagai "[Name] si Jay Translator."

Kriet, jari lentik halus dan lembut itu membuka pintu dan berusaha mengeluarkan sepedanya. "Aku pamit ke ruang baca." [Name] bersiap-siap.

Naik ke atas sadel, lalu bergerak melajukan sepedanya dengan cepat.

Jalan yang ditempuh sepeda [Name] ada beberapa perbaikan, tak segan-segan [Name] melewatinya dengan mudah. Dengan cara ia men-jumping. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya.

Rona merah kekuning-kuningan yang terpancar saat matahari terbenam mengundang rasa kagum banyak orang. Sunset merupakan momen dimana matahari akan terbenam.

Memberikan ketenangan, sudah banyak penelitian yang dilakukan terkait manfaat memandang sunset terhadap psikologis seseorang. Sebab, pemandangan sunset yang indah dapat memunculkan ide dan meningkatkan kreativitas seseorang.

[Name] turun dari sadel sepeda, memarkirkan sepedanya di gerbang sekolah. Ya, sebenarnya [Name] ingin mengambil barang yang tertinggal di kelasnya. Wuushhh, angin kencang mengenai [Name].

Wajah [Name] tertutup oleh rambutnya yang berkibar. [Name] tak bisa melihat apa-apa dan hanya bisa melihat rambutnya yang hitam legam.

Ah, seharusnya ia mengikat rambutnya terlebih dahulu.

Setelah angin berhenti, [Name] menghembuskan nafas lega. Lalu menyingkirkan beberapa rambut tersisa yang membuat mata [Name] sedikit perih.

け.

Setelah mengambil barang yang tertinggal, dengan segera [Name] melanjutkan perjalanannya kerumah. Tapi sebelum itu, [Name] membeli minuman di Vanding Machine.

Membuka botol kaleng soda lalu meneguknya, memandangi orang orang yang gaduh dan tertawa atas penderitaan orang lain. Sungguh pemandangan sampah!

"PIKA! PIKA! PIKA!" pria gendut dan pendek itu meng-cosplay menjadi pikachu. Entah itu suruhan atau memang dia yang rada rada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐋𝐀𝐒𝐒, lookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang