last breath

184 25 0
                                    


🧸

"jungwonku.."

jungwon, sang pemilik nama sedang sibuk memberi makan angsa-angsa yang ada didanau.
jay yang sedari tadi hanya memperhatikan jungwon dari belakang sesekali berteriak kecil menyuruh jungwon agar berhati-hati dan tidak berlarian di dekat danau.

"tuhan jahat banget ya sama kamu, kamu harus berjuang nahan sakit supaya bisa bertahan di dunia..."
jay menjeda sebentar kalimatnya.

"tapi kamu hebat, hebat banget. kakak bangga dan kagum sama kamu. karena walaupun dalam keadaan sakit kamu masih bisa tetap senyum dan sabar."

tanpa sadar setitik air mata jatuh.
jay menunduk membiarkan semuanya jatuh. ia menangis dalam diam.

"kak jay!"

mendengar jungwon berteriak memanggil namanya dengan cepat jay mendonggak dan menghampiri kesayangannya.

"kenapa hum?" ucap jay dengan tangan kiri yang mengusap lembut surai yang lebih muda.

"ini! masa tadi angsanya berantakin tempat makanan nya terus diambil semua! kan temen-temennya yang lain belum kebagian, terus tadi juga makanan yang ditangan aku di rebut, ish."
adu jungwon pada jay, membuat jay mencubit gemas hidung mancung yang lebih muda. setelahnya jay hanya tertawa.

"loh kok kakak ketawa sih!?" jungwon berkata dengan wajah yang dibuat marah. jay yang terlalu gemas menangkup pipi gembil jungwon dan mengecupnya bergantian

*cup

"udah..biarin aja, kamu juga udah kasih makan banyak banget itu. lagian kamu gak capek apa daritadi ngejar angsa terus, duduk dulu ya nanti kasih lagi rotinya, oke?" jay berkata lembut yang dibalas anggukan oleh jungwon.

"huft, okedeh. lagian aku juga haus."

____

"aah segar~" jungwon meneguk habis lemonade miliknya.
jay terkekeh.
"gemes banget sih pacarku." ujar jay dengan tangan yang mencubit pipi jungwon.
"kakak jangan cubit-cubit terus!"

______

saat ini dua insan itu sedang menikmati angin sore sambil bercerita dengan posisi jungwon yang berada didekapan jay.

"kakak inget gak pas pertama kali kita jadian, kak sunghoon bilang ke aku kalo kakak suka sama aku, awalnya doang malu malu kambing tapi abis itu jadi bulol, alay banget." jungwon bercerita sambil memainkan jari-jari jay.
jay hanya tertawa mendengar ucapan jungwon.

"jangan diingetin lagi dong kamu mah." jay berkata dengan wajah yang sengaja dibuat cemberut, membuat jungwon tertawa kencang.

"ih alay gitu mukanya, ga banget deh." lagi-lagi jay tertawa.

"terus pas kakak ajak aku ke danau ini pertama kali, waktu itu aku ngambek karena kakak deket banget sama cewe yang aku gak kenal, aku kira dia pacar kakak yang lain, ternyata cuma  sepupu jauh. aku udah mau nangis kalo gak sunoo yang bilang.
lagian juga kakak gak bilang duluan!"

"tapi abis itu kamu cuma aku bujuk pake cheesecake doang udahan ngambeknya."

"hehe, ya gimana abisnya enak si kan aku gabisa nolak." jungwon menyengir lucu.

______

"aku mau jalan-jalan keliling kota lagi sama kakak, terus makan nasgor deket kampus."

jungwon menghela napas pelan, lalu melanjutkan kalimatnya.
"tapi sekarang udah gabisa, aku harus ngabisin sebagian besar waktu aku dirumah sakit." jay yang dari tadi diam mendengarkan jungwon bercerita kini mengalihkan pandangannya.

"aku juga jarang kuliah, aku kangen temen-temen. aku juga kangen rumah, intinya aku kangen banget sama kalian-kalian. aku bosan di rumah sakit terus."
jay berusaha untuk tidak menangis saat ini.

setelah itu hening sebentar, jungwon tidak melanjutkan ceritanya.

"maaf ya kakak jarang jenguk kamu-"

"kak, udah aku bilang berapa kali sih jangan minta maaf karena hal itu lagi, aku maafin kok, aku ngerti banget kakak pasti sibuk, kakak juga butuh istirahat, lagian aku juga udah bilang kalo ada mama yang jaga. udah kakak gausah minta maaf lagi, oke?" jungwon menatap jay.

"loh? kok nangis?" jungwon bangkit dari dekapan jay, tangan mungilnya mengusap cairan bening di pipi jay.
"gapapa, kelilipan gajah doang." jawab jay asal dan mengusap matanya sendiri.
"yang bener! kakak kenapa nangis?" jungwon bingung, kenapa jay tiba-tiba menangis.

"beneran deh, kelilipan doang ini sayang."
"aku kira kakak kenapa ah, kaget aku."
"hehe maaf sayang, kakak gapapa."
jay menggenggam tangan kecil yang ada di pipinya lalu mengecupnya.

_____

setelah itu tidak ada lagi kata yang keluar dari keduanya. hening.
cukup lama mereka diam.













































"kakak..." napas jungwon tersenggal.
matanya berubah sayu.
jungwon mendekat dan memeluk leher jay.

"aku-" jay dengan sigap memeluk tubuh jungwon, raut wajahnya berubah menjadi panik.

kali ini napas jungwon menjadi lebih pendek, keringat bercucuran, bibirnya sedikit memucat dan mata yang semakin sayu.
tapi jungwon tetap memaksa untuk membuka matanya.

"aku ngantuk.. mau tidur." jungwon tersenyum kecil dan tepat setelah itu, napas jungwon habis.
matanya tertutup rapat dan tangan yang memeluk leher jay terlepas begitu saja.

"jungwon.." jay mengguncang kuat tubuh dingin jungwon dan menepuk pipinya beraharap jungwon membuka matanya.
tapi nihil, tubuh jungwon tak bergerak sedikit pun.

"JUNGWON, BANGUN SAYANG!" jay mengangkat kepala jungwon.

"JUNGWON!!" sekali lagi jay menepuk pipi jungwon.

"hiks..hiks..jungwon.." lirih jay dengan suara bergetar.

"hiks.."

"kamu bilang kita harus sama-sama terus, tapi kenapa kamu ninggalin kakak duluan jungwon.."

dipeluknya tubuh tak berdaya jungwon.

jay mengusap kedua mata, hidung, dan bibir pucat itu.

air mata jay membasahi wajah jungwon.

"selamat tidur, malaikatku."

"beristirahatlah dengan tenang."

END.

last breath ; jay, jungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang