Dalam kamus Wei Wuxian, tidak ada kata "Kesengsaraan" di dunia ini. Sebagai kaisar pertama dinasti Wei, Wei Wuxian bersumpah akan memperjuangkan kebahagiaan setiap warganya.
Dan berdampingan dengan tangan kanannya yang setia, Wei Wuxian berhasil mewujudkannya.
***
Wei Wuxian
(Kaisar Pertama Dinasti Wei)Lan Wangji
(Penasehat Kerajaan)***
BOW TO YOUR KING
Berjalan di puncak tangga menghadap pelataran tempat para prajuritnya berbaris dengan pedang dan tameng di dada, Wei Wuxian menelan ludah selagi matanya menatap tajam cakrawala. Hari ini adalah hari keberangkatan menuju perang penentuan kemenangan kerajaannya. Jika menang, ia akan menguasai seluruh dataran China. Tapi jika kalah, kepalanya akan digulingkan di atas tanah, terpenggal dari tubuhnya.
Saat ini, pangkatnya adalah jenderal tertinggi kerajaan Yunmeng. Jubah ungu bersulam teratai perak tersamping di pundaknya. Tangannya menggenggam surat wasiat kaisar terakhir kerajaannya yang juga merupakan lelaki yang dianggapnya saudara.
Kaisar itu adalah Kaisar Jiang Wanyin, yang mati terbunuh pada perang sebelumnya. Panggilan akrabnya Jiang Cheng, dan lelaki itu berpesan bahwa Wei Wuxian akan menjadi pimpinan tertinggi kerajaan untuk menggantikan dirinya.
Kepalan Wei Wuxian mengerat ketika benaknya mengingat setiap goresan tinta yang ada dalam surat tersebut. Dia bukan siapa-siapa di sini. Dia baru saja kehilangan saudaranya. Bagaimana dia bisa memimpin kerajaan sebesar ini sendirian? Yang ia tahu hanyalah mengayunkan pedang.
"Kau tidak perlu takut," ujar suara yang dikenal tak jauh dari belakangnya.
Wei Wuxian menoleh. Ia melihat pria berjubah putih dengan rambut tergerai santai, tanpa pedang, tanpa noda darah di tangannya. Pria itu berwajah dingin dengan mata es yang menatapnya tanpa ekspresi, namun Wei Wuxian tahu ia sedang dihiburnya.