Part 5. Wajib Lapor

1.4K 151 23
                                    

Jogja 2019


"Tolong awasi Kayla ya. Laporkan apapun yang dia lakukan, kemanapun dia pergi. Kalau kamu sungkan chat saya, chat Riko, biar diforward ke saya. Dan, jangan khawatir soal perundunganmu. Riko sudah membereskannya."

Arin hanya bisa mengangguk saat Eijaz memberinya perintah.

"Siap Pak."

"Nih, buat jajan. Ajak Kayla jalan-jalan sesekali. Turuti apapun keinginan dia. Kalau kurang uangnya, kabari saya. Paham?"

Mata Arin membelalak melihat uang yang masih berlabel angka lima dengan enam buah nol di belakangnya itu.

"I-ini buat Kayla?"

"Buat kamu. Bayaran kamu jagain istri saya selama saya pergi."

"Yah! Jaketnya yang mana?" teriakan Kayla membuat Eijaz dan Arin menghentikan percakapannya.

"Simpen," titah Eijaz.

"Hitam," jawab Eijaz pada Kayla.

"Lah, jaketmu hitam semua," decih Kayla.

Pria itu segera masuk ke dalam kamar menemui istrinya, sedang Arin masih tertegun menatap uang di tangannya.

"Wah gila Pak Jaz, apa gue jadi ajudan Kayla aja ya. Seger banget seminggu dapet segini," gumam Arin.

"Emang berapa gaji Pak Jaz ya? Enak dong Kayla lakinya tajir, berseragam pula." Monolog Arin.

"Kamu gila?"

Ucapan itu membuat Arin menoleh ke arah pintu. Tangannya dengan cepat memasukkan uang dari Eijaz ke dalam tasnya.

"Iya."

Riko mendengus mendengar jawaban Arin.

"Kata Pak Jaz, aku disuruh nganter kamu ambil baju ke kosmu."

"Nggak usah, aku bisa ambil sendiri kok. Kosku ngelewatin tempat kerja pacarmu, nanti kalau pacarmu tahu, bisa bahaya."

Riko mengernyit kemudian terkekeh.

"Katanya mau nikung," sindir Riko.

"Ha? Nikung? Kamu? Maaf, aku kira-kira juga nikung orang. Ya kali capek-capek ngerebut Kang cilok. Nggak berkelas."

"Kang cilok ini bisa bikin kamu secircle sama Mbak Kay, berseragam pink."

Arin mengerutkan dahi.

"Wah, maaf. Aku sukanya warna hijau."

"Dimana-mana cewek cantik itu pakainya pink."

"Jadi aku cantik? Kamu suka sama aku? Ngarep aku jadi istrimu?" Arin menantang Riko, membuat pemuda itu terdiam.

Kayla dan Eijaz yang baru melangkah masuk ruang tamu menatap aneh pada Riko dan Arin.

"Wah, ada drama apa nih?" tanya Kayla.

"Nggak kok," jawab dua orang itu kompak.

Eijaz menatap kedua orang itu bergantian.

"Kompaknya. Jarang-jarang kamu bisa kompak sama orang, Ko."

Riko menunduk dan menggaruk tengkuknya. Kayla terkikik.

"Aku berangkat dulu ya," ucap Eijaz pada Kayla kemudian.

Kayla mengangguk dam tersenyum pada suaminya.

"Hati-hati."

Eijaz berdehem, Riko dan Arin mengarahkan pandang pada keduanya sebelum melihat tanda dari gerakan tangan Eijaz. Dua orang itu seperti kambing congek yang membalik badan secaro otomatis.

Green or Pink (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang