sakit! Sakit sekali! Kenapa ini sangat sakit sekali... Urkk.. Aku tidak kuat lagi hikss hiks.. uhh... Siapa pun tolong aku.. siapapun... To..long.. aa..kuu..
Tolong aku.
Keluarkan aku!
Dari neraka ini!Kumohon! Bunuh aku...
Tolong
©©©©
Dihari yang sangat cerah, bahkan terlalu cerah dan damai untuk diungkapkan dengan kata-kata. Burung-burung terbang beriringan, angin yang berhembus membawa riangnya kicauan burung. Semua orang begitu gembira, bersama keluarga maupun orang yang mereka cintai dengan wajah bahagia dan penuh cinta.
Semua terlihat begitu sempurna pada hari itu, layaknya sang dewa memberkahi dunia pada hari itu.
Dilain sisi lain, sisi yang berlawanan bagi orang-orang yang tak pernah tau dunia kegelapan. Mereka tidak akan pernah tau, bahkan dihari yang cerah nan indah ada banyak orang yang selalu merintih kesakitan, kelaparan, dan berusaha bertahan hidup. barang satu detik saja mereka lengah nyawa mereka hilang seketika, bahkan orang yang memiliki hidup cemerlang dan bahagia sekalipun bisa saja menyembunyikan jati diri mereka yang asli di balik topeng kehidupan.
~••••••~
Ssrrkk.. srak srak srak!...
"Argahhh! T-to.. tolong akuu!! Aarggh! A-aa.. ampuni aku yang mulia!"Srak srak srak. Suara langkah kaki seseorang yang mengejar buruannya di hutan. Tap, "Kau pikir kau bisa kabur? Jangan berharap banyak, kau tau itu bukan?" Suara berat seorang lelaki, berbicara kepada orang yang memohon ampun didepannya.
"Ada kata terkahir? -oh sayangnya aku tak peduli. Haha Selamat tinggal penghianat."
Zwiingg! Zratt!! -Bruk...Tergeletak lah tubuh seorang pria muda yang berlumuran darah dengan kepala terpisah dari lehernya.
"Hahh... Merepotkan, kali ini berusaha menipuku dengan menjadi" keluh sang lelaki yang sedang memegang pedang berlumuran darah ditangannya.
"Yang mulia.. kami akan mengurusnya, dan penghianat lainnya beserta saksi mata telah dilenyapkan" lapor sang ksatria.
"Bagus. Aku akan kembali sekarang, cari siapa dalang di balik ini. Aku akan menghancurkan upaya mereka yang murahan untuk membunuhku" ucap Lyond.
"Siap laksanakan yang mulia" ucap Frankz sang ksatria.
Tiba-tiba, ukhh-
Mereka seketika terdiam.
Lyond dan Frankz menoleh kearah sumber suara tersebut dengan posisi siaga. "Apa kau sudah memeriksa sekitar?! Kenapa masih ada yang tersisa?!!" Dengan kesal ia bertanya kepada Frankz dengan nada marah."Benar yang mulia saya sudah mengecek sekitar dengan baik! Hamba tidak berbohong!" Bela Frankz yang kesal, karena ia memang sudah memantau keadaan sekitar tanpa tertinggal sedikit pun. Mereka dengan cepat dan tanpa suara segera menuju kearah datangnya suara rintihan tadi.
Syraaahhhssshhhhh...
Tiupan angin dengan kencang mengarah ke mereka, seakan tidak ingin mereka berdua mendekati sumber suara tersebut. Ukhh... Angin sialan, menyebalkan sekali mataku jadi sakit karena debu! Kesal Azarlyond.Zrashh! Syut syut syut zraksshh
Frankz mengayunkan pedangnya untuk menebas semak belukar yang menghalangi mereka, meskipun tiupan angin belum mereda dengan mudahnya ia memotong semak belukar didepan mereka dengan mudah. Betapa terkejutnya mereka, ada sebuah pohon besar yang rindang ditengah hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will The End Come To Us?
RomanceAdakah rasa sakit yang bisa membunuhmu seketika? lebih dari rasa sakit ini? Jika ada aku ingin merasakannya, aku sudah terlalu letih untuk menahan rasa sakit yang tak kunjung membunuhku. Hey pangeran.. apakah kau bisa membunuhku? Bolehkah aku pergi...