Tiga

1.6K 226 17
                                    

Suara burung bersiul, tumben ada suara burung di sore hari. Biasanya mereka tidak pernah bersiul kecuali di pagi hari.

Sinar matahari mulai menjadi warna violet, sekarang jam di tanganku sudah menunjukkan pukul enam sore. Dengan suara ayunan sepeda, aku menelusuri jalan dengan Scaramouche yang bisu sedari awal perjalanan.

"Kalau dingin pegang saja pinggang ku."

"Jangan mengatakan sesuatu yang membuat ku kesal Kaedehara!"

Kali ini Scaramouche berbicara, padahal dari tadi terus diam seperti patung. Bahkan pandangan nya menghadap pemandangan bukan depan.

"Hahaha apakah ada yang salah dari kalimat ku Scaramouche?"

"Diam Kaedehara!"

Baiklah kali ini aku diam, lebih baik diam daripada membuat anak mungil ini mengeluarkan umpatan yang mematikan.

Sepuluh menit mendayuh, akhirnya kami sampai di apartemen tempat aku tinggal. Kami turun dari sepeda memarkin kan nya di dalam, dan mulai berjalan naik ke lantai dua. Tempat kamar ku berada.

"Masuklah," aku menawarkan Scaramouche masuk duluan, kemudian disusul oleh ku.

"Tunggu! Apakah kita akan tidur bersama?! Aku tidak mau berbagi kasur!"

Belum sempat aku menjelaskan, rupanya dia sudah memikirkan wilayah nya sendiri.

"Tenanglah, setiap kamar ada dua tempat tidur."

Dengan ekspresi terkejut, Scaramouche buru buru masuk kedalam. Sepertinya dia malu karena sudah berburuk sangka padaku.

"Harusnya kau bilang dulu Kaedehara!"

"Tapikan kamu baru bertanya?"

Aku mengerutkan kening, kali ini bukan aku yang bersalah. Tetapi Scaramouche yang telat bertanya.

"Lu-lupakan, dimana kamar mandi?"

Ekspresi nya kembali tenang, dan sekarang Scaramouche bersiap untuk mandi.

"Ada di dekat dapur, sekalian aku memasak kalau ada yang kau butuhkan panggil saja."

"Baiklah."

Scaramouche bergegas pergi kedalam kamar mengganti baju menjadi baju santai, dengan sebuah handuk berwarna biru langit yang ia bawa di pundak nya. Dan pergi kedalam kamar mandi.

Sekarang aku berjalan ke arah kulkas, mengambil bahan makanan dan siap memasak.

Lima belas menit kemudian, Scaramouche keluar dari kamar mandi. Rambut nya yang basah dan juga bau harum tubuhnya membuat ku mengalihkan perhatian dari memotong wortel. "Kau sudah selesai? Kalau begitu kau bisa ke ruang tamu. Aku akan memanggil ketika sudah selesai."

Scaramouche hanya mengangguk sebagai balasan, berjalan kearah televisi kemudian menyalakan nya dan menonton siaran disana.

"Apa nanti dia akan suka dengan sup? Ah semoga iya."

Aku lanjut memotong wortel menjadi pecahan kecil, dan memasukkan nya kedalam panci untuk direbus bersama sayur sayur yang lain. Sementara itu aku membuat jus jeruk dan juga hidangan penutup kecil berupa cookie yang sudah aku panggang.

"Baru kali ini aku menyiapkan sesuatu sampai kerepotan." Ucap ku kecil.

"Mau aku bantu? Kalihatan nya, kamu kesulitan bahkan belum berganti baju."

Entah sejak kapan, Scaramouche berdiri di pintu masuk dapur. Bersender dengan tatapan memperhatikan seisi dapur.

"Apa kamu yakin? Kamu bisa masak Scaramouche?"

"Jangan bertanya hal yang bodoh, karena akulah yang memasak dirumah untuk ke tiga kakak perempuan ku."

Rahasia sang angin [KazuScara Au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang