Terima kasih
.
.
.
💎💎💎Hal yang paling mudah dalam hidup mungkin menutup mata bagi yang kelelahan, bernapas dengan lega untuk orang yang bersyukur dan tersenyum bagi orang yang sudah mencapai target. Bicara tentang hal termudah, ada kalanya seseorang juga kesulitan menutup mata disaat jarum jam menunjukkan waktu terlelap tapi hati dan pikiran tak bisa di ajak kerjasama bahkan untuk bernapas lebih teratur sepertinya sangat sulit seakan oksigen di sekitar sudah mencapai batas maksimum untuk di pakai, beberapa rencana dan target yang gagal tak akan bisa di gantikan oleh sebuah senyuman kecil. Beberapa tetesan air mata bisa saja mewakili perasaan macam apa yang sedang di derainya.
"Gak bisa tidur?"
Pertanyaan seperti itu terus saja menghantui, tapi ini bukan sekedar pertanyaan, terlebih rasa khawatir dari setiap katanya."Mungkin gejala demam, gue gak nyaman beristirahat malam ini." alasan klasik mengalir begitu saja dari bibir, padahal untuk mengetahui lebih jelas alasan gue terbangun tepatnya tak bisa memejamkan mata karena ada satu hal yang membuat hati gue enggan untuk beristirahat dan memaksa otak ikutan overthinking.
"Hari ini berat ya Wi?" beberapa orang mungkin akan mengejek jika lelaki di samping gue ini bertanya demikian. Orang-orang akan memasang wajah heran saat melihat ekspresinya yang mode soft alih-alih julid seperti biasanya.
Gue beberapa kali menghembuskan napas berat hanya untuk membebaskan sesak yang bersarang di dada, entahlah apa yang membuat gue seperti ini, masih terlalu abu dalam pikiran, "Terlalu overthinking gak sih jatuhnya? Lemah banget ya, padahal bisa aja gue cuekin." gue mengeratkan pelukan ke diri sendiri saat angin malam berhembus menusuk kulit, balutan blazer rajut ternyata kurang efektif melindungi kulit dari hawa dingin.
"Gue gak mau bilang lo terlalu ikut campur karena sifat lo emang kaya gitu dari awal. Lo tuh luarnya aja yang cuek padahal gak ada yang tau lo overthinking setiap malam, bahkan rela gak nutup mata karena hati belum selesai menjalankan tugasnya." rentetan kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya, "Tapi pernah gak sih lo memikirkan diri sendiri? Gue tau kok lo begini karena takut kehilangan lagi padahal emang konsekuensinya dari awal lo gak usah menaruh harap. Di kost ini, mereka bukan milik lo." kalimat yang memiliki tujuan dua arah, seperti menampar diri yang tak pernah peduli diri sendiri karena terlalu sibuk dengan masalah orang lain atau terlalu banyak menaruh harap kepada penghuni kost hingga disaat mereka memutuskan untuk pergi, hati bahkan terang-terangan menolak seakan yang pergi adalah hal paling berharga.
"Lucu gak sih? Mereka pergi secara bersama di saat gue masih bertanya, salah gue dimana sih? Apa dosa gue sebanyak itu karena harus kehilangan sebesar tadi?" asumsi gue. Jam seperti ini emang paling enak overthinking dan berani mengeluarkan asumsi yang mengendap di hati dan pikiran, entah sejak kapan juga lawan bicara gue sering kedapatan melamun di jam seperti ini di tempat yang sama, sempat gue berpikir kalau sebenarnya gue hanya sendirian atau berhalusinasi tapi cangkir yang selalu mengisi telapak tangan dengan cairan kental hitam di dalamnya menyadarkan gue kalau dia beneran ada, sosoknya ada di jam kritis seperti ini.
"Mereka hanya penumpang di kapal lo, gak seharusnya lo meminta lebih. Awak kapal saja bisa meninggalkan, lalu keberanian dari mana lo mengklaim mereka adalah milik lo. Jangan terlalu terbebani, yang pergi akan tetap pergi dan yang tinggal hanya akan menunggu giliran untuk meninggalkan. Gak ada yang abadi Wi."
Karena ini malam hari, tepatnya dini hari, pembicaraan kita semakin berat tergantung tingkat emosi yang menurun. Bahkan beberapa kata sederhana bisa saja mengandung banyak makna, gue rasa kepribadian ganda benar adanya. Lo gak akan lihat sisi kelam gue di saat mentari menampakkan sinarnya, begitupun lelaki di samping gue, dia akan bertaruh gak pernah menampilkan sisi terendahnya jika bukan bulan dan bintang di langit malam yang menemani, kecuali pendampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Livin with Caratto✅
Ficción GeneralBaca Bismillah dulu biar berkah! Welcome to Caratto Family🌹 Hanya sebuah cerita dari bangunan bertingkat dua, Memiliki 13 kamar yang di sewakan dan dibalik pintu yang berjejer rapi itu, ada cerita yang siap di ungkapkan. 'Arti dari hidup bersama b...