Matahari melingsir lebih lama. Mungkin itu yang dirasakan Shena karena dua pertiga harinya hanya didedikasikan di atas tempat tidur. Sekarang sudah jam tiga sore dan dirinya merasa pegal. Ia ingin melakukan sedikit peregangan.
Kepalanya masih sering berdentum. Tapi, ini sedikit lebih baik daripada delapan jam yang lalu. Sebelum Edgar datang.
Shena mulai menyibak selimutnya. Ia berusaha sepelan mungkin bangun dari tempat tidur agar tidak menimbulkan banyak dampak yang bisa memperburuk keadaannya. Bukan hanya itu, ia harus berjalan dengan merambat pada dinding agar tidak terjatuh sewaktu-waktu.
Meski butuh waktu lebih dari lima belas menit hanya untuk ke kamar mandi, Shena tak berniat kembali ke tempat tidur. Ia berbaring di sofa paling dekat dari posisinya berdiri. Karena untuk melanjutkan langkah, rasanya tidak mampu.
Edgar mungkin belum menyelesaikan kelasnya. Dan Shena tidak bisa memprediksi kapan laki-laki itu akan kembali ke sini. Mungkin iya atau juga sebaliknya.
Ia menetap beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk tetap di sofa. Matanya kembali terpejam bukan karena kantuk tetapi karena rasa terganggu akibat sakit yang menyerangnya.
Dalam sehari ia tak pernah tidur selama ini. Bahkan ketika tidak ada kelas sama sekali. Ia ingin meregangkan otot-otot tubuhnya, tapi sekali lagi, pusing selalu terlebih dulu menyergap.
Mungkin dengan kembali tidur bisa mengurangi lebih banyak beban di kepalanya.
Semalam, ia merasakan jika tubuhnya diangkat. Seperti mimpi tapi Shena tidak yakin. Dan sekarang tubuhnya sudah berada di atas tempat tidur dengan selimut tebal melindungi hampir seluruh tubuhnya.
"Lo mau ke mana?"
Shena terperanjat ketika kakinya baru saja berdiri. Bagaimana ia tidak tersentak kalau tiba-tiba ada seorang laki-laki memasuki kamarnya dengan lancang dan tanpa permisi. "Ke kamar mandi."
"Perlu gue gendong?"
Gue nggak lumpuh, Njir. Shena membatin. "Gue bisa sendiri."
Kondisinya sudah banyak menunjukkan perubahan. Pusing yang semula terasa seperti hendak membunuh sekarang sudah perlahan menghilang. Mungkin hanya rasa yang bergejolak di dalam perutnya yang terasa mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALEMATE
Romansa⚠️Harsh words, physical and psychological violence, verbal abuse, and some parts have adult scenes. Only recommended for readers 17 years and up⚠️ Apakah sebuah pengkhianatan masih bisa dimaafkan? Pertanyaan yang selalu menjadi bumerang ketika Edgar...