sièh

8 0 0
                                    

"JOOOOHAN ABIMA ANDANA!~"

Waktu menunjukan pukul 5:23 pagi, Di mana kesibukan Arexsi Andana mengejar Putranya yang masih berumur lima tahun itu.

Di rumah megah ini, Arexsi Andana hanya tinggal berdua dengan Putra kesayangannya-- Johan Abima Andana. Di mana suaminya?

Arexsi belum menikah, dia saja masih berumur 17 tahun dan masih menduduki bangku sekolah kelas 12 SMA.

Bukan karena sebuah kesalahan membuat dirinya memiliki Joohan, tapi karena dirinya mengadopsi anak itu agar dia tidak kesepian, Di mana keluarganya?

Bundanya telah meninggal di saat dia berusia 2 minggu karena pendarahan, sedangkan ayahnya telah meninggal di saat dia menduduki kelas 8 SMP karena Tumor ganas, sedangkan keluarganya yang lain ia tak punya, Ayahnya adalah anak tunggal kaya raya sedangkan ibunya anak sebatang kara yang di titipkan di panti asuhan.

"Nah kan dapat!!!" Seru Arexsi saat berhasil menangkap Putranya.

"AAAAA BUBU!!! HAN NDA MAU MANDI!!!" Si anak terus berontak karena tidak ingin mandi sepagi ini.

"Kamu harus mandi, habis itu sekolah, bubu juga mau sekolah, buruan nanti kita telat"

Setelahnya Arexsi menggendong Johan kekamar mandi, memandikan anak itu hingga bersih tak lupa menggosok gigi susu itu.

Kini waktu menunjukan pukul 6:00 pagi, keduanya tengah sarapan di meja makan, tidak ada yang bersuara karena Arexsi mengajarkan kepada anaknya untuk makan dengan tenang, setelah selesai makan Arexsi membuka suara.

"Han kalo di sekolah jangan cari masalah ya? Jangan berantem, dengerin apa kata guru, belajar yang benar" Tak bosan bosannya Arexsi menasehati Johan di setiap hari membuat anak itu mengerti.

"Iya bubuuuuu"

"Kamu udah siap? Di cek dulu takut ada yang ketinggalan"

Johan Membuka tas coklat bermotif tupai

Johan Membuka tas coklat bermotif tupai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gini nih )
Cr:Pinterest

"Bukunya udah?" Tanya Arexsi ikut mengoreksi.

"Ada bubu"

"Kotak pensil? Isinya cek juga"

Johan mengeluarkan kotak pensil yang juga bermotif tupai lalu mengecek isi di dalamnya.

"Ada semua bubu"

"Botol susunya ada?"

"ADA"

Johan menunjukan botol susunya yang lagi lagi bermotif tupai, maniak tupai emang

Johan menunjukan botol susunya yang lagi lagi bermotif tupai, maniak tupai emang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja warna coklat terus gambar tupai)
Cr: pinterest

"Oke sekarang kita berangkat!!" Seru Arexsi lalu menggendong anak kesayangannya untuk berangkat ke sekolah masing masing.

Areksi dan Johan tinggal bersama sejak 2 tahun yang lalu, di saat Johan berumur 3 tahun sedangkan Arexsi berumur 15 tahun.

Pertemuan mereka sungguh tidak di sengaja, Arexsi yang berjalan santai menikmati indahnya sore hari sekalian menyegarkan otaknya yg kini berat karena tugas itu pun menemukan Johan yang tengah menangis di pinggir trotoar dengan keadaan yang lusuh.

Awalnya Arexsi mencoba cuek dan berlalu saja, namun dua langkah kedepan, kaki itu berhenti lalu berbalik.

"Hai adek, kenapa nangis hm?" Arexsi berjongkok menyamakan tinggi anak itu yang sedang menangis.

"Huaaaa Han apal hiks" Jawab anak itu sambil menghapus ingusnya.

"Kamu lapar? Emang orang tua kamu di mana?"

"H-han nda au" jawab anak itu sambil menunduk

Arexsi ingin rasanya membawa anak ini pulang atau sekedar memberi makan, namun ia takut orang tua anak ini mencarinya.

"Nama kamu Han ya? Kamu tinggal di mana?"

"Johan hiks, han nda puna yumah, han cendilian"

"Kamu ikut sama kakak aja gimana? Tinggal sama kakak" tanya arexsi yang di anggukin anak tersebut.

Arexsi merasa kasihan, di umur seperti Johan dirinya bersyukur masih memiliki ayah dan di kelilingi harta melimpah.

Sebelum membawa Johan pulang, Arexsi membawa anak itu ke toko baju untuk membelikan anak itu beberapa pasang baju untuk beberapa hari.

Setelah di rumah baru ia akan menanyai Johan tentang dirinya, Pikir Arexsi.

Saat memasuki toko, banyak pasang mata yang memandang jijik Johan yang berada di samping Arexsi sembari menggandeng tangannya, Namun arexsi tampak cuek.

Setelah selesai dengan perlengkapan Johan, Kini Arexsi membawa Johan pulang untuk di mandikan lalu di beri makan.

Awalnya Arexsi ingin menanyai anak itu, namun dia tidak tega melihat wajah ngantuk Johan dengan mata yang memerah.

"Kamu ngatuk ya?"

Anak itu hanya menjawab dengan anggukan lemah.

"Ya udah malam ini kamu tidur di kamar kakak ya?"

Lagi lagi anak itu menjawab dengan mengangguk lemah.

Arexsi terkekeh kecil lalu menggendong anak itu ke kamarnya, lalu di rebahkan secara perlahan di kasurnya.

"Tidur yang nyenyak ya!, besok kakak mau denger kejelasannya dari kamu dulu, abis itu kakak nyuruh orang kepercayaan ayahnya kakak buat bantu kakak adopsi kamu"

Setelahnya Arexsi ikut merebahkan dirinya di samping Johan lalu mengecup dahi anak itu sekilas.

.
.
.
.

Tbc

Hahhh... cerita ke tiga, tapi 2 nya saya unpublis, jadi gimana? Suka? Suka ga suka saya tetap lanjut wkwk...

See you ya-!!!

Bantu ramein hehe

Baby Boy || Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang