30. Terungkap (X-silent)

8 4 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Jika waktu itu Randu tak mengizinkan Renda tuk pergi, perempuan itu mungkin tidak akan pernah jatuh dari motor, dan parahnya ia juga menabrak seseorang kakek-kakek yang tidak sempat ia tolong waktu itu.

Jika saja waktu itu, Randu menjemput sang adik, mungkin saja tidak akan ada kejadian, Nacha hilang tanpa kejelasan. Jika di tanya, siapa yang paling bersalah. Jawabnya pasti, Dirinya sendiri.

"Kenapa?" Randu mendongak menatap perempuan di depannya yang sudah beberapa Minggu terakhir tidak ia temui.

Randu mengusap air matanya di sekitaran wajahnya, lalu bangkit merengkuh perempuan dia depannya." Ini hukuman alam buat gue? Gue terlalu jahat!" Bisiknya penuh pilu.

"Kalau bukan karena gue, Nacha gak akan pernah pergi!"

"Kalau bukan karena gue, teman-teman lainnya juga pasti masih hidup!" Mungkin jika di lihat, Randu bukanlah sosok yang kejam lagi. Ia sudah berubah menjadi sosok lemah.

"Bukan salah Lo! Tapi ini takdir, banyak kejutan yang belum kita tahu dari takdir sang pencipta, gue tahu rasanya pasti sakit banget!" Randu bahkan tidak bisa mendeskripsikan seberapa hancur dirinya dan seberapa sakit dirinya.

"Gue minta maaf," Randu melepas pelukannya, ia menatap sorot mata Nessa.

"Gue selalu kejam sama Lo, bahkan gue gak pantes hidup!" Nessa mengeleng mendengar hal tersebut, hanya tuhan yang mampu mendeteksi makhluk nya, hidup atau matinya.

"Gue sayang sama Lo, tapi gue gak mau Lo kenapa-kenapa kalau Lo dekat sama gue!" Nessa terdiam kaku, seolah petir baru saja menyambar dirinya, ia tidak pernah berharap sosok Randu bisa menjadi orang yang mencuri hatinya.

Ting

Tepat saat itu, bell masuk berbunyi membuat Randu berdecak sebal. Nessa terkekeh geli menatap Randu yang sibuk mengusap air matanya.

"Sial banget gue hari ini, kalau orang lihat gue nangis, mau di taruh mana muka gue!" Jengkel Randu, hari ini hari dimana apel pagi di mulai.

"Yuk ke lapangan!" Keduanya bergegas ke lapangan, kini lapangan di sesaki ribuan murid SMA negeri 00 Jakarta dan satu orang yang tengah berdiri di depan tepat di tempat pemimpin ketika menjalani upacara, bukan menjadi pemimpin tapi menjadi pusat perhatian.

Berita kejadian tadi berhasil Samapi di telinga para guru dan staf, hal hasil Samuel harus di beri peringatan dan kemungkinan akan di keluarkan dari sekolah.

"Kamu ini, udah Badung masih aja nambah beban hidup sekolah!" Omel pak Midun, salah satu staf guru yang suka berkeliling sekolah.

"Kamu udah tahu kan, konsekuensinya!"

Randu berjalan maju ke arah kedua orang yang sedang berada di depan tersebut, matanya menyorot tajam ke arah Samuel.

"Saya mau bicara sebentar sama dia pak!" Pak Midun mengangguk mundur sebelum mengucapkan," jangan aduh jotos tapi," lalu pergi menciptakan keheningan sejenak pada dua orang itu.

X-Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang