Untuk Sarah

32.5K 429 40
                                    

Padahal tinggal 1 part terakhir ini sebelum part baru tapi tetap badmood bgd :(

mulai ajalah..

MARI KITA BACAAAA!!

Sean menyentuh pipi Sarah menghapus sisa air mata Sarah yang bergenangan dikedua pipinya.

"Jangan nangis sayang," pinta Sean lembut.

Sarah yang masih sakit hati melepas tangan Sean dari pipinya dengan kasar.

"Hiks..Lepas! Kak Sean gak usah pegang-pegang aku lagi hiks.."

"Aku cape ngalah terus..aku cape ngertiin kakak terus hiks..tapi kakak gak mau ngertiin aku!"

"Sarah denger dulu.."

"Gak mau!" gadis itu bergerak hendak melewati Sean tapi dihadang pria itu. "Minggir gak?!"

Sean masih diam saja. Tanpa memikirkan banyak hal lagi Sean membuka kaos bajunya.

"Ngapain sih buka baju? Aku tuh bukan mau lihat otot--"

Sarah tidak bisa bicara lagi. Air matanya seketikw berhenti. Dia tidak mampu bicara karena kaget. Sesuatu yang tidak pernah Sarah sangka dan Sarah duga bakal terlihat jelas di depan matanya.

"Kak Sean?" Sarah hanya mampu membeo melihat dada sebelah kiri Sean.

Sean menghembuskan napasnya lalu melihat Sarah lurus. "Aku pulang subuh gini karena semalaman di ruko om Hendri buat bikin ini sayang. Bukan nginep terus ng*we sama cewek."

Sarah masih bingung harus bereaksi bagaimana. Dia tidak pernah melihat pria yang memakai tatto berusia tujuh belas tahun di depan matanya sedekat ini.

"Hufh! Aku tahu. Aku udah banyak salah sama kamu. Tapi yang harus kamu tahu dihati aku cuma ada kamu sayang," Sean mendekat sambil menggenggam dua tangan Sarah erat.

"Kak Sean ini beneran?" Sarah tidak bisa menanggapi ucapan Sean barusan. Dia masih tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. "Maksud aku ini tatto permanen. Gak bisa ilang?"

Sean hanya tersenyum miring sambil mengangguk.

"Ta-tapi kenapa harus wajah aku?" Sarah masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Sean.

"Karena cuma kamu yang aku cinta Sarah gak ada cewek lain," Sean lalu melepas tangannya dari genggaman di tangan Sarah berpindan mengusap pipi gadis itu. "Selamat ulang tahun calon istrinya Sean McLiverand."

Sarah tersenyum kecil lalu cemberut, "Siapa yang mau nikah sama Kak Sean! Ngadi-ngadi nge-klaim sendiri."

Sean merengutkan alisnya lalu berkata dengan santai. "Terserah sih kalo gak mau tetap ku paksa nikah sama aku."

Sarah melihat gaya Sean yang kembali bersikap seenaknya. Sean yang egois dan tidak mau ngalah. "Gak ah gak mau! Kak Sean aja sampai lupa ulang tahunku. Ngapain nikah sama cowok egois yang lupa sama calon istrinya karena cewek lain."

Sarah sudah menoleh ke samping tidak mau menatap Sean.

Terdiam kira-kira satu menit tiba-tiba Sarah merasakan sesuatu melingkar di lehernya. "Selamat ulang tahun sayang."

Sebuah kalung berlian dengan inisial 'S' terselip manis di leher gadis itu.

Sarah tersentak lalu menyentuh lehernya yang sudah mengenakan kalung manis pemberian Sean. "Aku gak mungkin lupa hari ini kamu ulang tahun. Kamu tahu kan dari kita masih kecil mana pernah aku lupa hari spesial kamu."

"Ta-tapi kakak bilang kalung ini buat Kimberly?"

Sean menyilangkan kedua tangannya di bawah dadanya yang berotot sempurna dan di salah satu dada sebelah kirinya ada bercak tatto melukiskan wajah sang pacar.

"Hufh! Dasar bodoh! Aku bilang gituh biar kamu gak curiga kalung itu buat kamu! Sebenarnya mau aku kasih nanti malam pas kita nge-date tapi kamu keburu ngambek ya udah aku kasih sekarang aja."

Sarah masih tidak bisa berkata apa-apa dia masih kaget secara bertubi-tubi. Tatto dengan gambar wajahnya dan kalung yang ternyata hadiah untuknya. Sarah benar-benar tidak menduganya sama sekali.

"Kak Sean kalung ini beneran hadiah ulang tahun aku?"

"Beneran sayang. Masa sih aku bohong sama pacarku sendiri."

"Terus tatto ini beneran juga?" Sarah hanya bisa melihat tatto yang berwarna kebiruan itu dengan takut-takut karena sisi pembatas di dada Sean berwarna merah muda.

"Kalo kamu gak percaya nih gosok-gosok pake tangan kamu hilang apa gak," Sean menantang Sarah.

"Gak mau ah! Serem," cemberut Sarah. "Kak Sean ngapain sih pake tatto segala. Lupa ya kita masih sekolah. Kalo ketahuan Mama sama Bunda gimana? Abis nanti Kak Sean dimaki-maki."

"Gak bakal ketahuan. Aku gak bakal nampakin tatto ini depan mereka berdua. Sampai waktunya tiba," jawab Sean enteng sambil duduk di sisi tempat tidur.

"Kalo sampe selingkuhan kakak tahu gimana?"

Entah kenapa Sarah ingin mengetahui jawaban akan pertanyaan barusan. Walaupun sakit banget saat menanyakan hal seperti itu.

"Gak peduli."

Hanya dua kata itu saja bisa membuat hati Sarah berdenyut nyeri tanpa kata.

Sarah tidak bicara lagi. Dia memilih diam saja.

"Sayang ambilin baju aku tadi. Mau aku pake. Aku ngantuk banget mau tidur," minta Sean dengan wajah tanpa dosa.

Sarah tidak menurut dia lebih memilih membuka lemari Sean dan mengambil piyama pria tersebut. "Ish Kak Sean jorok banget abis ng*we sama cewek masih pake baju itu gak ganti. Nih pake baju tidur! Ganti juga tuh celananya."

"Baik banget calon istri aku ngambilin baju ganti segala," goda Sean dengan wajah masa bodohnya. "Sering-sering ya sayang kek gini."

Sarah tidak menanggapi candaan Sean dia memilih berjalan ke arah pintu. " Aku juga mau tidur yang cukup soalnya nanti malam Mama mau ngajak Sarah jalan ke suatu tempat."

Tiba-tiba Sean bangkit dan mengejar Sarah. "Ke suatu tempat maksud kamu? Ngadain party?"

Sarah hanya menaikkan kedua bahunya tanda tidak tahu. "Entah aku gak tahu. Mama cuma bilang rahasia. Gitu."

Setelah mengatakan itu Sean tidak lagi menghalangi jalan pacarnya karena saat ini Sarah sudah menguap ngantuk. "Hooaamm!! Kak Sean aku bobok dulu ya. Hooaammm!"

Cup!

Sarah mengecup pipi kanan Sean. "Good night kak."

Sean tidak membalas ucapan Sarah karena Sean sedang memikirkan sesuatu.

Apa tujuan Mama ngomong gituh ke Sarah? Jangan-jangan Mama Sarah jauh-jauh datang dari luar negeri karena ada maksud tertentu.

Ngantuk yang dirasakan Sean tiba-tiba hilang seketika. Wajahnya berubah kaku dan tangannya mengepal dengan kuat.

Jangan-jangan yang Mama pilih tadi di Mall buat Sarah pake nanti malam. Jangan bilang Sarah mau di jodohin sama cowok lain?

Bersambung..

00.30 wib
Kamis, 9 Desember 2021

TERJEBAK PACAR NAKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang