• 6 🍁. baby mode on

105 19 11
                                    


____________

"JANGAN!!"

Salsha tersentak dan langsung bangun dari tidurnya. Nafasnya tak beraturan dan keringat dingin mulai bercucuran diwajahnya. Namun seketika ia tersadar saat menyadari bahwa ia sedang berada dikamarnya. Jam di dinding juga sudah menunjukan pukul empat dini hari. Petir dan suara hujan pun seperti menyambut teriakan dari Salsha. Ya, saat ini sedang hujan lebat.

Salsha baru bisa menghela nafas lega saat tersadar bahwa itu cuman mimpi. Ia pun mencoba untuk mengatur nafasnya yang masih memburu. Namun, semakin ia melamun, semakin ia takut pula. Suara tembakan dalam mimpinya masih terdengar sampai sekarang bahkan ia masih mengingat dimana peluru itu menembus tubuh Aldi.

Seketika ia histeris dan menutup telinganya sambil menggeleng kuat. "Jangan! Jangan lagi! Hiks, jangan ambil semua orang baik dihidup gue."

"Sal?" Aldi pun terbangun saat. Mendapati Salsha sudah histeris ditempatnya. Ia pun mencoba untuk mengguncangkan tubuh gadis itu. Namun Salsha malah makin bertambah histeris.

"Jangan ambil dia, hiks. Gue gak mau sendirian! Jangann!"

"Salsha!"

"Gue benci sama firasat guee! Semua firasat gue selalu benar. Gak! Gue gak mau dengerrr!"

"SALSHA SADAR!" Aldi menaikan nada bicaranya dan mengguncang tubuh gadis itu lagi. Dan kali ini berhasil. Gadis itu kini terdiam dengan mata berkaca-kaca sambil menatapnya.

"Hiks!"

Dengan cepat gadis itu memeluk lelaki yang sudah berstatus menjadi suaminya ini dengan erat dan menangis di bahu lelaki itu. Aldi yang masih bingung pun hanya bisa terdiam kemudian membalas pelukan Salsha dan mengusap punggung gadis itu dengan lembut. Biar ia tebak, pasti Salsha habis bermimpi buruk.

"Kenapa, hm?"

Salsha yang masih terisak pun hanya bisa menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya. Hal itu membuat Aldi terasa sesak karena Salsha memeluknya terlalu kuat. Karena khawatir Aldi pun membiarkan Salsha tenang dan menangis sepuasnya. Setelah beberapa menit akhirnya Salsha melepaskan pelukannya dan Aldi bisa bernafas dengan tenang.

"Kenapa, hm? Mimpi buruk?" Salsha pun hanya mengangguk untuk merespon ucapan Aldi.

"Mau cerita tentang mimpi itu?" Aldi bertanya lagi dan kali ini Salsha menggeleng.

Aldi menghela nafas. "Gapapa, itu cuman mimpi dan gak ada didunia nyata. Gak usah dipikirin, kalo kamu semakin takut akibat mimpi buruk nanti kamu malah semakin takut sama mimpi itu. Lupain aja, semua itu gak akan terjadi, percaya sama aku, ya?"

Salsha hanya diam sambil menatap jarinya yang sedang ia remas.

"Tidur lagi." titah Aldi kemudian menarik selimutnya kembali.

Namun bukannya ikut berbaring. Salsha justru berlari keluar kamar dan itu membuat Aldi heran. Tak lama setelahnya Salsha kembali lagi dan mengunci pintunya lalu memeriksa semua jendela apa sudah terkunci dengan benar apa belum. Aldi pun hanya memperhatikan Salsha sambil keheranan. Setelah selesai dengan kegiatannya Salsha pun kembali berbaring lalu menarik selimutnya dan memeluk suaminya dengan erat seolah tak membiarkannya untuk pergi.

Aldi pun hanya diam kemudian memperhatikan wajah Salsha yang kini sudah menutup matanya. Ia sedikit menyibakkan rambut yang menutupi wajah Salsha. Salsha memeluknya terlalu erat dan juga selimut yang membungkus tubuhnya membuat Aldi menjadi gerah dan juga sesak. Dengan segera ia menyibakkan selimut yang membungkus dirinya secara perlahan agar Salsha tidak terbangun dari tidurnya. Tak lama kemudian dia pun ikut terlelap.

You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang