Matching Cardigan

442 68 29
                                    

Summary: Dia pulang dari syuting CF membawa cardigan yang matching.

Dia pulang dengan naik di mobilnya bersama Director Ryu yang duduk di depan di samping driver. Di kursi sebelahnya, ada beberapa goodie bags dari brand pakaian yang dia menjadi BA-nya dalam sebuah interview sebelumnya. Dia terlihat sangat bahagia dan puas dalam perjalanan pulang ini.

"Hyung, nanti bisa mampir ke toko bungakah? Aku mau beli beberapa bunga," katanya kepada Director Ryu.

"Siap, boss." Director Ryu tersenyum dan memberi hormat seperti seorang tentara. Dia lalu meringis dan kembali melihat ke HPnya.

"Aku sebentar lagi sampai, jagiya. Aku bawa goodie bags buatmu dari tempat syuting," ketiknya di HPnya.

Tak lama kemudian, HPnya berkedip, "Gak sabar lagi, babe. Cepet pulang ya...."

Mobilnya berhenti di depan toko bunga langganannya di daerah dekat apartemennya. "Bunga apa yang kamu mau? Aku akan belikan buatmu," seru Director Ryu.

"Freesia dan daisy. Lilac freesia dan daisy kuning kalau ada. Thank you, Hyung," katanya kepada Director Ryu.

"OK." Director Ryu turun dari van dan masuk ke toko bunga untuk membelikan pesanannya.

Sekitar 15 menit kemudian, Ryu kembali dengan membawa bunga pesanannya yang terbungkus dengan lilac bouquet.

"Kaja, Hyung. Aku lapar."

"Hmmmm.... Kamu lapar atau lapar?" Director Ryu mengedipkan matanya dan tersenyum miring padanya. Dia hanya tersenyum lebar dan menunjukkan kumis kucingnya di pipi.

Seorang wanita cantik berdiri di dekat meja dapur, menyibukkan diri dengan menyiapkan beberapa banchan untuk makan malam. Suara beep terdengar dan dia memanggil, "Jagiya..., aku pulang..."

"Aku di dapur..." jawabnya dengan suara dalamnya yang khas, sambil masih berkutat dengan makanan yang sedang disiapkannya.

Dengan hati-hati dia berjalan ke arahnya dengan membawa goodie bags dan buket bunga di belakangnya. Lalu dia meletakkan goodie bagsnya di sofa dan mendekati wanitanya dari belakang. Satu tangannya memeluknya dari belakang dan menciumi bahu kiri dan leher jenjang wanitanya.

"Hmmm... aku kangen, Jagiya..." diciuminya dengan lembut tubuh bagian kiri wanitanya. Dia menahan desahan lalu berbalik.

"Aku juga kangen, baby... My big baby..." dipeluknya tengkuk lelakinya dan tersenyum manis.

"Apa itu di belakangmu, babe?"

"Ah... ini... bunga favoritmu," diambilnya buket bunga itu lalu wanitanya tersenyum dengan menunjukkan senyum khas bulan sabitnya.

"Thank you, baby," dia berjinjit dan mengecup singkat bibirnya. Dia memonyongkan bibirnya karena dia mau yang lebih. Tapi wanitanya berhenti menciumnya dan sebagai gantinya dia menghirup wangi bunga yang lelakinya berikan. Lelaki itu cemberut dengan lucunya, tapi ketika dia melihat kebahagiaan wanitanya berkembang setelah menghirup wangi bunga yang dia berikan, dia ikut tersenyum bersamanya. Kebahagiaan wanitanya adalah segalanya buatnya.

Mereka pun makan malam bersama dengan senyum yang terpatri di wajah mereka berdua.

"Ada banyak goodie bags di sofa. Apa aku juga dapat, babe?"

"Nggak, itu semua punyaku... hahaha..." wanitanya cemberut dengan lucunya, "Jangan kuatir, Jagiya. Aku juga bawa buat kamu kok," dikecupnya bibir wanitanya lalu dia melanjutkan makannya.

Setelah mencuci piring bersama, mereka duduk di sofa. Dibukanya goodie bags yang dibawanya lalu dia menunjukkan cardigan coklat yang dia dapat.

"Wooow!" wanitanya menjerit kecil, "Ini mirip dengan punyaku. Jadi kita sekarang punya cardigan yang matching ya." wanitanya tersenyum cerah dengan ciri khas senyum bulan sabitnya pula.

"Ya, karena itu aku pilih ini," jawabnya dengan senang. Lalu dia membuka goodie bag  yang lain dan memberikan sebuah jaket padanya.

"Thank you, babe. I love this jacket!" dikecupnya bibir lelakinya dan tersenyum bahagia, "Tapi, aku lebih suka pelukanmu. Lebih hangat!"

"Pastilah! Pelukan dan ciumanku kan lebih baik daripada jaket ini. Lebih panas..." jawabnya menggoda.

"Saranghae, babe..." diciumnya lelakinya itu dengan lebih dalam dan melingkarkan lengannya di tengkuknya.

"Nado, jagiya..." lelaki itu membalas ciuman kekasihnya dan meraih pinggang kecilnya, juga menahan kepala kekasihnya dengan telapak tangannya yang besar.

" lelaki itu membalas ciuman kekasihnya dan meraih pinggang kecilnya, juga menahan kepala kekasihnya dengan telapak tangannya yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matching CardigansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang