Jennie melangkahkan kakinya terlebih dahulu sebelum gerbang sekolah ditutup, waktu sangat mepet sedikit bila Jennie tak mendahului Tresnan yang masih sibuk dengan motor. Untungnya karena Tresnan peka bahwasannya jarak ke sekolah sangat terbilang memakan waktu beberapa menit maka dari itu, Tresnan mengejarnya walaupun motor yang dikenakannya belum sempurna bisa.
Ia mengejar dengan kecepatan tinggi karena langkah Jennie benar-benar jauh dari arah mereka berhenti. Supaya tak memakan waktu banyak Tresnan pun memanggil nama gadis cantik tersebut dengan lantang.
"Jennie!" Teriak Tresnan.
Hening tak ada sahutan sama sekali dari gadis tersebut hanya suara langkah kaki yang terdengar dan hembusan angin yang menerpa mereka berdua.
Karena waktu yang begitu mepet sekali mau ga mau Tresnan lah yang harus mengejar Jennie sebelum ia kena hukum dengan anggota osis lainnya.
Brem
Suara motor yang kini perlahan-lahan mendekat ke arah Jennie pun tiba dengan memegang lengan kanan milik gadis itu.
Sret
Ditariknya ke dalam dekapan laki-laki itu sambil menyuruhnya duduk di atas motor besarnya.
Jennie yang beberapa kali berontak kesana kemari karena ulah sang ketos yang menyebalkan membuat gadis tersebut memanyunkan bibirnya sepanjang 5cm.
"Ngapain lo?" Tanya Jennie dengan nada teriak sedikit karena hembusan angin yang begitu kencang membuatnya tak bisa fokus untuk berbicara. Sang pemilik motor pun juga nampaknya, tidak terlalu mendengar pembicaraan Jennie yang berada di belakangnya.
Karena Jennie yang kesal pembicaraannya tidak digubris sedikitpun oleh Tresnan. Oleh karena itu, Jennie berusaha menggelitiki perut milik Tresnan berkali-kali hingga membuatnya risih.
"Apaan, sih? Geli bodo." Teriaknya.
"Lo diajak omong ga denger dasar tuli!" Tegas Jennie dengan lantang.
"Apa? Gua belom punya pacar jangan gr kalo gua suka sama lo!"
"Hah? Gua masih punya nyawa jangan diajak mati bodo!"
"Lo punya pacar? Siapa emangnya?"
"Apaan? Ga dengar bodo!"
"Sama gu—gua juga ga dengar lo ngomong apa setan!"
"Yaudah ...lo fokus nyetir daripada telat bodo!"
"Oke sayang!"
"Apa ...lo panggil gua apa?"
"Gapapa!"
Ya, begitulah pembicaraan mereka di atas motor memang sangat-sangat tidak disarankan bila anda menaiki motor lalu berbicara pada saat itu juga. Karena bisa saja jadi gagal fokus tak bisa konsen akibat pembicaraan yang kurang didengar.
Suara motor yang tadinya keras selama perjalanan kini sudah berhenti tepat pada gerbang sekolah, Jennie melangkahkan kakinya terlebih dahulu sebelum gerbang sekolah ditutup. Ia menyapa satpam dengan ramah dan lembut beda dengan Tresnan yang acuh tak acuh bila disuruh menyapa orang-orang yang berada di sekolah.
Walaupun ia dijuluki sebagai ketos (ketua osis) siapa sangka ia tidak suka berbaur dengan orang-orang yang di sekolah hanya beberapa murid saja yang bisa diajaknya berkenalan dengan akrab.
Kelas pun tiba dan pelajaran juga sudah dimulai 10 menit lalu dan bisa kita lihat bahwasannya Jennie melanjutkan tidurnya yang nyenyak dibagian kursi belakang. Karena di sana lah deretan bangku yang isinya hanya murid-murid tidur sepanjang pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je And Time [ON GOING]
Genç KurguKalo bahagiaku hanya sementara apa bedanya jika aku harus pergi dalam diam? Jujur baru kali ini kata "capek" keluar dari mulutku. Aku harus apa? Setiap masalah yang aku punya selalu jatuh pada angka 4 apa yang salah? Memangnya aku ini apa? Apa mun...