Ayaka baru saja keluar dari kamar mandi setelah berganti baju olahraga dengan yang lain, Ayaka ikut bercanda bersama teman temannya hingga tak menyadari akan terjadi kecelakaan kecil disana. Bertabrakan bahu dengan orang lain dari lawan arah.
refleks Ayaka langsung membungkukkan sedikit badannya sambil mengucapkan maaf hingga akhirnya Ayaka berdiri tegak melihat orang yang ia tabrak.
Lelaki gudang?
Bukan, maksudnya laki-laki yang menggagalkan aksi Noa untuk mencium Ayaka di gudang (chapter IV). Yang lebih mengagetkan dia juga menggunakan baju olahraga, apa dia anak baru dari kelas sebelah? Karena ia ingat ada anak baru di kelas sebelah apalagi ketika melihat raut wajahnya seperti orang kebingungan.
Tak ingin berlama lama karna takut telat, Ayaka mengucapkan maaf lagi karna tak ada jawaban. "Sekali lagi maaf." Lalu Ayaka membungkuk 45 derajat dan hendak pergi berdua bersama Yuri, karna yang lain sudah pergi lebih dulu saat Ayaka menabrak laki-laki itu.
Namun tiba tiba Ayaka menghentikan langkahnya saat merasa bahu nya di sentuh, membuat Yuri otomatis ikut berhenti dan mengikuti arah apa yang dilihat oleh Ayaka. Ayaka menoleh menatap bahunya lalu bergantian dengan laki-laki itu, lantas laki-laki itu menarik tangan nya dari bahu Ayaka dengan canggung.
"Maaf, tapi— " gantung nya, terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya. "Gue boleh tau nama lo ga?" Sambung nya setelah terjeda beberapa detik.
Ayaka tak langsung menjawab, entah kenapa hanya saja ia memikirkan Noa, lelaki itu pasti tidak menyukai ini.
Dengan senyum meledek, Yuri menyenggol lengan Ayaka. "Heh ditanya nama loh, lupa nama?" Ledek Yuri, akhirnya Ayaka menyebutkan namanya.
"Namanya Ayaka" bukan Ayaka yang menjawab.
Ayaka baru membuka mulutnya tetapi Noa yang tiba tiba datang menjawabnya dan merangkul bahu Ayaka, memotong ucapannya saat akan memperkenalkan dirinya.
"Dan dia pacar gue, cantik ya?" Lanjutnya sambil menatap Ayaka dengan gemas.
"Noa..." merasa pipinya memanas, lantas mendorong bahu Noa sedangkan Noa hanya tertawa kecil.
"Aku udah ditunggu mau olahraga, kamu pergi sana." Ayaka berpamitan sambil mengusir Noa agar kecanggungan ini berakhir.
"Masa pacar nya diusir?" ucap Noa sedikit sewot.
Setelah mendesis Yuri tertawa kecil, melihat drama live gratis di koridor sekolahnya memang sangat menyenangkan sekaligus membuatnya iri.
"Udah ah, sana masuk kelas jangan bolos." paksa Ayaka sambil mendorong punggung lebar Noa.
"Aku nyamperin kamu sampe sini tuh perjuangan tau," ucap Noa didramatisir.
"Perjuangan apaan kalo guru aja acuh lo mau ngapain No?" sahut Yuri masih menahan tawanya.
"Yaudah deh terserah, aku mau kelapangan duluan!" Seru Ayaka, kemudian menarik lengan Yuri dan pergi dari tempat.
"Loh gak mau bareng Noa aja??!" tanya Yuri, meledek.
"Kamu mah!!"
"Hahaha!!"
Noa tersenyum, gemas dengan tingkah pacarnya itu saat mengobrol dengan Yuri disela mereka berlari.
Lalu Noa menatap tajam laki laki itu, dan menarik kerahnya.
"Lo anak baru kan?" Pertanyaan Noa dijawab anggukan oleh lawan bicaranya.
"Jangan deketin Ayaka lagi atau gue yang bakal jauhin lo sama Ayaka sampe beda alam" ancam Noa
Noa melepaskan cengkramannya lalu menepuk pundaknya, kemudian menatapnya sinis sebelum pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOA'S OBSESSION [1] REVISI
Fanfiction(sedang di revisi sampai waktu yang belum di tentukan) Nyatanya disukai laki laki populer, tampan, keren itu tidak seperti yang dibayangkan para perempuan di sekolah. Entah bagaimana Ayaka malah terlibat dengan Noa si cowo populer seperti kriteria...