9. Flashback Akira

12 3 0
                                    

"Hey lihat, ada si pendek!" ledek anak laki-laki yang mengenakan seragam Sekolah Dasar. Mereka bahkan baru menginjak usia 8 tahun di kelas 3 SD.

Ketika melihat Akira yang masih memakai ransel di kedua bahunya berjalan menuju kelas, karena ia baru saja tiba di sekolah. Siswa lain pun mulai mengerumuni Akira dan anak laki-laki itu.

"Apa maksud kamu bilang aku pendek?!" protes Akira.

"Aku tidak menyebut namamu, kenapa kamu marah?" balas anak laki-laki itu sambil menampilkan senyum remeh.

"Apa kamu tersinggung??" sahut salah satu gadis di samping anak laki-laki tadi.

"Ups, ada yang tersinggung teman-teman," ujar siswa lain yang ikut memanasi.

Akira menerobos kerumunan yang melingkari dirinya dan geng anak laki-laki tadi. Mencoba melangkah cepat agar segera tiba di dalam kelas.

Memasuki kelas dimana dirinya belajar, segera menduduki kursi miliknya yang terletak paling belakang dan paling pojok, dimana hanya terdapat sebuah kursi.

Akira menenggelamkan wajahnya di lipatan kedua tangan. Menangis dalam diam. Tidak ada satupun yang peduli dengannya sekarang, hanya dirinya dan keluarga kecilnyalah yang peduli dan sayang kepada dirinya.

Kriiiiiingg.......

Bel istirahat berbunyi, Akira yang merasa lapar segera berjalan ke arah kantin.

Segera mengambil beberapa Snack yang ia perlukan dan sebotol minuman teh, berjalan ke arah kasir dan membayar jajanan yang ia ambil.

"Makasih Bi." Akira tersenyum ramah ketika penjaga kantin memberinya uang kembalian dan segera memasukkan uang itu ke saku seragam miliknya.

Akira melihat sekitar mencari kursi kosong, setelah menemukannya kaki Akira melangkah untuk mendekat ke arah kursi serta meja yang kosong itu.

Ketika hendak sampai di kursi yang ingin ia duduki, Akira tersungkur. Tersandung kaki seorang gadis seumuran dengannya yang sepertinya dengan sengaja menghalangi jalan sehingga Akira terjatuh.

"Eh yaampun, kamu nggak apa-apa?" tanya gadis itu dengan wajah yang di buat-buat sambil menjulurkan tangannya. Ketika Akira menyambut tangan gadis itu, tiba-tiba ia kembali terduduk di tanah.

"Enak aja, berdiri sendiri dong. Iyuh... Tangan suciku ternodai," ucap gadis itu, tangannya yang sengaja di kibas-kibaskan sambil memasang ekspresi jijik. Senyum kemenangan terukir jelas di wajah gadis itu.

Akira mendengus pelan, ia perlahan berdiri dan mulai mengibaskan rok miliknya. Untungnya jajanan yang ia beli tadi masih bisa terselamatkan.

Akira kembali melangkah sambil memeluk jajanan miliknya, dan musibah terjadi untuk kedua kalinya bagi Akira hari ini.

"Eh awas!" Tiba-tiba dari arah belakang ada seorang anak laki-laki yang menabrak punggungnya. Untungnya kali ini ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Akh..." rintih Akira ketika merasakan sakit di punggungnya.

"Sorry ya." Anak laki-laki tadi pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.

Walaupun ia sudah meminta maaf tetapi tetap saja, tidak seharusnya setelah meminta maaf ia langsung pergi dan meninggalkan bekas rasa sakit akibat benturan tangan di punggung Akira.

Setelah merasa sakit di punggungnya mereda, Akira kembali berjalan. Kali ini ia tidak mau mendatangi meja yang sejak tadi ingin ia datangi. Akira hanya ingin ketenangan dengan berada di dalam kelas sambil menyibukkan dirinya untuk menggambar.

Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang