37. Haitani

2.6K 378 133
                                    

Warning!

Eh sebenarnya gak tau ini termasuk🔞 atau ndakʕ·ᴥ· ʔ
Keknya sih iya

Intinya ya gitu.. WARNING⚠
Yang gamau baca bisa skip dan tunggu chapter selanjutnya👍

 WARNING⚠Yang gamau baca bisa skip dan tunggu chapter selanjutnya👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________________________

(Name) akhirnya tertangkap karena dia lengah dari serangan Sanzu. Saat ini ia berada di suatu ruangan dan tubuhnya dibaringkan di atas kasur.

(Name) mengerang kecil kala kesadarannya secara perlahan mulai kembali. Tubuhnya masih sangat lemas tak bertenaga setelah Sanzu memberikannya obat bius berupa pil secara paksa, mouth to mouth.

Sebenarnya mau bergerak pun sangat susah rasanya. Seluruh tubuhnya serasa diikat dengan sangat kencang. Terutama di bagian dadanya yang terasa sangat sesak. Ia sudah memakai pembebat dada, ditambah lagi diikat seperti ini.

(Name) mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat bagian mana saja dari tubuhnya yang diikat.

Matanya terbelalak dan mulutnya ingin menyumpah serapahi orang yang mengikatnya dengan lakban sampai seperti ini.

Demi apa Sanzu melakbaninya dari dada sampai ujung kaki. Ini mah udah kayak pocong. Bedanya (Name) pake lakban, bukan kain kafan. Mana tangannya juga dibuat bersidekap tepat di depan dadanya pula.

Cklek

(Name) melirik ke arah pintu yang terbuka dan menatap sinis orang yang memasuki ruangan itu.

"Mari kita― eh, apa-apaan ini?" ujar Ran terkejut dengan keadaan (Name) yang sudah seperti mummy terdampar.

"Mungkin karena kau memintanya untuk mengikatnya dengan kuat sampai tidak bisa bergerak" timpal Rindou.

"Tapi gak sampai gini juga. Gimana mainnya kalau gini?" tanya Ran yang dongkol akan perbuatan Sanzu yang bertanggungjawab mengikat (Name).

Rindou mendekati (Name) yang tak bisa bergerak di atas kasur. Ia berniat untuk menyingkapi rambut (Name), namum gadis itu hampir menggigit tangannya dengan garang. Untung gak kena, kalo kena udah kena rabies si Rindou.

"Buset dah... Tapi lehernya gak ketutupan kok" ujar Rindou.

"Huh, tapi rasanya kurang puas.., ini lakban kalo dilepas pastinya dia bakal bisa gerak" ujar Ran sambil memegang kaki (Name) yang terbalut dengan lakban.

(Name) melirik mereka dengan tatapan sinis dan dahi yang mengkerut kesal. Ia bingung melihat gerak-gerik kedua orang itu, tak paham akan hal yang kedua pria itu bincangkan.

Rindou naik ke atas kasur dan menindihnya. (Name) benar-benar bingung dengan apa yang ingin pria itu lakukan. Sayangnya tubuhnya tak bisa bergerak karena efek obat bius yang membuat tubuhnya lemas, hingga saat ini ia hanya bisa menggerakkan kepalanya saja.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang