Peran asahi aku ganti jadi OC ya. Aku nggak tega jadiin asa pelakor:(
Haruto mengalihkan pandangannya pada pintu ruang kerjanya yang diketuk dari luar entah dengan siapa.
"Ya. Masuk."
Pintu dibuka dan menampilkan Doyoung dengan muka lelahnya sambil membawa secangkir kopi dan berjalan mendekat pada Haruto.
"Ini kopinya, nggak pake gula." Pria yang lebih kecil itu meletakkan secangkir kopi itu di meja Haruto, lalu segera melangkah menuju sofa yang berada tak jauh dari tempat Haruto.
Muka itu masih memancarkan kesedihan, tidak ada tanda senyuman yang mekar dibelah bibir kecil itu.
"Doyoung, kamu bisa istirahat dan nggak perlu nungguin saya untuk selesaikan kerjaan ini." Haruto berucap pelan, tapi pandangannya tidak lepas dari layar laptop didepannya ini.
Sementara si manis hanya menggeleng pelan. "Nggak. Aku bentar lagi juga harus jemput Jinsu sekolah."
"Yaudah kalau gitu. Saya mau ikut jemput Jinsu juga."
Doyoung langsung menatap Haruto dengan tatapan yang sulit di artikan, lalu menggelengkan kembali kepalanya. "Nggak usah. Aku bisa sendiri." Bales Doyoung sedikit ketus.
Haruto menaikan sebelah alisnya lalu memasang wajah mengejek pada Doyoung. "Dengan kondisi berantakan kayak gini? Mending cari aman aja, saya baik loh mau nawarin. Iyakan?"
"Terserah." Pada akhirnya Doyoung hanya bisa mengalah, lagipula juga percuma kalau terus terusan menolak Haruto. Pria Jepang itu pasti akan tetap memaksa ikut.
Haruto merenggangkan otot-ototnya lalu melirik pada jam dinding, masih ada sekitar 30 menit lagi untuk menjemput Jinsu pulang sekolah.
"Doyoung, kamu tidur?" Haruto bertanya cukup keras karena memastikan apakah Doyoung tertidur atau tidaknya.
Tapi dia tidak mendapatkan jawaban apapun, yang berarti Doyoung memang betulan tertidur di sofa ruang kerjanya.
Diam-diam Haruto tersenyum, lalu beranjak untuk menghampiri Doyoung yang tampak pulas tertidur.
"Capek banget ya? Aku memang nggak tau gimana hubungan rumah tangga kamu bareng Jaehyuk, tapi kalau kamu merasa sedih..., kamu masih punya aku dan Jinsu."
Tangannya terangkat untuk menyingkirkan rambut rambut Doyoung yang menutupi wajah manisnya, bahkan Haruto dengan beraninya mengecup kening si manis yang sedang tertidur dengan perasaan sayang.
Tanpa mengetahui kalau sebenarnya Doyoung sudah terbangun saat Haruto sedang menyingkirkan poninya.
'Kamu terlalu baik untuk aku, Haru..'
-
Hari ini dikelas Jinsu sedang ada mata pelajaran matematika, mata pelajaran yang sangat disukai oleh Jinsu juga tentunya. Tapi untuk hari ini Jinsu sedang tidak menyukai mata pelajaran matematika karena dulu, Jisung sering meminta pada Jinsu untuk mengajarkannya pelajaran ini. Dan dia jadi teringat lagi dengan sang adik yang sudah pergi meninggalkannya.
Oh. Di tambah lagi sekarang gurunya sudah diganti dengan guru baru, dan Jinsu tidak menyukai guru tersebut.
"Yoon Jinsu. Tolong perhatikan ke depan, kalau tidak memperhatikan kamu nggak akan bisa." Perintah sang guru saat mengetahui jika Jinsu tidak memperhatikan kedepan.
Sementara anak manis itu tidak memperdulikan teguran dari gurunya, tangan kecilnya masih tetap menggambar dengan tenang.
Bahkan dia tidak peduli jika ruangan kelas mulai berisik dengan bisikan teman-temannya tentang dirinya. Dia tidak peduli, sungguh.
Sebenarnya gambar apa yang Jinsu gambar?
Gambar sederhana. Dia menggambar seperti sebuah anggota keluarga, disana ada papa, adek Jisung, dirinya sendiri. Tapi dia tidak menggambar ayah-nya di gambar itu. Tapi.., dia lebih memilih untuk menggambar Haruto di gambar itu.
'Papa Haru'
Senyum anak itu terbit, walaupun gambar yang terkesan sederhana tapi sangat berkesan untuk dirinya sendiri.
Tapi tidak lama setelah gambarnya di ambil paksa oleh gurunya yang tiba-tiba sudah berada di depan mejanya. Bahkan guru itu juga tidak segan-segan untuk merobek hasil gambaran milik Jinsu.
"Bu guru jangan!"
Guru itu– Kim Lala, tantenya sendiri. Tidak menjawab. Tapi dia menatap kearah Jinsu dengan tatapan marah.
"Saya nggak peduli kamu mau gambar apa! Ini bukan mata pelajaran seni, kamu kalau memang nggak berminat dimata pelajaran saya kamu bisa keluar dari kelas!" Lala berteriak marah pada Jinsu, bahkan tidak segan untuk mendorong pelan bahu anak itu.
Jinsu selalu di ajarkan oleh Doyoung mengenai sopan santun pada orang yang lebih tua darinya, tapi untuk kali ini Jinsu melupakan ajaran dari Doyoung karena sudah terlampau ikut sebal. Di tambah lagi suasana hatinya masih belum bisa berdamai.
"Tapi jangan sampai robek gambaran punya aku juga! Lagipula pelajaran ibu guru buat bosen, penjelasannya juga nggak jelas!"
Rahang Lala mengeras saat mendapatkan jawaban serta gertakan dari anak yang selalu dia hindari jika ada acara keluarga, dia sangat membenci anak kecil yang berada di depannya ini karena wajahnya sangat mirip dengan Doyoung. Adik kandungnya.
"Kurang ajar! Sini kamu!"
Jinsu ditarik untuk berdiri di hadapan teman-teman kelasnya, telinganya di jewer dengan penuh amarah oleh lala. Bahkan lala sendiri tidak segan-segan memukul bokong Jinsu menggunakan rotan yang berada di meja guru.
Mengabaikan ringisan serta tangisan Jinsu yang memintanya untuk berhenti.
Tbc.
Keterlaluan nggk si? Nggak enak ngetiknya:(
Bisa bareng gitu ya hmzz. Harubby😍
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Story After Winter
Fanfiction"Saya udah punya anak, kamu jangan gila!" "Kenapa? Saya bersedia untuk jadi ayah jinsu, dan mengganti marga kamu menjadi Watanabe Doyoung." lil angst | lil fluff | mpreg