2. Bertemu

933 108 7
                                    



Setelah sampai Alika pun turun, kini hijabnya menjadi berantakan, ia pun menyerahkan helm itu kembali ke Rizhan.

"Haha...." Rizhan kini tertawa melihat kerudung Alika yang sedikit berantakan akibat tertiup angin saat Rizhan ngebut di jalan tadi.

"Ke-kenapa ketawa?"

"Hijab lo miring, benerin gih," lalu Rizhan kembali menyalakan motornya dan pergi dari depan gerbang itu, dengan ngebut ia menuju kampusnya.

Sesampainya ia di kampus, kedua temannya pun sudah menghadangnya.
"Lama banget sih," ucap Dimas menepuk bahu Rizhan.

"Nganterin Alika," kini Rizhan langsung menuju kelasnya, tanpa menghiraukan kedua temannya itu.

"Kayaknya terpaksa nih," ketus Aldo tersenyum miring ke arah Dimas.

Dimas dan Aldo pun mengikuti Rizhan dari belakang, Rizhan pun melangkahkan kakinya dengan besar juga cepat, Dimas dan Aldo pun kini tertinggal karena mereka berjalannya sangat santai.

Sekarang kelas pun dimulai, baru kedua kali masuk kelas sudah ada beberapa orang yang terlambat.
"Pak maaf terlambat," perempuan itu mengetuk pintu dan Pak Surya selaku dosen itupun mengizinkan masuk perempuan yang telat itu.

"Iya Rena silahkan masuk," Rena pun masuk dengan melirik sedikit ke arah Rizhan, Rizhan tak fokus ketika ia mendengar nama Rena.

Saat jam istirahat, Rizhan pun tak sengaja menyingkap lengan bajunya, hingga nampak gelang yang ia pakai, Rena pun tak sengaja melihat ke arah Rizhan, ia pun kembali menatap gelang miliknya, benar-benar sama.

"Ihan...!" Rena memberanikan diri untuk memanggil, Rizhan menoleh dengan mengerutkan keningnya seakan bingung dan bertanya.

"Ada apa?"

"Gelang kita sama, lo Ihan kan? Rizhan Putra Muhadzib?" tutur Rena tanpa jeda.

"Lo?" Rizhan pun memasang wajah serius, kini hatinya yakin, ia menemukan Rena kembali.

"Gue Rena Aureliana, ingat?" Rizhan hanya mengangguk, sekarang ia merasa tak percaya kini ia ditemukan dengan sahabat kecilnya.

"Aaaa seneng banget," Rena ingin memeluk Rizhan namun Rizhan terlebih dahulu bicara dengan tangan yang sudah mencegah.

"Jangan peluk, bukan mahram," kini raut wajah Rena nampak sedih akibat ucapan Rizhan barusan.

"Lo gak kangen gue? Dua belas tahun bayangin Han kita gak ketemu."

"Iya gue tau, gue kangen tapi kita ga boleh pelukan paham!" tutur Rizhan dengan wajah datarnya, ia pun meninggalkan Rena di kelas itu, dengan cepat ia mencari kedua temannya.

"Gadis yang telat tadi adalah Rena sahabat gue waktu kecil," cerita Rizhan pada kedua temannya.

"Wah bagus tuh, jadi lo gak galau lagi mikirin Rena," ketus Aldo.

Dimas dan Aldo pun tertawa melihat wajah Rizhan yang sedikit berbeda dari sebelumnya, senyuman mulai terukir di wajahnya Rizhan.

Rizhan pun menyalakan motornya, tiba-tiba Rena kembali menghampirinya dan membuat Rizhan lambat pulang lagi.

"Gue ikut ya, gue kangen sama umi lo," ucap Rena dengan wajah sumringah nya.

"Ren kapan-kapan aja ya, gue jemput orang di SMA," kini Rizhan langsung menjalankan motornya meninggalkan Rena di sana.
"Nanti gue chat," teriak Rizhan namun masih terdengar di telinga Rena, akhirnya Rena pun tersenyum lagi dan berhenti cemberut.

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang