33. Rumah hantu

118 8 0
                                    

"Terkadang niat baik tidak sejalan  dengan kenyataan, tapi yakinlah semua yang diatur oleh Sang pencipta akan berakhir dengan indah."

-Agaraya-

Malam hari dikediaman Armana.

Raya memeluk kedua orangtuanya secara bergantian. Sebenarnya dia ingin lebih lama lagi bersama mereka, tapi keaadaan memaksanya untuk melepaskan.

"Raya jaga kesehatan ya. Jangan ngebut kalau naik motor," pinta Herman.

"Maaf yah, ga bisa. Tenang aja Raya ga bakal nabrak orang kok." Sengaja dia mengatakan hal itu sebab dengan cara begitu bisa sedikit menguatkan dirinya.

"Kenapa sayang?" Winda heran dari dulu putrinya sulit untuk diberi tahu padahal dia sangat cemas tentang keadaan putrinya. Kalau saja Raya membiarkan ada sopir dan pembantu di rumah mungkin tak akan lebih tenang. Namun, secara terang-terangan gadis itu malah menolaknya mentah-mentah dengan alasan ingin mandiri.

"Gapapa kok, Ma. Jaga dedek bayi ya Ma," tutur Raya hanya dibalas anggukan oleh mamanya.

Kini mereka berdua telah pergi ke luar kota meninggalkan putrinya kembali hidup sendirian lagi. Raya melambaikan salah satu tangannya hanya bisa bersikap ikhlas membiarkan kedua orangtuanya pergi untuk bekerja.

****

Waktu kini menunjukkan pukul 19.30 WIB. Raya dan Rain kini tengah menunggu kehadiran Bintang dan Aga.

5 menit kemudian akhirnya mereka berdua sampai.

"Tang, kita mau kemana?" tanya Raya sementara Rain dan Aga hanya diam karena mereka berdua hanya mengikuti ajakan dari sahabatnya.

Sudah lama Aga tidak pergi ke rumah Raya, untung saja Rain dan Bintang tidak curiga bagaimana laki-laki itu bisa mengetahui rumah Raya.

Jikalau mereka tanya Raya bisa menjawab dengan memberikan share lock meskipun sebenarnya dia memberi tahu rumahnya sudah beberapa hari yang lalu.

"Ke pasar malam aja," tutur Bintang hanya mendapatkan balasan 'Oh' dari Raya.

Rain kini berboncengan dengan Raya,  motornya di masukkan ke dalam rumah parkiran rumah Raya. Sementara Aga dan Bintang mengendarai motornya masing-masing.

Sesampainya di pasar malam, mereka memarkirkan motornya dan membeli tiket untuk masuk ke pasar.

"Kita enaknya naik apa ya?" tanya Bintang melihat kesana kemari mencari permainan yang cocok untuk mereka.

"Terserah," balas Raya.

"Yang lain gimana?" tanya Bintang menoleh ke arah Rain dan Aga.

"Iya, ikut aja," balas serempak Rain dan Aga.

"Oke, fiks ikut gue ke rumah hantu," ajak Bintang membuat yang lainnya saling menatap. Niat Raya kesini untuk menghibur diri malah harus main permainan yang bikin bulu kuduk merinding aja.

"Kenapa naik ga naik biang Lala aja sih," tolak Raya dengan tatapan datar.

"Ahh, elah elo takut ya?" ejek Bintang lalu menyenggol lengan milik gadis itu.

Agaraya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang