Akhirnya bisa up, hehe
Happy reading
Jangan lupa vote komenSatu
Dua
Tiga
Entah sampai hitungan ke berapa wanita itu belum juga muncul, padahal aku sudah dengan sangat malas berdandan rapih sesuai permintaannya dan menunggunya pula di taman seperti orang bodoh, entahlah apa yang membuatku menuruti seorang jang nari.
dia adalah jang nari, teman satu kelasku yang satu tahun terakhir ini selalu mengganggu kehidupanku, sebenarnya aku tidak pernah memperdulikannya sama sekali, namun seolah tak ada kata menyerah dalam hidupnya,
Ia terus menempeliku meski tau aku tidak memliki ketertarikan terhadapnya atau wanita manapun,
Karena aku hanya mencintai satu orang dalam hidupku
Sahabatku dari kecil
Lee jeno
Am i a gay? Entahlah, mungkin orang akan menyebutnya seperti itu, namun nyatanya, aku hanya menyukai seorang lee jeno karena dari kecil kita selalu bersama, aku akan merasa tidak nyaman jika bersama laki-laki lain
aku menyebut diriku panseksual lebih tepatnya,
Namun apapun itu aku tidak terlalu peduli, namun tiba-tiba jang nari datang dan selalu membuntutiku padahal sudah kutegaskan bahwa aku menyukai lee jeno, dan ya sekaliagi ia hanya tersenyum seperti orang bodoh dan kembali menempeliku
"jaeminaaaaa..."
Sudah kupastikan gadis itu yang memanggiku,
Dan ya, dengan bodoh ia melambaikan tangannya dan tersenyum sangat lebar bahkan dibawah terik matahari seperti sekarang dia bisa-bisanya tersenyum tanpa dosa setelah membiarkanku menunggunya begitu lama
Aku mendengus sebal dan memutar bola mataku tak kala ia berhenti di depanku dengan masih mengatur nafasnya
"apa kau sudah lama menunggu?"
"menurutmu?"
"hehe, tidak apa-apa pria baik akan menunggu wanita dengan sabar, dan jaemin pria baik"
See? Bukannya merasa bersalah ia justru mengeluarkan kalimat yang sangat tidak dapat ku prekdisi
"terserah, kita mau kemana?"
"tadi oh hanny baru mengabariku, dia dan jeno sudah ke bioskop terlebih dahulu mereka sudah membelikan tiketnya, jadi kita menyusul mereka"
Tanpa menjawab apapun kita bergegas menuju bioskop yang ia maksud, dan ya alasan kenapa kita pergi bersama adalah untuk
Kencan ganda
Demi apapun sejujurnya aku tidak akan pernah mau melakukan hal yang kekanak-kanakan semacam ini tetapi ada saja hal yang membuatku melakukannya
Seperti kemarin saat tiba-tiba guru seni meminta kita untuk segera mengumpulkan hasil pahatan lilin, dan ya tentu aku melupakannya karena hari sebelumnya aku sangat sibuk dengan gameku,
Dan percayalah jika bukan pelajaran seni aku tidak akan sepanik itu, tapi guru seni adalah yang terburuk, kemudian jang nari membuatkan satu karya sederhana untukku dalam waktu kurang dari 30 menit, hebat bukan? Dia memang anak yang cukup terampil dalam bidang seni dan bodoh dalam pelajaran lainnya, dan nasibkupun terselamatkan karenanya.