Keluar dari taxi Shia langsung berlari secepat mungkin untuk pergi dari sana. Ia takut bukan main. Shia tidak perduli dengan rasa sakit di lengan dan lehernya, yang penting ia bisa sampai di rumah dengan selamat.
Tidak ada seorang pun yang membantunya bahkan Taehyung pun tidak datang membantunya. Jalanan sepi dan hanya ada Shia seorang yang tengah berlari sekuat tenaga. Rintik hujan menemani malam mencekam antara hidup dan mati, mungkin jika ada orang yang melihat Shia berlari seperti ini pasti menganggapnya hantu karena rambut yang acak-acakan serta pakaiannya berlumuran darah.
"Ya Tuhan, maafkan aku. Aku tidak berniat membunuhnya...."
Berlari selama sepuluh menit tanpa istirahat, kini ia sampai juga di lingkungan apartemen Taehyung. Hujan semakin deras kecil kemungkinan ada orang yang berkeluyuran di bawah hujan deras seperti ini. Nafas Shia rasanya sudah hampir habis, sesekali ia membungkuk memegang lutut dan menahan sakit di perut bagian kanannya karena terlalu lelah berlari.
"Hampir sampai, hampir sampai"
Langkah besarnya berubah kecil, sedikit sempoyongan ia mendekat ke pintu kediamannya. Rambutnya sudah acak-acakan seperti gembel, nafasnya memburu. Sorot matanya menelisik mencari perlindungan, sandaran, kehangatan di tengah ketakutannya.
Menekan pin untuk membuka pintu apartemen, bercap sedikit darah di sana. Pintu terbuka, tatapan shia sayu namun hatinya sudah tenang ketika ia berhasil sampai di rumah meski dengan keadaan tidak baik-baik saja.
Plakkk
Badan shia terhuyung ke samping. Pipinya terasa tersengat, panas, perih menjadi satu. Berpegangan di rak sepatu perlahan Shia mengarahkan pandangannya menatap sosok yang menyambutnya dengan tamparan keras.
"KENAPA KAU BARU PULANG?!"
"Tae----hyung oppa?" Panggil Shia lirih seraya memegang pipi yang di tampar Taehyung. Ini pertama kalinya Taehyung berani menampar dirinya.
"Dari mana saja kau?!"
"Rumah Soobin"
Taehyung masih belum menyadari kondisi Shia yang penuh luka, karena fokus Taehyung hanya pada manik Shia. Belum lagi emosi Taehyung masih menggebu-gebu di dalam sana karena permasalahannya dengan Yoongi.
"Dari siang kau pergi dan baru pulang? Kau lupa tanggung jawab?"
"Aniyo oppa, ha---hanya saja....."
"Jangan banyak alasan! Aku muak melihat mu!" Taehyung kembali masuk ke dalam meninggalkan Shia masih berdiri di dekat pintu masuk. Otaknya masih mencoba merespon kejadian hari ini.
Melangkah perlahan menuju sofa mencari keberadaan kedua anaknya yang sedang di urus Jung ahjumma. "Eomma pulang... Mianhae eomma pulang terlambat. Kalian pasti haus?"
Meletakkan tasnya begitu saja di atas meja, Shia langsung jatuh bersimpuh di hadapan Jung ahjumma sampai-sampai Jung ahjumma kaget melihat nyonya nya dalam keadaan seperti itu.
"Nyonya! Ada apa denganmu?! Kenapa banyak darah?"
Shia mendongak menatap Jung ahjumma lalu tersenyum tipis, "aku tadi hampir kembali ke samping Tuhan. Tapi sekarang aku sudah baik-baik saja"
"Nyonya tidak baik-baik saja!"
Di dalam kamar Taehyung melamun menatap tangannya yang tadi dengan begitu keras menampar pipi Shia. Ia sebenarnya tidak berniat menampar shia, tapi entah kenapa tangannya bergerak begitu saja. Taehyung sulit mengontrol emosinya.
mendengar keributan di ruang tengah Taehyung penasaran dan langsung keluar dari kamar. Maniknya membelalak kaget melihat kondisi istrinya yang sudah lemah sedang mencoba bangun dari atas lantai untuk duduk di sofa. Taehyung baru menyadari jika istrinya sedang tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [M] || KTH
FanfictionMature [Complete] High rank: #1-taehyung(13 September 2021) #1-junghoseok(21 Desember 2021) "Pilihanku lah yang menentukan takdir ku" "Ini akan sangat menyenangkan jika hari-hariku, ku habiskan bersamamu..." Pertemuan yang tidak sengaja dan singkat...