CHAPTER 1

620 12 0
                                    

Toni Nataprawira seorang dokter ahli bedah umum yang cukup terkenal di kalangan surgeon di Malaysia. Karirnya begitu cemerlang, ia menjabat sebagai dewan dokter di sebuah rs terkemuka di kuala lumpur. Menjelang umurnya yang memasuki usia 40 tahun, ia harus rela kehilangan karirnya karena melawan seorang konglomerat kaya,yakni anak dari pemilik rs tempatnya bekerja yang mengakibatkan dirinya di skors dan di keluarkan dari dewan. Mantan dosennya di Jakarta, Dr.Reza Sugandi menghubunginya dan menawarkannya untuk menjadi calon kepala dokter bedah di sebuah rs terkemuka di Jakarta. Ia pun menjanjikan fasilitas akomodasi dan kenaikan jenjang karir bila kinerja toni bagus selama 2 tahun. Awalnya toni ragu menerimanya, kembali setelah 5 tahun ia meninggalkan Jakarta. Orangtuanya menyarankan agar toni menerima tawaran tersebut. menurut mereka itu sebuah langkah bagus untuk toni menghadapi traumanya.

Toni sampai di Jakarta. Tempat yang 5 tahun lalu menjadi rumah baginya. Ia keluar dari bandara,menghirup udara yang seakan menyesakan dadanya. Ingatan yang memilukan itu kembali lagi, dinginnya malam itu sama seperti saat ini,ketika ia harus menyaksikan istrinya pergi meninggalkannya selamanya. Toni menutup pintu taksi, ia memberitahu kepada supir alamat yang ditujunya. Dr.Reza sudah menyediakan sebuah apartement untuk tempat tinggal toni yang letaknya tak jauh dari rs. Lampu jalanan ibukota tampak terlalu gemerlap bagi toni. Ia menutup matanya, mencoba menghilangkan jejak memilukan itu di pikirannya. Setelah 1 jam perjalanan, ia sampai di sebuah bangunan mall yang terhubung dengan apartement. Dr.Reza sudah menunggu toni di depan lobby apartement. Ia menyambut toni dan memeluknya.

"bagaimana? Apakah Jakarta masih sama seperti yang dulu?" tanyanya. Toni memaksakan senyumya "yah,tidak pernah berubah,apalagi kemacetannya" Dr.Reza tertawa dan menepuk lengan toni. Mereka naik ke dalam lift, Dr.Reza menjelaskan tentang RS yang akan menjadi tempat kerja toni pada besok lusa,tugas-tugas toni dan akomodasi berupa sebuah mobil untuknya.

"ada seseorang yang akan menjadi competitor. Ia sangat berbakat,dia rekomen langsung dari Direktur rs. Kau akan menyukainya, dia sama seperti dirimu,keras kepala" Dr.Reza tersenyum, mereka sampai di lantai yang mereka tuju. Ruangan berukuran 48 meter persegi dengan 2 kamar tidur. Toni tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, tempat ini begitu kecil. Ketika masuk,sebelah kirinya terdapat dapur kecil dan sebelah kananya kamar mandi, jarak antara dapur dan kamar mandi hanya seluas pijakan toni berdiri sampai bagasi di sebelahnya. Di depannya ada ruang tv dan 2 kamar tidur yang letaknyapun terlalu dekat ke tembok. Ini salah,seharusnya ia mengambil tawaran Dokter Cho ke Malaka.

"sebenarnya, ini apartement operasional dari rs. Kalau kamu merasa kurang nyaman, kamu bisa mencari di agen property untuk menyewa sebuah rumah." Saran Dr.Reza

"tidak apa-apa sir,saya akan berusaha menyesuaikan diri."

"ah... kapan orangtuamu kembali?" tanyanya

"mungkin minggu depan,mereka akan langsung kembali ke Bandung." Dr.Reza menganggukan kepala,ia melihat toni seakan ingin mengatakan sesuatu tapi ia mengurungkannya

"istirahatlah,besok kamu bisa melihat-lihat daerah sekitar sini." Toni menganggukan kepalanya. Dr.Reza menyerahkan kunci apartement tersebut dan berjalan keluar meninggalkan toni.

Toni mengendari Honda Mobilio putih, mobil operasional yang Dr.Reza berikan padanya. Setelah mengikuti arahan peta di ponselnya menuju rs, jarak yang seharusnya bisa di tempuh selama 30 menit menjadi 45 menit karena kemacetan. Toni memasuki lobby rs yang terlihat besar,ia masuk ke dalam lift dan menuju ke ruangan Dr.Reza. Tepat pukul 8 pagi Dr.Reza membawa toni ke ruang dokter dan mengenalkannya pada dokter dan perawat bagian spesialis di sana saat meeting pagi. Seorang dokter wanita dengan 3 orang suster mengikuti di belakangnya masuk, mereka tampak tergesa-gesa tapi pemangdangan itu sepertiya lazim bagi para staff di sana. Dokter wanita itu berambut pendek,bertubuh kecil dan memakai kacamata tanpa bingkai. Seketika toni dengan gampang dapat mengenalinya, gadis cantik 3 tahun lalu yang di tangga darurat. Ia masih tetap cantik di tambah dengan jas putih & kacamata yang di kenakannya, menambah kesan seksi.

THE SUNFLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang