CHAPTER 3

498 9 0
                                    

Toni tidak bisa tidur , hasratnya membuatnya terjaga semalaman. Bayangan lembut payudara Lydia dan ciumannya yang bertubi-tubi seakan haus akan lidah toni, tak cukup hanya di lampiaskan di tangannya saja. SIAL!! Kutuknya dalam hati. Ia terjaga sampai jam 4 pagi dan memutuskan untuk berolahraga melupakan hasratnya. Sama halnya dengan toni, Lydia terjaga semalaman,ia tidak dapat menutup matanya,tubuhnya panas akan gairah. Ia sampai di rs pagi-pagi sekali,menuju ruangannya dan tak lama 2 orang perawatnya masuk ke dalam membawakan berkas pasien yang akan mereka kunjungi.

"neti tidak masuk?" Tanya Lydia sembari mengabsen perawatnya dengan lirikan matanya

"neti di pindahkan ke bagian bedah dok,seminggu kemarin dia membantu dokter toni." Jawab salah satu perawatnya. Lydia menganggukan kepalanya dan membaca sebuah berkas pasiennya

"sepertinya,neti menyukai dokter toni. Selama seminggu kemarin mereka selalu bersama" lanjut perawatnya, Lydia berhenti membaca berkas dan terdiam. Hatinya sedikit tergelitik, ingatan akan ciuman-ciuman panas toni tadi malam kembali menghampiri Lydia. Apakah ia seperti itu kepada semua wanita? Pikir Lydia dalam hati.

"sepertinya tugas kalian akan lebih banyak sampai neti kembali"senyum Lydia.

Mereka merapikan berkas dan bersiap untuk kunjungan pasien di pagi hari. Toni melihat Lydia dari pos perawat, ia datang bersama 2 orang perawatnya. Mereka berjalan melalui toni memasuki kamar pasien untuk kunjungan pagi. Toni melihat Lydia bersikap seakan tidak pernah terjadi sesuatu pada mereka. Lydia masuk ke pos perawat,memeriksa berkas pasien,mendiskusikan beberapa pasien yang akan ia rujuk pada toni, seakan kejadian panas di atas kursi pengemudi itu hanya khayalan toni saja.

Pintu lift hampir tertutup dan terbuka kembali,Lydia berdiri di depan lift dengan stetoskop di tangannya. Ia masuk ke dalam lift dimana toni berdiri di dalamnya,sendirian. Mereka terdiam tidak saling bicara,hawa kecanggungan berhembus di antara mereka

"apakah tidurmu nyenyak semalam?" Tanya Toni, Lydia menelan ludahnya dan hanya bisa menganggukan kepalanya.

"aku tidak bisa tidur semalaman,ia mengeras seperti batu." Kata toni. Lydia melihat ke arah toni yang memandangnya dengan tatapan tajam seakan dengan tatapannya itu ia sudah menelanjangi lydia. jantung Lydia berdebar cepat,lalu ia bergerak mundur.

"jangan menatapku seperti itu" kata Lydia,nafasnya menjadi berat ketika toni berjalan mendekatinya

"seperti apa?"

"kamu menatapku, dengan tatapan seolah melihatku telajang" Lift berhenti di lantai 5, seorang pasien dengan kursi roda masuk dengan 3 perawat. Lydia dan toni terpaksa mundur kebelakang. Ketika pintu tertutup tangan Lydia tak sengaja menyentuh bagian depan celana toni. Jantung toni bedegub kencang, hasratnya kembali timbul. Tertantang api cemburu karena teringat akan perkataan perawatnya tentang neti dan toni selama seminggu lalu,Lydiapun menyentuhnya. Ia menelusuri celana toni dengan jemarinya perlahan,hingga ia merasakan sesuatu bergerak menjadi keras yang membuatnya tersenyum puas. sebagian dari dirinya meyakinkan bahwa toni seperti ini pada semua wanita,tapi sebagian lain dari dirinya mengencang, lembab dan sensitive karena gairah.

Lift terbuka di lantai 1,semua pasien turun, Lydia menekan tombol turun ke lantai basement. Ketika lift bergerak turun, toni mendekatinya dengan mata penuh hasrat. Liftpun berhenti di lantai basement,Lydia menekan tombol hold yang membuat lift itu berhenti. Dalam hitungan detik bibir toni sudah berada di bibir Lydia, melumat mencium bibirnya. Ia bergerak cepat,bibirnya terasa kasar dan kering, tapi terasa lezat. Seluruh emosi dan energy kacau bergolak dalam diri Lydia seakan tidak tertahan lagi. Ia menjejalkan tangannya ke rambut toni yang lebat bergelombang dan halus, mencengkramnya erat-erat,menahanya sementara ia mengulum lidahnya.

THE SUNFLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang