Ciudad de Vida

1 1 0
                                    

Akhirnya mereka sampai juga ke dekat Cidad de Vida, kotanya sudah terlihat jelas, ,mereka sudah tidak perlu tunggu lebih lama lagi. Langit gelap, cahaya remang-remang kekuningan terpancar dari langit, Ciudad de Vida, kota yang bertumpuk-tumpuk.

"Cidad de Vida, kota dari mana ibuku berasal," kata Uisa menitihkan air mata bahagia, "teman-teman, selamat datang ke Cidad de Vida, kota perbatasan antara dunia roh dan dunia manusia. Aku ga sabar untuk ketemu sama Tatara tatara tatarabuela, huwaa, udah lama ga ketemuuu"

Rumah yang tertumpuk-tumpuk menjulang tinggi ke angkasa, bulan bersinar terus ke atas kota itu, Ciudad de Vida, "kota orang hidup", kebalikan dari namanya, populasinya banyak yang adalah hantu, kota yang bahagia ini, adalah kota terkutuk, dimana yang mati di situ, bisa bertahan selama mungkin di kota itu, sampai mereka bosan, dan memilih untuk pergi kepada kekekalan. Musik bisa terdengar jauh, setiap malam, di pusat kota, banyak orang-orang menari-nari dan bernyanyi-nyanyi, apalagi dua hari lagi adalah hari Esdemor hari raya untuk keluarga yang hantunya tidak terjebak di CdV dan pergi kepada kekekalan mereka.

Nancy, Uisa, dan Blaide sudah sampai kepada kaki kota, jalanan terlihat sepi, beberapa orang ada di rumah, tetapi banyak juga yang berada di tengah kota. Wewangian berada di seluruh jalan, wangi-wangi yang sangat lembut, roh-roh berjalan, roh-roh itu berwarna warna-warni.

"Ui, maaf, kenapa kamu gak bilang ini kota hantu?" tanya Blaide sambil terlihat takut, Uisa yang sadar kalau Blaide takut, tertawa, "HAHA, emangnya knapa Blaide? kamu takut?"

"ee.. enggak, ku gak takut sama sekali"
"beneren? baguslah."
"rumah nenekmu dimana? kita ke sana aja sekarang"
"aaahh, rumah nenekku ada di dekat pusat kota, tapi pasti di sana banyak Fantasma, atau, para hantu. HAHAH"

Blaide mencoba untuk memberanikan dirinya. Di belakang mereka berdua, Nancy bergerak mengikuti sambil bingung, bukan karena masalah pengejaran, tetapi tentang para Fantasma, dalam hatinya ia bertanya, "mengapa hantu-hantu itu berwarna-warni?"

Naik ke atas terus, suara nyanyian semakin kencang, penduduk pun sudah mulai terlihat padatnya, dan saat mereka sampai ke rumah, Nancy dan Blaide terkejut, karena, ketimbang masuk ke dalam rumah, atau rumah sakit, mereka malah masuk ke dalam butik, Nancy bertanya lagi dalam hatinya, "apakah Uisa salah rumah? atau rumah neneknya sudah berubah? masakan keluarga Uisa adalah seorang penjual baju, tetapi Uisa sangat buruk dalam memilih style pakaiannya?"

/tok tok tok

"¿Hola, hay alguien en casa? ¿Tiaa? ¿Abuela? ¿Sofia?"

"¿quién está ahí?" suara lembut terdengar dari dalam membalas Uisa

"Sofia, soy yo tu prima, Uisa" jawab Uisa

pintu langsung terbuka dengan cepat, dari dalam terdengar suara Sofia berteriak, "MAMA MAMA UISA ADA DISINI !!"

Sofia membuka pintu, dan langsung memeluk Uisa dengan cepat, "UISAA, AKU KANGEN BANGET, UDAH LAMA KAMU GA PULANG LAGI, UDAH ADA 10 GA SIH? TERAKHIR KITA KETEMU KAMU MASIH KECIL BGT, sekarang sih masih, tapi kamu adalah tumbuh dikit."

Sofia adalah sepupu Uisa, 2 tahun lebih muda, tetapi jauh lebih tinggi dari Uisa. Uisa mewarnai rambutnya, dari hitam dengan gradasi ungu di ujung rambutnya, rambutnya bergelombang di bawah, dan lurus di atas, kulitnya coklat manis, dan senyumannya terlihat begitu tulus. Dia adalah primadona di seluruh CdV, dan tidak ada satu orang pun yang tidak mengenal Sofia, perempuan cantik dari keturunan Le Fea.

Tia Maria pun keluar dan menyambut Uisa dengan riang, tidak lupa, Tatara tatara tatarabuelanya, yang adalah seorang Fantasma, menyambut. Blaide merinding, dan Nancy masih bertanya, kenapa warna sang abuela biru, sementara hantu-hantu yang lain adalah hijau dan merah dan kuning.

"huwaa, udah lama aku ga ke sini, ke kampung mama, Cidad de Vida" kata Uisa

"Ciudad de Vida Ui" kata Tia Maria, "pasti ayahmu yang terus bilang tempat ini adalah Cidad de Vida, ITU SALAH, di mana ayah mu? bisa-bisanya dia mengajarkan yang salah pada anaknya. Dari dulu benar-benar buruk dalam belajar bahasa"

tapi tidak ada suara yang menjawab di mana ayah dari Uisa, melainkan semuanya hanya merunduk, Tia Maria yang tidak peka dengan hal itu mengajak semuanya masuk. Makan malam disediakan, Tiago dan Pastel mendapatkan makanan mereka masing-masing. Malamnya tiba, Uisa menceritakan semuanya, termaksud juga tentang Nancy, dan juga liontin di dekat sungai itu. Tia Maria tau tentang keberadaan Nancy yang harus dijaga dan kehidupan anak-anak malang ini. Tia Maria membuat mereka untuk tinggal di situ sampai seterusnya, seumur hidup mereka, lagi pula CdV adalah tempat yang aman, tidak ada orang lain yang cukup berani untuk masuk ke kota berhantu itu. Dan kalaupun ada, mereka pasti adalah orang yang berada dari keturunan berdarah Espire. Para hantu sangat senang merasuki orang luar. tapi kenapa Blaide Nancy tidak dirasuki, itu karena mereka berjalan bersama Uisa.

Tia Maria mengubah warna rambut Nancy menjadi hitam, karena keturunan Necromancer iconic dengan rambutnya yang putih mencolok dan warna mata hijaunya. dan karena itu, Tia Maria mengubah warna rambut Nancy.

2 hari berlalu, dan sekarang adalah waktunya Esdemor, saat mengheningkan cipta untuk mereka yang keluar dari CdV dan yang rohnya pergi ke kekekalan mereka. masing-masing keluarga membahas tentang mereka yang keluar, dan berandai-andai hidup mereka sekarang, mereka juga mengheningkan cipta untuk mereka yang sudah mati, salah satunya adalah ibu dari Uisa. dan juga para Fantasma yang sudah memilih untuk pergi ke kekekalan.

Martha Sanchez, anak pertama dari Julio Sanchez, ibu dari Gogo dan Uisa, istri dari Farma. seorang tabib, mati karena penyakit. pergi dari tempat tinggalnya, untuk membantu banyak orang. seorang yang ramah dan pengertian. engkau akan kami ingat, dan kami, akan bersama-sama dengan mu nanti, di kekekalan.

Hari itu pun berlalu, Blaide membantu kerja dengan menjadi petani untuk dijual dan dimakan, keluarga Uisa mempunyai tanah yang cukup untuk bertani, Nancy membantu di toko dan tempat pangkas rambut milik Tia Maria, dan Uisa, membantu tabib di kota itu.

dan mereka pun hidup, dengan nyaman dan aman di sana.

dan semuanya berubah, saat gempa dahsyat terjadi.

Things We Won't UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang