Jake membawa Ni-Ki bersama dengan Sunoo dan Jungwon ke tempat yang tempo hari Kai bilang bisa mereka datangi untuk menitip anak. Awalnya Heeseung ragu tapi dia meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Jake membawa Ni-Ki di gendongan nya dengan disampingnya the twins berjalan sambil bergandengan tangan. Di punggungnya sudah ada tas ransel yang berisi barang-barang kebutuhan adik-adiknya seharian. Berhubung Jake dan 2 kembarannya yang lain saat ini tidak bersekolah atau mengandalkan menuntut ilmu menggunakan handphone atau laptop, mereka bertiga yang secara bergantian mengasuh maknae line. Jake sedang mencari pekerjaan yang cocok dan sudah memikirkan tawaran Kai. Dia memutuskan untuk mencoba.
Sepanjang jalan Jake dan adik-adiknya dipandangi warga sekitar dengan berbagai reaksi. Ada yang memandang heran, ada yang awalnya memusatkan perhatian lalu langsung cuek, dan sebagainya.
Sesampainya di tempat penitipan anak ternyata sudah cukup ramai. Banyak anak-anak kecil yang sudah ada di sana. Ada yang sudah bermain di dalam ruangan, ada yang berpamitan dengan orang tua yang hendak bekerja, dan ada yang sekedar berbincang dengan teman sebayanya.
Sunoo dan Jungwon langsung berlari bersamaan dan tanpa malu atau ragu, bergabung bersama anak-anak yang sedang bermain puzzle.
Sementara Jake masih baru masuk ke rumah penitipan. Disana dia langsung bertemu Kai dan Taehyun juga sedang membantu ibu pengurus utama penitipan anak.
"Permisi.."
Ujarnya pelan.Jake menurunkan Ni-Ki yang memberontak di gendongan nya dan membiarkan bayi yang baru bisa berjalan itu berjalan sesukanya, bergabung dengan Sunoo dan Jungwon yang sibuk menyusun puzzle bersama anak lainnnya.
"Kamu sudah datang? Bagaiman menurut mu?"
Tanya Kai.Jake memperhatikan sekitar. Menurutnya ini sudah cukup baik. Bukan hanya sebagai tempat penitipan tapi lebih Playground.
"Bagus juga."
"Bagaimana? Kau menerima tawaran ku?"
Jake menoleh pada Kai yang tersenyum manis padanya. Pemuda ini memiliki skill untuk menarik perhatian orang dengan begitu mudahnya.
Jake mengangguk ragu awalnya tapi saat melihat adik-adiknya bermain dengan ceria, dia mengangguk mantap.
"Jadi aku harus bagaimana?"
"Ya kau hanya perlu mengawasi mereka. Menenangkan bila ada yang menangis atau berkelah. Kau tenang saja. Kau pasti akan dibantu oleh ibu pengurus dan juga ada beberapa gadis desa yang bekerja juga di sini."
Dan benar saja. Saat Jake mengalihkan pandangannya kembali ke seluruh ruangan, dia mendapati sekitar 3 orang gadis desa yang berpenampilan lugu yang sedang menemani anak-anak bermain. Kalau dihitung-hitung, ada sekitar 20 anak di dalam ruangan itu.
Saat Jake menolehkan kepalanya ke belakang, gadis-gadis desa itu seketika menunduk. Mungkin mereka tersipu?
Jangankan di desa. Paras tampan Jake sudah diakui saat dia tinggal di kota. Akan menjadi most wanted di sekolah. Ah, Jake jadi berpikir, pasti teman-temannya saat di sekolah dulu heran dengan dia dan saudara-saudaranya yang tiba-tiba putus sekolah bahkan tidak banyak yang tahu keberadaan mereka ada di mana sekarang.
Ngomong-ngomong, Jake juga kurang paham dengan desa yang sekarang mereka tinggali. Desa ini seperti memiliki keunikan di dalamnya. Dia mengatakan itu bukan tanpa dasar. Dia sudah memperhatikannya beberapa kali. Mulai dari pemuda-pemuda nya yang kadang berbicara ngawur, bahasanya sulit dimengerti, dan terkesan menyembunyikan sesuatu tanpa mau memberitahu.
Jake sebenarnya tidak perlu berpikir panjang tentang itu. Tapi tidak tahu kenapa dia juga cukup penasaran.
Apa lagi, perkataan Kai tempo hari teringat kembali di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Brothers With Baby (✓)
Fanfic"Bayi itu adik kami. Kesayangan kami. Tak peduli dia asalnya dari mana, anak siapa, atau dititipkan karena alaasan apa. Yang jelas kami akan selalu melindungi dan menyayangi dia dengan sepenuh hati kami." - The Brothers.