Wilson duduk tepat di seberang Willa. Keduanya bergeming selama beberapa detik. Terasa canggung bagi mereka. Terakhir kali Wilson duduk di sofa ini karena dia ingin mengajak Willa jalan suatu wahana bersama. Namun, sayangnya Willa bukanlah perempuan yang suka diajak jalan, cukup duduk bersama, baca buku, dan makan camilan, itu baru dianggapnya sebagai liburan.
Setelah hari itu, Wilson tiba-tiba datang ke rumah dengan pernyataan yang tidak jelas. Wilson menembak Willa tanpa dosa, tanpa pertanda, dan terlalu terburu-buru. Bahkan, memberikan pernyataan basa-basi agar Willa tak kaget, juga tak ada.
Gas saja.
"Kok jadi canggung, sih? Biasanya di sekolah enggak." Willa bersuara.
Yang diajak bicara mengernyit. "Lo duluan yang bikin suasana jadi canggung."
"Loh? Kan, lo yang dateng ke sini, bawa dua novel. Berarti lo yang mancing kita buat canggung." Willa menghela napas kasar. "Oke... kita bernapas dulu. Biar gue yang tanya. Mau lo apa, sih, Wil?"
Wilson menggeleng. "Nggak ada. Mau kasih novel aja."
"Udah?"
"Iya."
"Terakhir kali lo ke rumah gue bawa cemilan, itu pun cuma dari pintu." Willa mulai mengilas balik memori. "Oh ya, gue hampir lupa nggak beradab. Makasih banyak Wil. Lo emang baik banget ke gue. Semoga aja tujuan lo baik ke gue ini nggak sebatas cuma masih ada rasa aja."
Wilson bergeming.
"Gini aja deh, kita bahas lagi aja apa yang terjadi di akhir-akhir ini," ajak Willa.
Sebenarnya, ketika mengatakan kalimat mematikan itu, Willa nyaris saja menunjukkan gestur gugupnya. Seperti mengigit bibir karena takut salah bicara, mencengkeram celana panjangnya karena geregetan dengan Wilson, atau pergi berlari saja dari Wilson seusai bersuara karena saking malunya.
Dia amat menunggu respons lelaki dengan jawline yang terlihat jelas itu. Sejauh Willa mengamati, benar kata orang-orang. Wilson memang tampan, berkharisma, dan gesit. Benar-benar vibes ketua OSIS.
Yang jadi pertanyaannya sekarang, mengapa hampir semua ketua OSIS itu memiliki pesona fisik? Willa mau jingkrak-jingkrak sekarang. Wilson tak kunjung merespons dan malah menggantikannya dengan tatapan serius.
"Kita, kan, udah balik jadi temen Will. Jadi buat apa bahas itu lagi?" Wilson akhirnya membalas.
Bohong.
Wilson bohong!
Jika mereka benar-benar kembali berteman, mengapa kalimat yang diucapkannya terasa begitu lama disaring di otak?
Willa menggeretakkan gigi. Bocah ketos seperti Wilson rupanya pandai menyembunyikan rasa.
Gas saja.
Ya, Willa akan gas saja.
Tanpa merespons kalimat sebelumnya, Willa kontan bertanya. "Lo pernah nyesel confess ke gue nggak, sih, Wil?"
"Hm?" Wilson menahan senyum. "Sebenernya iya, tapi yah... lebih baik nyesel karena udah mencoba daripada nyesel gara-gara nggak pernah mencoba. Gue cuma perlu mengendalikan apa yang bisa gue kendalikan. Hal-hal di luar kendali gue, ya berarti emang udah begitu. Nggak bisa gue paksain harus sesuai kemauan. Jadi, sekarang, gue kendaliin diri gue aja," jelasnya.
"Lanjutin pokoknya. Udah bagus, tuh, lo jelasin."
"Nanti lo ngerasa cringe."
"Gas aja, Wilson!"
Wilson berdecak. "Jadi... sekarang gue usaha kendaliin apa yang bisa gue kendaliin. Contoh, sikap gue ke lo. Gimana caranya supaya lo nggak risi pas sama gue, gimana caranya gue bersikap biasa aja ke lo supaya hubungan kita kembali nggak canggung kayak dulu, gimana caranya supaya dari kejadian ini gue dapet suatu pelajaran."
Mendengar itu Willa manggut-manggut. "Oke, gue paham. Dengan lo bilang yang sebenernya, jadi gue juga ikut merasa baik-baik aja."
"Oh ya, gue udah mulai ngerasain kesenengan pas baca buku rekomendasi lo. Habis baca novel Pacarku Wanita Kuyang, gue beneran nggak berani ke WC," balas Wilson mengalihkan topik sambil tertawa.
Dan mereka pun terhayut dalam perbincangan seru tanpa ada rasa canggung lagi.
Namun, bagi Willa, itu tetap bahaya.
= Because I'm Fake Nerd! =
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm a Fake Nerd!
Подростковая литератураWillana Miranika, si gadis halu yang suka baca buku. Minimal, sehari dia bisa membaca tiga buku sampai selesai. Kerjaannya halu dan selalu bilang, "Seandainya begini, seandainya begitu." Wilson Mardagasa wakil ketua OSIS yang sebentar lagi akan dica...