07|| Curious

15 3 4
                                    

"Maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf."

Felix menunduk, ia tak berani menatap gadis dihadapannya. Ia meremat ujung Hoodie nya sendiri, merasa sangat bersalah. Ia merasa menjadi pengkhianat sekarang, apa gadis didepannya akan memaafkannya?

Tak dia sangka, gadis itu malah duduk di sebelahnya. Tubuh kecilnya memeluk tubuhnya yang lebih besar dan kekar, Felix tersenyum lalu ia membalas pelukan adik sepupunya itu.

"Tidak apa-apa, tak perlu meminta maaf. Itu bukanlah rahasia besar sehingga harus ditutup rapat dari semua orang." Ucapnya.

Felix menggeleng pelan. "Tapi tetap saja, aku tak pantas membocorkannya begitu saja. Kau bisa hukum aku, robek mulutku atau bahkan membunuhku saat ini juga. Aku siap."

Seola melepas pelukannya, ia tersenyum pada Felix. "Yak! Tidak semua kesalahan harus mendapat hukuman, tak perlu takut. Sesalah apapun kau, aku tak akan bisa menggunakan kedua tangan dan kekuasaan ku untuk membunuhmu. Percayalah."

"Kau memang adik terbaikku." Ucap Felix seraya mengecup pipi adiknya itu.

Seola mengangguk. "Tentu saja! Bedebah itu bahkan tak berani menyentuhmu kembali hanya karena satu pukulanku kan? Itu membuktikan bahwa aku yang terbaik disini... Bukan seperti Seoya, hanya berdiam diri di depan layar sepanjang hari! Mau jadi apa dia?! Semoga tubuhnya kaku saat berdiri!" Seola menggerutu di kalimat terakhir.

Hal itu membuat Felix gemas dan segera menyumpal mulut Seola dengan brownies yang sebelumnya ia buat, membuat gadis itu memukulnya. Tak keras, tapi bisa membuat tulang lengannya ngilu hingga beberapa hari.

"Yak! Aku mendengarmu adik kecil! Tutup mulutmu dan urus semua senjatamu sialan! Robotku tidak bisa terus-terusan membersihkan kekacauan yang telah kau dan kesayanganmu itu buat!" Seru seseorang yang berada di ambang pintu kamar Felix, membuat Felix tertawa.

"Memangnya apa yang dia lakukan?"

Alis wanita itu menukik tajam pada Seola yang sekarang terkikik geli. "Adik sepupumu itu telah memporak porandakan rumah ini! Memang bukan kemarin, tapi aku baru melihatnya sekarang. Jadi aku harus menegurnya. Yak! Apa yang terjadi padamu eoh?! Sudah cukup ruangan Basement yang bau karenamu, jangan sampai seisi rumah ini kau penuhi juga dengan bangkai manusia!"

Seola menghendikkan bahunya. "Seseorang menolak tawaranku, aku tak bisa membunuhnya. Jadi aku mencari mangsa lain untuk melampiaskan kekesalanku, aku tidak salah kan?"

"Bodoh." Ucap Felix disertai dengusan. Seola langsung melengkungkan bibirnya. "Yak! Aku pintar tahu!"

Seoya memutar bola matanya malas. "Jangan pernah menaruh senjatamu sembarangan ketika selesai digunakan, Doyoung Oppa akan marah. Apalagi Jungwoo Oppa, dia sangat tidak suka sesuatu yang berantakan."

"Apa peduliku?" Tanya Viell, Felix dapat melihat perubahan dari garis wajah sepupunya itu.

Seoya menghela nafas. "Seola-ya, mereka berdua Oppa kita."

My Blood and Direction || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang