Lisa POV
Ayah Jennie menyeretku masuk dan membiarkanku duduk di dapur makan mereka. Rumah mereka tidak besar sama sekali, mereka memiliki lantai dua tetapi aku tidak berpikir itu membuat rumah mereka besar. Saat memasuki pintu utama, yang pertama akan kau lihat yaitu ruang tamu kecil dan di belakangnya adalah dapur mereka, tidak ada sekat yang memisahkannya, lalu di sudut rumah mereka ada tangga kayu.
Ini sangat sederhana dan aku menyukainya, tinggal di rumah kecil dengan orang yang kau sayangi. Aku dapat melihat bahwa orang tua Jennie sangat menyayanginya.
"Jadi kau mau kopi atau jus apa?" Tanya Ibu Jennie yang membuatku kembali sadar.
"A-Ah tidak-" Aku disela oleh Jennie.
"Dia harus pergi, Eomma. Benar kan, Lisa?" Dia menatapku dan mengangkat satu alisnya menungguku untuk menjawab. Dia benar-benar tidak menyukaiku, aku bersumpah. Dia sangat membenciku.
"Tidak. Aku bisa tinggal di sini sebentar" aku menunjukkan seringaiku yang membuat wajahnya memerah karena marah.
"Jennie, kamu harus menemani Leo dan kami akan menjaganya.. dia tamuku, oke?" Ayahnya menyela, aku menjulurkan lidah dan dia mencubit pinggangku yang membuatku berdiri, fuck.
"A-aw-" dia menutup mulutku sangat rapat, Orang tuanya sibuk menyiapkan makanan untukku sehingga mereka tidak memperhatikan apa yang dilakukan putri mereka, dia sangat jahat!
Aku mendorong tangannya dengan agresif dan aku melotot pada tindakannya itu. Dia menjulurkan lidahnya kali ini dan pergi menuju ruang tamu mereka dan duduk di sofa. Mataku mengikuti setiap langkah yang dia ambil, hampir membunuhnya dengan mataku sendiri.
"Ini jusnya.." Ibunya menawarkan, aku sebenarnya tidak minum jus karena kami selalu minum teh, air atau anggur untuk kesehatan.
"A-ah terima kasih" aku mengambil gelas dan menyesapnya, itu jus jeruk segar.
"Jadi kau berasal dari mana? Apakah kakimu sudah baik-baik saja?" Ayah Jennie bertanya padaku. Dia mengambil lenganku dan mengamatinya, Syukurlah dokter kami cukup baik sehingga dia merawat lenganku dengan baik.
"Aku baik-baik saja.." kataku malu-malu. Mereka mengambil tempat duduk di depanku.
"Dari mana asalmu? Dan namamu?" Ayahnya bertanya.
Aku baru akan menjawab ketika tiba-tiba Jennie menyela. "Dia Lisa Kim, katanya dan dia entah berasal dari mana" aku menatapnya dan dia menekan remote televisi mereka.
"Kita memiliki nama keluarga yang sama! Tapi dari mana asalmu?" Ayahnya bertanya.
"Aku dari Daegu.." Gumamku, Istana kami terletak di Daegu. Aku tidak berpikir mereka akan tahu tentang identitas asliku karena ada banyak orang yang tinggal di sana duuuh. Hanya saja kami jauh dari penduduk lain.
"Oh Daegu! Kami pernah tinggal di sana selama hampir lima tahun dan kemudian kami pindah ke sini.. tempat itu benar-benar indah" kata ibunya.
"Ya, benar, Maam..." aku menggaruk tengkukku karena aku tidak tahu siapa namanya.
"Panggil aku auntie Jessie dan panggil suamiku, uncle Dave" dia memperkenalkan diri. "Jangan malu-malu, kau teman Jennie jadi kau bebas berkunjung ke sini" tambahnya.
"Eomma!" Dia bangkit dari sofa dan pergi ke arah kami. Aku tidak tahu tapi aku melihat bagaimana dia mengamuk dalam api, dia menakutkan. "Dia bukan temanku" desisnya.
"Yah itu kejam. Aku pikir kau sudah menjadi temanku" aku cemberut dan berakting seolah-olah aku terluka. Dia mengerutkan alisnya dan menatapku.
"Jangan bertingkah seperti-" dia tidak menyelesaikan kata-katanya ketika ayahnya menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Kingdom - JENLISA (ID) GxG ✔
Fanfiction"Aku menunggu satu dekade hanya untuk melihatmu" Sebuah foto yang akan aku hargai sampai nafas terakhirku. (ADAPTASI FANFIKSI JENLISA) Cerita ini merupakan terjemahan atau versi Bahasa Indonesia dari "You are My Kingdom" yang ditulis oleh @Mandulim...